Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek di lepas pantai timur wilayahnya menuju ke arah laut pada Senin (2/3/2020).
Oleh
·3 menit baca
SEOUL, SENIN —Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek di lepas pantai timur wilayahnya menuju ke arah laut pada Senin (2/3/2020). Hal itu menyentak dan membuat marah Pemerintah Korea Selatan yang tengah fokus pada upaya penanggulangan dampak wabah Covid-19. Seoul pun memprotes keras tindakan Pyongyang itu.
Otoritas militer Korsel menyatakan, Pyongyang tengah melanjutkan pengujian kapasitas dan kemampuan rudalnya. Peluncuran itu adalah uji coba pertama pada tahun ini setelah tiga bulan lalu ketika Korut melakukan tindakan serupa. Saat itu, pada 28 November 2019, Korut menembakkan apa yang disebutnya sebagai ”peluncur roket superbesar”.
Rudal-rudal itu dideteksi telah diluncurkan dari kota pesisir timur Wonsan. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan, rudal-rudal itu berhasil terbang sejauh 240 kilometer dan mencapai ketinggian 35 kilometer. Di waktu-waktu sebelumnya, pihak Korut dideteksi telah meluncurkan rudal-rudalnya dari lokasi yang sama.
Lebih jauh, menurut JCS, langkah terbaru Korut itu adalah langkah lanjutan sebagai bagian dari uji coba atau kegiatan latihan tembak. Sebelumnya, aktivitas persiapan uji coba rudal disupervisi dan dilihat langsung oleh Pemimpin Korut Kim Jong Un. Supervisi itu dilakukan pada Jumat (28/2) pekan lalu. Aktivitas itu—termasuk uji coba rudal—membuat JCS waspada dan terus memantau setiap perkembangan terbaru, termasuk kemungkinan peluncuran tambahan.
Protes keras
Kantor Kepresidenan Korsel mengatakan, Penasihat Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong langsung mengadakan konferensi video darurat dengan para menteri. Seoul menyatakan protes dan keprihatinan atas tindakan Pyongyang. ”Para menteri menyatakan keprihatinan kuat atas dimulainya kembali peluncuran rudal jarak pendek Korut dalam tiga bulan terakhir,” demikian dinyatakan Gedung Biru melalui pernyataan resmi. ”Tindakan itu tidak membantu upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan untuk itu kami mendesak Korut menghentikannya.”
Kim Dong-yub, seorang analis dari lembaga Institut Korea untuk Studi Timur Jauh, menduga Pyongyang tengah menguji coba rudal terbaru. Rudal itu bersistem bahan bakar padat. Kemungkinan lain, rudal kali ini adalah bagian dari pengembangan rudal berpeluncur ganda yang mampu mencapai Korsel dan Jepang.
Kim Dong-yub, mantan perwira Angkatan Laut Korsel yang mengajar di Universitas Kyungnam, Seoul, itu, mengatakan, uji coba tersebut kemungkinan adalah sarana untuk memamerkan kemampuan bela diri Korut. Hal itu ditujukan bagi warga Korut, terutama untuk menopang kampanye program-program unggulan yang digagas Kim, yaitu pembangunan ekonomi sambil meningkatkan moral di bidang kemiliteran.
Sebagaimana diketahui, Korsel dan AS—tanpa batas waktu—memutuskan untuk menunda latihan militer bersama. Penundaan itu disebabkan merebaknya wabah Covid-19 di Korsel. Apalagi, Covid-19 telah menginfeksi tentara dari kedua negara.
Seoul pada awal pekan ini melaporkan 476 kasus baru, menjadikan jumlah total kasus Covid-19 di Korsel mencapai 4.212 kasus. Korut pekan lalu juga menggelar kegiatan khusus terkait penanganan Covid-19. Kim diberitakan menjelaskan langkah-langkah antisipasi sekaligus penanganan atas wabah itu bagi warga Korut. (AP/AFP/BEN)