Terbatasnya akses pada sarana dan prasarana kesehatan, warga Mogadishu, Somalia, mengandalkan metode pengobatan tradisional untuk menyembuhkan persoalan psikis.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
Terbatasnya tenaga psikiater di Mogadishu, Somalia, memaksa warga yang memiliki keluhan mental dan kejiwaan ”lari” ke metode tradisional. Di kota itu, para dukun menggunakan metode unik untuk melayani pasien yang memiliki persoalan psikis, yaitu dengan memanfaatkan geraman hiena atau dubuk yang dikerangkeng.
Di sebuah gubuk di kota itu, seorang yang memiliki persoalan pasca-perceraian duduk tak jauh dari seekor hiena yang dikurung dalam sebuah kandang. Ia memercayai, geraman binatang buas itu akan menakut-nakuti roh-roh jahat yang terus mengganggunya sejak ia bercerai.
Sebagaimana diberitakan Reuters, Senin (2/3/2020), metode tradisional itu berakar pada kepercayaan bahwa hiena dapat melahap ”jin” atau arwah yang diyakini menjadi penyebab depresi dan penyakit mental.
Seorang warga yang menekuni metode itu—dia dikenal dengan nama Dr Hyena—mengatakan, ia menekuni metode itu setelah saudara perempuannya dirawat oleh tabib tradisional. ”Ini mengilhami saya untuk mencari hiena agar menyembuhkan orang-orang,” kata Dr Hyena.
Ia lalu membeli seekor anak hiena seharga 1.200 dollar AS dan mendirikan gubuk pengobatan dengan tarif 10 dollar AS per orang, tergolong mahal untuk kota di mana gaji seorang prajurit hanya 100 dollar AS per bulan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, di negara yang lama didera perang saudara itu hanya ada tiga psikiater terlatih. Karena tidak tersedia terapi konvensional, banyak warga beralih ke tabib tradisional. Metode dengan geraman hiena itu, menurut ahli bedah saraf di Rumah Sakit Erdogan di Mogadishu, Dr Nur Abdullah Karshe, tidak membantu sama sekali. Namun, apa daya, warga tidak memiliki pilihan.
Meskipun seorang para medis lokal, Abdirahman Ali Awale, mengatakan telah mendorong warga agar memprioritaskan perawatan klinis, praktik tradisional tetap marak.
Kembali ke gubuk yang menjadi tempat praktik Dr Hyena, si pasien dan keluarganya mengatakan, mereka tidak memiliki banyak pilihan karena kurangnya alternatif. Seorang pasien lain, Fatuma Ahmed, mengatakan, ia membawa anak perempuannya yang berusia 13 tahun setelah menyerah dengan metode pengobatan lainnya.
”Saya membawanya ke setiap rumah sakit di Mogadishu tetapi menyia-nyiakan uang saya. Saya tidak punya harapan,” kata Ahmed kepada Reuters.
Sementara itu, dalam proses ”pengobatannya”, pasien dengan keluhan gangguan pasca-perceraian masih tampak lunglai dan lesu. Melihat itu, Dr Hyena menghentikan sesi setelah beberapa menit.
Ia mengatakan, hiena yang dimilikinya belum berhasil mendeteksi roh-roh. Menurut dia, kondisi seperti itu tidak disebabkan oleh jin. Lebih lanjut ia mengatakan, si pasien harus kembali lagi setidaknya sebanyak tiga kali untuk memastikan penyakit dan penyebabnya…. (Reuters)