Papua Siapkan Tiga Rumah Sakit Rujukan Tangani Korona
›
Papua Siapkan Tiga Rumah Sakit...
Iklan
Papua Siapkan Tiga Rumah Sakit Rujukan Tangani Korona
Tiga rumah sakit di Provinsi Papua ditetapkan sebagai tempat rujukan penanganan pasien yang positif korona jenis baru atau Covid-19. Tiga rumah sakit ini berada di Kota Jayapura, Merauke, dan Nabire.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan telah menetapkan tiga rumah sakit rujukan di Provinsi Papua untuk penanganan pasien yang positif korona jenis baru atau Covid-19. Tiga rumah sakit ini berada di Kota Jayapura, Merauke, dan Nabire.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Aaron Rumainum di Jayapura, Selasa (3/3/2020), mengatakan, pengelola Rumah Sakit Dok II Jayapura, Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, dan Rumah Sakit Daerah Merauke telah menyiapkan ruang isolasi.
Rumah Sakit Dok II Jayapura dapat menampung pasien dari daerah terdekat di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Sarmi, dan Keerom. Adapun RSUD Nabire dapat digunakan pasien tak hanya di Nabire, tetapi juga Paniai, Intan Jaya, Dogiyai, Deiyai, dan Intan Jaya.
RSUD Merauke untuk menampung pasien yang menderita korona dari Merauke, Mappi, Boven Digoel, dan Asmat. Hanya ada tiga daerah di Papua yang belum memiliki rumah sakit rujukan, yakni Biak Numfor, Jayawijaya, dan Mimika.
Aaron menyatakan, seluruh tenaga kesehatan telah bersiaga di bandara dan pelabuhan untuk memeriksa kesehatan warga yang baru tiba di Papua. ”Kami juga telah menggelar pertemuan dengan berbagai instansi, seperti pihak imigrasi, terkait untuk persiapan menghadapi korona di Papua sejak bulan lalu,” katanya.
Ia mengakui, alat pelindung untuk tenaga medis dalam penanganan korona di tiga rumah sakit masih cukup minim. Di Rumah Sakit Dok II Jayapura, misalnya hanya terdapat 20 alat pelindung diri, sedangkan di RSUD Nabire sebanyak 10 unit, dan RSUD Merauke 10 unit.
”Kami berharap pemda setempat dapat menyiapkan anggaran pengadaan alat pelindung diri untuk tenaga medis. Kementerian Kesehatan juga telah meminta daftar kebutuhan seluruh rumah sakit rujukan dalam penanganan korona,” tutur Aaron.
Alat pelindung untuk tenaga medis dalam penanganan korona di tiga rumah sakit masih cukup minim.
Ia menambahkan, diperlukan pengadaan anggaran untuk pencegahan korona terutama menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XX di Papua pada Oktober mendatang. Hal ini untuk melindungi warga setempat dan seluruh peserta kegiatan PON di Papua.
”Diperlukan persiapan yang memadai untuk pencegahan korona di daerah penyelenggara PON, yakni Jayapura, Mimika, dan Merauke,” katanya.
Kepala Administrator Pos Lintas Batas Negara Skouw Yan Z Numberi mengatakan, aktivitas perekonomian di perbatasan Indonesia dan Papua Niugini lumpuh total selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan penutupan perbatasan sebagai langkah antisipasi pencegahan korona di dua wilayah tersebut.
”Aktivitas di Pasar Skouw yang sering dipadati warga dari Papua Niugini ini telah terhenti sejak 1 Februari lalu. Padahal, perputaran uang di tempat itu dapat mencapai hingga di atas Rp 100 juta per bulan,” kata Yan.