Indeks Harga Saham Gabungan berbalik arah. Menutup perdagangan Selasa (3/3/2020), IHSG menguat 2,94 persen.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indeks pasar modal di dalam negeri mengakhiri fase koreksi setelah melemah lebih dari sepekan. Harapan perihal tren pelonggaran moneter global menghentikan hasrat investor untuk melepas kepemilikan saham di pasar domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri fase koreksi setelah melemah lebih dari sepekan. Pada penutupan perdagangan Selasa (3/3/2020), IHSG menguat 157,38 poin atau 2,94 persen ke kisaran 5.518,63.
Sepanjang perdagangan hari Selasa ini, investor asing masih membukukan aksi jual bersih Rp 241,3 miliar. Sejak awal Januari hingga perdagangan hari Selasa, investor asing mencatatkan penjualan bersih kumulatif Rp 5,25 triliun.
Analis Indopremier Sekuritas, Mino, mengatakan, sentimen positif bagi indeks hari Selasa ini adalah ekspektasi pelonggaran moneter global. Pelaku pasar memproyeksi bank sentral Amerika Serikat, The Fed, akan memangkas suku bunga acuannya untuk menangkal dampak negatif penyebaran Covid-19.
”The Fed sebelum ini bersikap keras kepada para eksportir sehingga AS mengalami kerugian kompetitif. Hal ini membuat pasar memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga acuan,” ujarnya.
Presiden AS Donald Trump juga telah mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga menyusul langkah bank sentral Australia yang memangkas suku bunga acuan sebesar 0,5 persen pada hari Selasa ini untuk meredam dampak virus korona tipe baru.
Lewat akun Twitter-nya, Trump menyampaikan, negara-negara lain sudah lebih dulu menurunkan suku bunga acuan untuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19. Bank Sentral AS menetapkan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. ”Padahal kita seharusnya memiliki suku bunga lebih rendah,” kicau Trump di Twitter.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, berpendapat, sentimen positif di pasar keuangan Asia hari Selasa ini mengikuti penguatan bursa saham AS pada penutupan Senin kemarin. Penguatan indeks terjadi setelah penurunan terjadi sepanjang pekan lalu dan mencetak rekor penguatan tertinggi harian dalam setahun terakhir.
”Di sisi lain, investor juga optimistis menantikan keputusan The Fed yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin,” ujarnya.
Bursa saham AS kemarin diperdagangkan menguat serentak. Dow Jones menguat 5,09 persen, diikuti penguatan indeks S&P 500 sebesar 4,60 persen dan Nasdaq 4,49 persen.
Pelaku pasar, lanjut Josua, masih menanti hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G-7 yang menurut rencana juga akan membahas mitigasi dampak virus korona tipe baru secara global. Hasil pertemuan tersebut akan menjadi dorongan bagi pelaku pasar untuk tindakan selanjutnya.
”Pelaku pasar juga menunggu telekonferensi malam ini antara menteri-menteri keuangan dunia dan pejabat bank sentral yang tergabung dalam G-7. Mereka berpotensi untuk melakukan kebijakan yang akomodatif,” ujarnya.