Banjir masih melanda sejumlah daerah di Nusantara. Di Kelurahan Wosi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, sebanyak 1.700 warga mengungsi dipicu meluapnya Sungai Wosi akibat hujan deras.
Oleh
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sekitar 1.700 warga di Kelurahan Wosi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, kebanjiran, Senin (2/3/2020). Banjir dipicu meluapnya Sungai Wosi akibat hujan deras. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manokwari, banjir terjadi di perumahan Lembah Hijau, Kampung Tanimbar, dan Maduraja dengan ketinggian air berkisar 30-70 sentimeter.
Kepala Pelaksana BPBD Manokwari Johanes Jaftoran mengatakan, total ada sekitar 1.700 warga yang rumahnya terendam air akibat luapan Kali Wosi. ”Tak ada warga yang mengungsi karena air telah surut. Namun, kami meminta warga tetap waspada karena tingginya curah hujan di Manokwari selama sepekan terakhir,” tutur Johanes.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB), intensitas hujan juga tinggi. Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Dhian Yulie Cahyono, di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, mengatakan, hingga Rabu (4/3/2020), sejumlah wilayah di NTB berpotensi dilanda hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Kemungkinan, 69 siswa kelas IX akan menumpang ujian di Sekolah Menengah Kejuruan Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto.
”Dengan meningkatnya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati dengan dampak bencana yang ditimbulkan,” kata Dhian. Curah hujan yang tinggi juga membuat banjir kembali melanda sebagian wilayah Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (2/3) dini hari. Aktivitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah pun terganggu.
Kepala SMPN 3 Tirto Sunardi mengatakan, pihaknya menyiapkan skenario terburuk jika saat ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada 20-23 April mendatang sekolah masih terendam banjir. Kemungkinan, 69 siswa kelas IX akan menumpang ujian di Sekolah Menengah Kejuruan Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto.
Berangsur surut
Sementara banjir di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berangsur surut. Sukatno (52), warga RT 005 RW 006 Tambahrejo, menyatakan, ketinggian genangan air di rumahnya pada Minggu (1/3) malam sempat mencapai 80 cm. Namun, banjir berangsur surut, Senin pagi. ”Kemarin hujannya luar biasa deras lebih dari satu jam,” katanya.
Kondisi serupa terjadi di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang menggenang hingga ketinggian 80 cm, Jumat lalu, tetapi kini mulai surut. ”Kami tetap waspada karena ada potensi curah hujan masih tinggi,” kata Kepala UPT BPBD Sidareja Agus Sudaryanto saat dihubungi dari Banyumas, Jateng.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, justru akan memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin. Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, keputusan diambil karena banjir masih terjadi. ”Salah satu pertimbangannya adalah lama waktu yang diperlukan untuk penanggulangan banjir,” ujar Nur Achmad.