Sokongan ”Unicorn” Perluas Jangkauan Usaha Rintisan
›
Sokongan ”Unicorn” Perluas...
Iklan
Sokongan ”Unicorn” Perluas Jangkauan Usaha Rintisan
Usaha bervaluasi 1 miliar dollar AS turut membantu usaha-usaha rintisan yang baru merangkak naik. Usaha rintisan terbantu.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tak hanya fokus mengembangkan bisnisnya secara internal, perusahaan unicorn yang bervaluasi 1 miliar dollar AS turut menyokong usaha rintisan digital atau start up. Sokongan itu membuat usaha rintisan mampu memperluas jangkauan layanan produknya hingga ke kelas usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
”Melalui program Grab Ventures Velocity (GVV) ini, kami menyediakan bimbingan bagi start up dari sejumlah chief (dari sejumlah perusahaan, termasuk Grab) agar dapat menjadi unicorn,” kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi yang ditemui di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Selain itu, menurut Neneng, usaha rintisan yang digandeng melalui program GVV juga tergabung dalam platform aplikasi agar dapat mengoptimalkan layanan bagi pengguna Grab. Ia mencontohkan layanan memesan sayur dan buah dari Sayurbox melalui aplikasi Grab.
Menurut Neneng, kemajuan teknologi membuat kolaborasi antarusaha di sektor ekonomi digital mampu membentuk ekosistem menjadi sangat penting. Kolaborasi tersebut dapat menjadi akselerator dalam pertumbuhan usaha-usaha digital, termasuk yang bersifat rintisan.
Penyelenggaraan GVV dimulai sejak 2018, dengan jumlah alumni sebanyak 10 usaha rintisan di Indonesia. Lulusan program GVV di antaranya TaniHub, Qoala, Tamasia, Porter, Sayurbox, dan Pergiumroh. Berdasarkan data internal Grab, sebanyak 10 usaha rintisan ini telah memberdayakan lebih dari 117.000 pengusaha mikro.
Pada 2020, GVV menyasar usaha rintisan di bidang penyedia makanan/minuman dan logistik. Neneng menilai, dua sektor ini memiliki tren perkembangan yang berdaya tarik dan berperan strategis dalam ekosistem ekonomi digital.
Sebelum mengikuti program GVV, COO sekaligus Co-founder Qoala, Tommy Martin, mengatakan, usahanya hanya fokus di kanal dalam jaringan (daring/online). Kini, usahanya merambah ke fisik atau luar jaringan (luring/offline) karena bermitra dengan pelaku usaha GrabKios.
Qoala merupakan perusahaan teknologi yang menjembatani proses klaim asuransi melalui platform daring yang teragregasi. Dengan mitra pelaku usaha GrabKios, ada dua macam produk asuransi yang ditawarkan, yakni untuk pemilik kios dan pelanggan kios.
Selama September-Desember 2019, papar Tommy, ada 20.000 polis asuransi yang tersalurkan melalui kemitraan tersebut. Mayoritas berupa asuransi perlindungan layar ponsel dari risiko kerusakan. ”Misalnya di kios pulsa. Untuk penjual kiosnya, kami menawarkan produk asuransi perlindungan properti yang preminya sekitar Rp 50.000 per tahun dan produk asuransi kesehatan. Untuk pelanggannya, kami menawarkan asuransi perlindungan layar ponsel dengan premi sebesar Rp 1.000 per minggu,” tuturnya.
Menurut Tommy, kemitraan itu juga menjadi sarana meningkatkan literasi keuangan, terutama di kalangan pelaku UMKM. Bersama pialang asuransi yang menjadi mitra, perusahaannya menyosialisasikan arti penting asuransi kepada pemilik kios.
Kemitraan itu juga menjadi sarana meningkatkan literasi keuangan.
Diversifikasi
Sementara itu, Presiden dan Co-founder TaniHub, Pamitra Wineka, menyatakan, kemitraan dengan perusahaan unicorn membuat usahanya mendiversifikasi tujuan pasokannya. ”Sebelumnya, kami hanya menyuplai ke hotel, restoran, dan kafe. Kini, kami juga menyuplai ke warung-warung (yang menjual makanan dan minuman olahan),” katanya.
Pamitra menyebutkan, TaniHub telah menggandeng sekitar 1.000 mitra merchant Grab. Dia menilai, sokongan dari perusahaan unicorn berdampak pada peningkatan pendapatan petani yang menjadi mitra TaniHub.
Grab juga menandatangani nota kesepahaman dengan BRI Ventures untuk mengembangkan komunitas usaha rintisan di Indonesia. CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan, kolaborasi ini penting untuk mendukung pertumbuhan usaha rintisan nasional. Pada akhirnya, akan mengakselerasi inklusi keuangan dan perekonomian digital Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate melalui siaran pers menyampaikan, sokongan unicorn pada usaha rintisan nasional merupakan wujud peningkatan kualitas talenta sumber daya manusia digital. Menurut dia, hal ini menjadi kunci dalam pertumbuhan usaha rintisan digital di Indonesia.
Melalui siaran pers, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menyatakan, program bimbingan dari unicorn ke usaha rintisan dapat berdampak pada peningkatan akses pelaku UMKM terhadap solusi digital. Digitalisasi yang berorientasi pada optimalisasi dan efisiensi rantai pasok menjadi sorotan. (JUD)