Mundurnya start MotoGP 2020 akibat wabah virus korona berpotensi mengubah peta persaingan juara. Tim-tim memiliki waktu lebih panjang, hingga 2 April, untuk mengembangkan motor. Pebalap yang cedera pun bisa pulih.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LOSAIL, SELASA – Batalnya dua seri awal MotoGP musim 2020 akibat wabah virus korona baru (Covid-19) membuat sejumlah tim dan pebalap kecewa. Namun, sebagian lainnya bisa diuntungkan dengan tambahan waktu untuk memaksimalkan persiapan hingga menjelang seri pembuka di Amerika Serikat, 5 April mendatang.
Berdasarkan regulasi, pengesahan mesin dan komponen aerodinamika motor balap atau homologasi dilakukan sebelum balapan pertama. Musim ini, "start" MotoGP sedianya dilakukan di Qatar, akhir pekan ini. Namun, seri perdana itu dibatalkan akibat wabah Covid-19. Tak hanya itu, seri berikutnya dalam jadwal kalendar, yaitu di Thailand (22/3), juga ditunda hingga waktu belum ditentukan.
Dengan situasi ini, balapan pertama MotoGP musim 2020 baru bisa berlangsung di Sirkuit COTA, Austin, Texas, AS, pada 5 April. Pemunduran "start" MotoGP 2020 itu berimplikasi pula dengan digesernya jadwal homologasi, yaitu kemungkinan menjadi 2 April atau tiga hari menjelang balapan di Texas. Itu sesuai aturan MotoGP yang menyatakan, "pengesahan dilakukan sebelum balapan pertama di musim itu”.
“Semua kontrol teknikal yang diperlukan untuk MotoGP, termasuk desain mesin, pengesahan badan aerodinamika, girboks, dan sebagainya, sekarang akan disahkan di Austin,” ungkap Direktur Teknik MotoGP Danny Aldridge menjawab pertanyaan David Emmett, jurnalis MotoMatters, lewat surat elektronik, Senin (2/3/2020).
Proses pengesahan itu dilakukan dengan cara mengirimkan sampel mesin serta semua onderdil dalam "rumah mesin" yang tersegel ke Direktur Teknik MotoGP. Sampel itu harus diterima sebelum penutupan proses pengecekan teknis. Mesin tidak boleh lagi dibongkar atau diganti sejak masa homologasi itu hingga musim balapan berakhir. Adapun paket aerodinamika bisa diperbarui sekali di tengah musim.
Selain itu, setiap tim juga harus mendaftarkan rasio girboks dengan maksimum 24 variasi berbeda. Tidak lupa, empat rasio final drive berbeda. Paket itu bisa digunakan sepanjang musim selama sudah disahkan sebelum balapan pertama.
Berkat tambahan waktu homologasi ini, semua tim yang tidak mendapatkan konsesi bisa lebih leluasa melakukan perbaikan motor. Pebalap tim Monster Energi Yamaha, Valentino Rossi, misalnya, bisa mencari setelan motor yang lebih pas untuk menjawab keluhannya terkait kurangnya kecepatan puncak dan degradasi ban belakang. Masalah itu tidak jauh berbeda dari musim lalu.
Keuntungan besar juga bisa didapat Marc Marquez, pebalap Repsol Honda. Ia setidaknya bisa memulihkan kondisi fisiknya hingga 100 persen seusai operasi bahu kanan. Saat tes di Sepang, 7-9 Februari lalu, kondisi bahu kanannya belum pulih betul, yaitu sekitar 60-70 persen. Akibatnya, dia tidak bisa menjalani tes dengan maksimal karena motor Honda selalu membutuhkan tenaga besar untuk mengendalikannya.
Saat kondisi fisiknya bugar 100 persen, Marquez akan sulit dikalahkan. Seiring pemulihan fisik sang juara dunia bertahan MotoGP, timnya juga bisa melakukan pembenahan mesin dan paket aerodinamika motor dengan lebih detail. Masalah mesin dan aerodinamika menjadi masalah besar Honda selama tes pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, dan Losail, Qatar.
Saat kondisi fisiknya bugar 100 persen, Marquez akan sulit dikalahkan. Seiring pemulihan fisik sang juara dunia bertahan MotoGP, timnya juga bisa melakukan pembenahan mesin dan paket aerodinamika motor dengan lebih detail.
Marquez mengaku baru mendapatkan titik terang pada hari terakhir tes di Losail, 21 Februari. Waktu itu, juara dunia enam kali itu juga mengakui, banyak yang harus diselesaikan dalam waktu sempit sebelum balapan pertama. Kini, dengan tambahan waktu, Honda bisa mencari solusi yang lebih baik untuk pembenahan motor RC213V barunya.
Namun, longgarnya waktu itu juga dibatasi oleh tidak adanya lagi tes yang bisa dilakukan pebalap utama. Tes berikutnya hanya bisa dilakukan pebalap penguji. Padahal, sangat jarang tim mempercayakan setelan akhir motor pada pebalap penguji karena gaya membalap yang berbeda. Itulah mengapa, saat tes di Qatar, Marquez mengetes langsung motor 2019 dan 2020 untuk mencari solusi dari masalah yang dia rasakan.
Namun, tidak semua pebalap diuntungkan dari penundaan itu. Rekan setim Rossi di Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, misalnya, menyayangkan dibatalkannya seri Qatar serta diundurnya seri Thailand. Padahal, ia merasa siap menjalani seri Qatar. Ia pun puas dengan kinerja motor barunya, baik top speed, akselerasi, dan kecepatan di tikungan lambat.
Vinales justru merasa dirugikan oleh penundaan start hingga sebulan itu. “Itu (Sepang dan Losail) trek-trek yang sangat saya sukai. Dan, saya sangat kuat di sana,” tegas pebalap Spanyol itu di laman yamahamotogp.
Vinales, yang menjalani tes pramusim dengan meyakinkan, menjadi salah satu favorit penantang Marquez musim ini. Vinales mampu tampil konsisten dalam simulasi balapan saat tes di Sepang maupun Losail.