Dua Penumpang Suspek Korona, Kapal Pesiar Dilarang Bersandar di Surabaya
›
Dua Penumpang Suspek Korona,...
Iklan
Dua Penumpang Suspek Korona, Kapal Pesiar Dilarang Bersandar di Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melarang penumpang Kapal Pesiar Viking Sun turun dari kapal saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Ada dua penumpang kapal tersebut suspek Covid-19.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melarang penumpang Kapal Pesiar Viking Sun turun dari kapal saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Ada dua penumpang kapal tersebut suspek Covid-19.
"Hari ini saya mengirim surat kepada operator pelabuhan dan agen kapal agar penumpang tidak diperbolehkan turun di Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di sela pertemuan dengan Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (4/3/2020).
Informasi bahwa dua penumpang kapal suspek virus korona diketahui saat pemeriksaan kesehatan di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu pagi. Larangan itu diambil setelah berkonsultasi dengan tim dari Universitas Airlangga, Surabaya.
Hari ini saya mengirim surat kepada operator pelabuhan dan agen kapal agar penumpang tidak diperbolehkan turun di Surabaya (Tri Rismaharini)
Kapal Pesiar Viking Sun membawa 848 penumpang dan 460 kru. Kapal berbendera Norwegia ini dijadwalkan bersandar di Labuhan Bajo, Semarang, Surabaya, dan Bali. Saat ini, kapal sudah berada di Labuhan Bajo dan menuju perjalanan ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Sebelumnya, Risma menegaskan Pemkot Surabaya tidak bisa menolak kedatangan wisatawan tanpa alasan yang jelas. Namun setelah ada temuan dua penumpang suspek korona, akhirnya diputuskan kapal dilarang bersandar.
"Keputusan ini diambil dengan berbagai pertimbangan, utamanya demi kesehatan warga Surabaya," kata Risma.
Larangan sandar tidak hanya berlaku bagi Kapal Pesiar Viking Sun. Larangan ini juga berlaku bagi kapal pesaiar yang berasal dan pernah singgah di negara terjangkit Covid-19. "Langkah ini untuk meminimalisir potensi kontaminasi dari segala sumber terinveksi serta melindungi warga Surabaya," ujar Risma.
Terkait kebutuhan masker untuk mencegah penularan Covid-19, Pemkot Surabaya telah menyiapkan kebutuhan masker selama enam bulan mendatang. Masker disiapkan untuk masyarakat dan tenaga medis untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Sejak awal tahun, ada 9.892 boks masker dibagikan ke 63 puskesmas dan tiap-tiap kelurahan mendapatkan 10 boks. "Masker juga akan dibagikan ke masyarakat saat dibutuhkan," kata Risma.
Vice President Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Wilis Aji Wiranata mengatakan, Pelindo sebagai operator akan menghormati keputusan Pemkot Surabaya. Dengan demikian, kapal tidak akan sandar ke Surabaya dan langsung melanjutkan perjalanan ke Bali.
"Kapal tetap akan bersandar ke Semarang karena tidak ada penolakan dari pemerintah setempat, tetapi seluruh penumpang harus menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum turun dari kapal," katanya.
15 kapal pesiar
Wilis mengatakan, tahun ini rencananya ada 15 kapal pesiar yang akan sandar ke Surabaya. Namun semenjak ada wabah Covid-19 ada lima di antaranya membatalkan perjalanan ke Surabaya. Kapal tersebut juga membatalkan kunjungan ke negara-negara lain yang sudah dikonfirmasi ada kasus Covid-19.
Koordinator Penanganan Korona Universitas Airlangga Prof Soetjipto mengatakan, Unair mampu melakukan uji laboratorium pasien korona. Pihaknya siap membantu pemerintah untuk mendeteksi pasien korona jika diperlukan.
”Tetapi semua harus melewati satu pintu di Balitbang Kemenkes. Bisa saja Balitbang Kemenkes meminta bantuan kami, masih memungkinkan,” katanya.
Unair bekerja sama dengan Universitas Kobe, Jepang, mendatangkan reagen ke Surabaya. Dengan demikian, Unair mampu melakukan uji laboratorium pemeriksaan Covid-19. Sejak awal Februari hingga 21 Februari, sudah ada 20 sampel yang diuji dan semua hasilnya negatif.
Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga Prof Nasronudin mengatakan, pihaknya sebagai salah satu rumah sakit rujukan siap merawat pasien Covid-19. Seluruh ruangan di lantai empat disiapkan khusus untuk menangani pasien korona.
Satu lantai yang bisa menampung sekitar 30 pasien sudah disterilkan. Setiap ruangan setidaknya bisa menampung empat pasien yang menjalani observasi. Adapun empat ruangan isolasi di lantai yang sama dilengkapi fasilitas antara lain alat bantu pernapasan dan heap filter untuk mencegah penularan kepada orang lain.
RS Universitas Airlangga menyiapkan tenaga medis dan berkolaborasi dengan Lembaga Penyakit Tropis Unair untuk memantau perkembangan pasien Covid-19.
”Kami mengikuti prosedur yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pasien dalam kondisi darurat tidak perlu dibawa ke ICU (unit perawatan intensif) karena semua peralatan sudah ada di ruang isolasi,” ucapnya.