Dua Santri An Nur yang Hanyut di Sungai Masih Dicari
›
Dua Santri An Nur yang Hanyut ...
Iklan
Dua Santri An Nur yang Hanyut di Sungai Masih Dicari
Tim pencari dan penyelamat gabungan, Rabu (4/3/2020), masih mencari dua santri Pondok Pesantren An Nur 2 di Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang hilang terseret arus Sungai Manten.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Tim pencari dan penyelamat (SAR) gabungan, Rabu (4/3/2020), masih mencari keberadaan dua santri Pondok Pesantren An Nur 2 di Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang hilang terseret arus Sungai Manten. Keduanya terseret arus sungai pada Selasa (3/3) sore.
Korban yang belum diketahui nasibnya adalah Media Agus Riono (16), warga Jalan Pandanweru, Turen, Kabupaten Malang, dan Abdul Rosyid (16)m warga Lowokwaru, Blimbing, Kota Malang.
Pencarian melibatkan sejumlah elemen yang dibagi dalam empat kelompok, mulai dari Basarnas Surabaya, Polsek dan Koramil Bululawang, Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang, dan sejumlah sukarelawan lain.
”Semua ada 80-an orang yang terlibat pencarian. Mereka menyusuri Sungai Mantren dengan perahu karet ataupun langsung menyusuri pinggiran sungai,” ujar Komandan Tim Basarnas Surabaya Roby Rega Hermanto.
Kami juga terus memantau perkembangan cuaca di hulu karena ada kemungkinan di daerah hulu juga hujan. Tim pencari juga perlu mewaspadai air bah karena pada kondisi biasa kedalaman air Sungai Manten sekitar 2 meter.
Pencarian dimulai sekitar pukul 07.30 sejak dari titik korban hanyut hingga ke hilir di Dam Blobo yang berjarak sekitar 5 kilometer. Arus sungai yang cukup deras menjadi kendala proses pencarian. Apalagi hujan sempat turun beberapa kali.
”Kami juga terus memantau perkembangan cuaca di hulu karena ada kemungkinan di daerah hulu juga hujan. Tim pencari juga perlu mewaspadai air bah karena pada kondisi biasa kedalaman air Sungai Manten sekitar 2 meter,” ucap Roby.
Peristiwa terseretnya dua santri ini terjadi sekitar pukul 15.30. Saat itu korban bersama beberapa teman menyeberangi Sungai Manten yang ada di lingkungan pondok pesantren. Johan dan Agus menyeberang sungai lebih dulu, diikuti Rosyid yang tidak bisa berenang. Rosyid kemudian terseret arus.
Mengetahui temannya terseret arus, Johan lalu melempar bola plastik dengan tujuan agar korban bisa mengapung. Namun, Rosyid tidak bisa menggapai bola. Akhirnya Agus ikut berenang mencoba menyelamatkan Rosyid, tetapi naas dia ikut terseret. Sementara Johan berusaha berpegangan pada bambu.
Kepala Kepolisian Sektor Bululawang Komisaris Pujiyono mengatakan, belum diketahui pasti mengapa para santri itu menyeberangi sungai yang debit airnya bertambah oleh hujan deras. ”Kemungkinan saat itu mereka hendak bermain,” ucapnya.
Ketiga kali
Peristiwa korban terseret arus sungai ini merupakan kali ketiga yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang sepanjang musim hujan kali ini.
Sebelumnya, pada 10 Februari lalu, seorang anak balita, Rafa Alfarizi (3,5), warga Perumahan Griya Permata Alam, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, dilaporkan terseret selokan di depan rumahnya yang bermuara di Sungai Mbodo. Sampai hari terakhir pencarian oleh tim SAR gabungan, Rafa tidak juga ditemukan.
Pada Desember 2019, dua wisatawan, yakni Bagus Puji (25) asal Madiun dan Dwi Retno Prihatin (25) asal Surabaya terseret arus air terjun Coban Cinde di Desa Benjor, Kecamatan Tumpang. Mereka ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sementara itu, Rabu (4/3/2020) siang, tim SAR gabungan menemukan Triyono (30), seorang pemancing, yang tenggelam di Bendungan Karangkates, Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare. Korban diduga tenggelam pada Selasa (3/2).
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Sarianto, mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 12.00 setelah dilakukan penyisiran dan penyelaman di sekitar lokasi korban diperkirakan tenggelam.
”Korban pamit berangkat memancing di Bendungan Karangkates pukul 10.00. Sampai malam korban belum pulang, hanya ditemukan sepeda motor dan bekal di pinggir bendungan,” katanya.