Sulawesi Selatan hanya memiliki 1 rumah sakit dengan fasilitas infection center.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS-Kementerian Kesehatan menetapkan enam rumah sakit di Sulawesi Selatan sebagai rumah sakit rujukan untuk kasus virus Corona. Namun dari enam rumah sakit ini hanya satu yang memiliki infection center yakni Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
Selain RS Wahidin, rumah sakit dimaksud adalah RS Akademis Jaury dan RS Faisal di Makassar, RS A Makkasau di Parepare, RS Lakipadada di Tana Toraja, dan RSUD Sinjai di Kabupaten Sinjai. Letak rumah sakit di luar Makassar bisa diakses berbaga kabupaten di sekitarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalin Penyakit, Dinas Kesehatan Sulsel, dr Nurul AR mengatakan semua rumah sakit ini pernah menangani sejumlah kasus/wabah yang cukup merebak diantaranya flu burung.
“Hanya saja sebagai rumah sakit rujukan, selain Wahidin, sifatnya hanya perantara atau transfer. Untuk penanganan khusus, tetap harus dirujuk ke Wahidin karena hanya Wahidin yang memiliki infection center,” kata Nurul.
Terkait kesiapan RS Wahidin, Khalid Saleh, Direktur RS Wahidin mengatakan pihaknya siap. Bahkan jauh sebelum ada kasus Corona di Indonesia, pihak Wahidin sudah melakukan sosialisasi dan menyebar informasi terkait penyakit ini pada penjaga dan keluarga pasien di rumah sakit.
“Di rumah sakit sendiri kami juga sudah punya ruang isolasi, fasilitas dan kelengkapan kesehatan. Kami sudah beberapa kali menghadapi berbagai kasus terkait penyebaran wabah maupun bencana. Saat penyebaran flu burung dan mers kami sudah pernah menangani pasien. Saat bencana gempa bumi di Palu, kami menangani lebih 350 pasien rujukan hingga membuat rumah sakit lapangan,” kata Khalid.
Di rumah sakit sendiri kami juga sudah punya ruang isolasi, fasilitas dan kelengkapan kesehatan
Sementara itu di Makassar, merebaknya informasi terkait kasus positif corona membuat warga berburu masker dan cairan pembersih tangan. Di berbagai apotek dan toko yang menjual peralatan kesehatan, masker sulit ditemukan lagi. Di swalayan maupun toko eceran, cairan pembersih tangan juga menghilang. Di pasar-pasar tradisional, berbagai tanaman herbal yang selama ini dikenal sebagai campuran bumbu masakan, juga diburu.
Terkait dugaan penimbunan dan upaya penjualan masker keluar Makassar, dalam dua hari terakhir, aparat Polrestabes Makassar dan Polda Sulsel membongkar upaya pengiriman masker ke luar negeri. Pada Selasa (3/3/2020), aparat Polrestabes menahan dua mahasiswa yang berencana mengirim 200 dus masker ke Selandia Baru. Sementara pada Rabu (4/2/2020), aparat Polda Sulsel menggagalkan rencana pengiriman 11 karton atau seberat 92 kilogram masker ke Malaysia melalui Bandara Sultan Hasanuddin. Polisi masih mendalami kasus ini.