Liverpool kembali menelan kekalahan ketika bertemu Chelsea pada laga putaran kelima Piala FA. Ini menjadi pekan terburuk yang dirasakan ”The Reds” musim ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LONDON, RABU — Keperkasaan Liverpool seolah menghilang begitu saja dalam waktu tiga hari. Setelah dikalahkan Watford, 0-3, di Liga Inggris, mereka kemudian dikalahkan Chelsea, 0-2, pada laga putaran kelima Piala FA di Stadion Stamford Bridge, Rabu (4/3/2020) dini hari WIB. Kekalahan ternyata masih memeluk erat ”The Reds”.
Padahal, Liverpool sudah mulai serius melanjutkan laga-laga di Piala FA ini. Manajer Liverpool Juergen Klopp kembali menurunkan pemain utama, seperti Sadio Mane di depan, Fabinho di tengah, dan Virgil van Dijk di belakang. Selebihnya adalah pemain muda, seperti Curtis Jones dan Neco Williams.
Klopp tidak lagi mengerahkan tim yang sepenuhnya berisi pemain U-23 seperti pada laga sebelumnya ketika menghadapi Shrewsbury Town. Ia menyadari persaingan pada putaran kelima atau babak 16 besar ini semakin berat dan lawan yang dihadapinya adalah Chelsea.
Seperti yang diduga Klopp sebelum laga, Chelsea mampu menekan dan bermain lebih efektif dengan serangan baliknya. Pada menit ke-13, Chelsea sudah bisa membobol gawang Liverpool melalui tendangan keras Willian. Bola sempat ditangkap kiper Liverpool, Adrian, yang tampil menggantikan Alisson Becker, tetapi terlepas dan masuk ke gawang.
Pada babak kedua, pertahanan Liverpool pun memburuk. Gelandang Chelsea, Ross Barkley, sampai bisa berlari sendirian dan menembak dari luar kotak penalti untuk mencetak gol kemenangan malam itu.
”Mencetak gol ke gawang Liverpool sangatlah berarti bagi saya. Sebagai pendukung (sekaligus mantan pemain) Everton (rival Liverpool di Merseyside), membobol gawang Liverpool adalah sebuah mimpi,” kata Barkley dikutip BBC.
Meski Klopp kemudian akhirnya juga menurunkan Mohamed Salah, James Milner, dan Roberto Firmino, Liverpool tetap tidak mampu membalas gol. Praktis dalam dua kekalahan beruntun ini, pada laga kontra Watford dan kini Chelsea, Liverpool sama sekali tidak mencetak gol.
Kekalahan beruntun ini menggambarkan grafik Liverpool yang terus menurun dalam tiga pekan terakhir. Tanda-tanda itu dimulai ketika mereka harus bersusah payah untuk menang 1-0 atas tim papan bawah Liga Inggris, Norwich City, pada pertengahan Februari.
Selanjutnya, Liverpool menelan kekalahan 0-1 dari Atletico Madrid pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions. Kembali ke ajang Liga Inggris pada laga berikutnya, Liverpool kembali menang, 3-2, atas West Ham United. Namun, dua gol West Ham itu menjadi catatan penting bagi mereka.
Klopp mengakui saat ini bukanlah periode tiga pekan terbaik mereka saat ini, tetapi momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki penampilan. ”Tidak perlu mengasihani kami. Kami akan kembali memenangi laga-laga berikutnya,” katanya.
Malam spesial
Bagi Chelsea, kemenangan atas Liverpool patut dirayakan secara meriah. ”Mereka saat ini tim terbaik. Apa yang mereka tampilkan tahun ini di Liga Inggris sangat luar biasa. Kami merasa ini malam yang spesial,” kata Manajer Chelsea Frank Lampard.
Kemenangan ini terasa spesial karena Lampard pada musim ini masih dalam proses membangun tim yang solid. Mereka hanya bisa mengandalkan pemain muda dan tim belum bisa menemukan konsistensi yang dibutuhkan.
Namun, Chelsea punya masa depan cerah yang terpancar dari penampilan pemain mudanya. Billy Gilmour, salah satunya, merupakan pemain yang minim jam terbang, tetapi pada laga kontra Liverpool itu mampu menjadi pemain terbaik. ”Dia pantas dibicarakan banyak orang setelah laga ini,” kata Lampard. (REUTERS)