Gara-gara meningkatnya wabah virus korona tipe baru penyebab penyakit Covid-19, banyak kebiasaan orang di berbagai belahan dunia berubah.
Oleh
·3 menit baca
Gara-gara meningkatnya wabah virus korona tipe baru penyebab penyakit Covid-19, banyak kebiasaan orang di berbagai belahan dunia berubah. Banyak orang saat bertemu kini tak lagi berjabat tangan, mencium pipi, dan memeluk. Mereka cukup bertatapan mata sambil tersenyum, menggunakan isyarat tangan atau menepuk punggung.
Perubahan dalam cara berinteraksi itu merupakan bagian dari upaya mengurangi risiko tertular Covid-19. Maklum saja, saat ini Covid-19 telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia.
Di Beijing, China, negara tempat Covid-19 pertama kali ditemukan, warga terus diperingatkan oleh petugas dengan menggunakan pengeras suara agar tidak berjabat tangan. Mereka diminta untuk menyatukan telapak tangan sendiri sebagai tanda salam. Selain itu, warga juga bisa melakukan gong shou, kepalan tangan di telapak tangan yang berlawanan untuk menyapa.
Media massa juga memuat berbagai saran untuk pembacanya mengenai cara bertegur sapa. Di Perancis, misalnya, warganya yang terbiasa cipika-cipiki (berciuman di pipi) sebagai sapaan sehari-hari, kini harus membiasakan diri berjabat tangan formal di tempat kerja. Bahkan, pakar etiket Philippe Lichtfus menyebut, menatap mata cukup sebagai salam
Kementerian Kesehatan Brasil telah merekomendasikan agar warga Brasil tidak lagi menggunakan sedotan logam, yang biasa digunakan untuk mengonsumsi chimarrao, minuman khas Amerika Selatan yang kaya kafein. Sedotan logam itu biasanya digunakan bergantian oleh konsumen lain setelah dicuci.
Di Jerman, Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer menolak uluran Kanselir Angela Merkel untuk berjabat tangan dengannya pada sebuah pertemuan tentang migrasi di Berlin, Senin (2/3/ 2020). Seehofer tersenyum dan menjaga kedua tangannya untuk tidak berjabat tangan. Mereka berdua tertawa dan Merkel mengangkat tangan sebelum duduk.
Lothar Weiler dari Badan pengendalian penyakit Robert Koch Institute mengatakan, hingga Senin, kasus Covid-19 di Jerman telah meningkat menjadi 157 dari 129 kasus, sehari sebelumnya.
Adapun di Romania, Festival Martisor yang menandai awal musim semi, saat pria memberikan gelang dan bunga kepada perempuan, tak lagi disertai ciuman.
Di Spanyol, muncul saran agar tradisi mencium patung-patung Santa Maria selama Pekan Suci menjelang Paskah dihentikan sementara. Adapun di Romania, Festival Martisor yang menandai awal musim semi, saat pria memberikan gelang dan bunga kepada perempuan, tak lagi disertai ciuman. ”Mari kita beri bunga, tapi bukan ciuman,” kata Nelu Tataru, sekretaris pada Kementerian Kesehatan Romania.
Di Polandia, di salah satu negara Katolik, umat yang ke gereja diizinkan untuk menerima komuni atau hosti dengan menadahkan tangan, tidak langsung diterimakan melalui mulut. Umat juga diminta untuk tidak mencelupkan tangan mereka ke dalam air suci ketika masuk dan keluar gereja, dan sebagai gantinya cukup dengan membuat tanda salib.
Di Selandia Baru, beberapa lembaga pendidikan untuk sementara meninggalkan salam Maori yang dilakukan dua orang dengan saling menyentuhkan hidung mereka. Hal sama terjadi di Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar. Dua negara ini menyarankan warganya menghentikan salam tradisional ”hidung ke hidung”. UAE bahkan juga mengimbau warganya untuk sementara tak berjabatan tangan. Sapaan satu sama lain cukup digantikan dengan melambaikan tangan. (AFP/LOK)