Pemeriksaan Sampel Pasien di Daerah Percepat Penanganan
›
Pemeriksaan Sampel Pasien di...
Iklan
Pemeriksaan Sampel Pasien di Daerah Percepat Penanganan
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta menjadi salah satu lembaga di daerah yang bisa memeriksa sampel pasien terduga terinfeksi Covid-19. Hal ini diharapkan mempercepat penanganan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta siap melakukan tes atau pemeriksaan sampel pasien terduga terinfeksi Covid-19 akibat virus korona jenis baru. Dengan begitu, pemeriksaan diharapkan lebih cepat, maksimal selesai dalam 24 jam.
”Seperti yang disampaikan kemarin, kami mulai menjadi laboratorium pemeriksaan sampel dan kami sudah siap untuk itu. Secara sumber daya, tenaga, dan alat, kami siap,” kata Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene saat dihubungi pada Rabu (4/3/2020) di Yogyakarta.
Sebelumnya, pemeriksaan sampel pasien yang diduga terjangkit Covid-19 hanya bisa dilakukan di laboratorium milik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta. Namun, pada Selasa (3/3), pemerintah mengumumkan, pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) terhadap sampel dari pasien terduga Covid-19 bisa dilakukan di sejumlah kota lain, termasuk Yogyakarta.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, pemeriksaan PCR bisa dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan di beberapa kota (Kompas, 4/3/2020).
Irene menjelaskan, setelah virus korona jenis baru merebak, BBTKLPP Yogyakarta awalnya berperan dalam pengambilan dan pengiriman sampel dari pasien ke Jakarta. Namun, setelah ada pengumuman dari Kemenkes, BBTKLPP Yogyakarta siap menjalankan peran baru melakukan pemeriksaan sampel.
Oleh karena itu, Irene menyatakan, BBTKLPP Yogyakarta siap menerima sampel dari rumah sakit-rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk dalam penanganan Covid-19. Dia menambahkan, pelayanan BBTKLPP Yogyakarta mencakup dua provinsi, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Menurut Irene, pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19 tidak membutuhkan waktu lama. Dia menyebutkan, sesuai dengan standar Kemenkes, pemeriksaan sampel itu harus selesai dalam waktu 24 jam.
Dengan penunjukan BBTKLPP Yogyakarta sebagai laboratorium pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19, Irene berharap pemeriksaan menjadi lebih cepat dan mudah. ”Diharapkan menjadi lebih cepat dan mudah karena, kan, tidak harus mengirim ke Jakarta,” ujarnya.
Irene memaparkan, BBTKLPP Yogyakarta mempunyai laboratorium dengan level keselamatan biologi (biosafety) 2. Oleh karena itu, laboratorium tersebut telah memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan untuk memeriksa sampel dari pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.
”Tingkat keamanan laboratorium biosafety level 2 itu yang dipersyaratkan untuk pemeriksaan Covid-19 dan semua virus. Jadi, memang benar-benar sudah disiapkan,” kata Irene.
Saat ini ada enam petugas BBTKLPP Yogyakarta yang memiliki kompetensi untuk melakukan pemeriksaan terhadap sampel pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.
Irene menambahkan, BBTKLPP Yogyakarta juga memiliki peralatan dan petugas yang memadai untuk melakukan pemeriksaan sampel. Saat ini ada enam petugas BBTKLPP Yogyakarta yang memiliki kompetensi untuk melakukan pemeriksaan terhadap sampel pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.
”Jadi, kalaupun nanti jumlah sampelnya banyak, mereka bisa bekerja dalam shift,” ujar Irene.
Irene menuturkan, saat kasus flu burung merebak beberapa tahun lalu, BBTKLPP Yogyakarta juga menjadi laboratorium rujukan. Oleh karena itu, dia meyakinkan, lembaga tersebut benar-benar sudah siap melakukan pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19.
Secara terpisah, Kepala Bagian Hukum dan Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Banu Hermawan, mengatakan, rumah sakit itu menyiapkan ruang isolasi dengan total kapasitas 30 tempat tidur untuk mengantisipasi infeksi Covid-19. Dari keseluruhan ruang isolasi yang disiapkan, terdapat ruang isolasi utama dengan kapasitas delapan tempat tidur.
”Kami menyiapkan ruang isolasi utama dengan kapasitas delapan tempat tidur. Selain itu, kami juga menyiapkan ruang isolasi lain dengan kapasitas 22 tempat tidur,” ujar Banu.
RSUP Dr Sardjito menyiapkan ruang isolasi dengan total kapasitas 30 tempat tidur untuk mengantisipasi infeksi Covid-19.
Banu menambahkan, RSUP Dr Sardjito juga telah menyiapkan tenaga medis untuk mengantisipasi infeksi Covid-19. Tenaga kesehatan yang disiapkan itu sudah memiliki kompetensi untuk penanganan penyakit menular. ”Para tenaga medis itu memiliki kemampuan penanganan penyakit infeksius,” ungkapnya.
Saat menangani pasien terduga Covid-19, para tenaga medis itu juga dilengkapi dengan alat pelindung diri untuk mencegah penularan ke mereka. Alat pelindung diri itu mencakup masker, kacamata, penutup kepala, dan pakaian khusus.
Selain itu, RSUP Dr Sardjito juga rutin menggelar simulasi penanganan pasien penyakit menular berbahaya. Pada 14 Januari 2020, misalnya, RSUP Dr Sardjito melakukan simulasi penanganan penyakit menular berbahaya, khususnya penyakit MERS-COV.
Menurut Banu, tata laksana penanganan pasien terduga MERS-COV sama dengan penanganan pasien terduga Covid-19. Oleh karena itu, simulasi pada 14 Januari lalu bisa sekaligus menjadi langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi infeksi Covid-19.
”Simulasi itu dilakukan setiap enam bulan sekali, baik ada kasus maupun tidak ada kasus,” kata Banu.