Raja Belanda Tetap Bertandang di Tengah Wabah Covid-19
›
Raja Belanda Tetap Bertandang ...
Iklan
Raja Belanda Tetap Bertandang di Tengah Wabah Covid-19
Penyesuaian terkait wabah korona hanya soal forum bisnis yang tetap berjalan. Sebab, tujuan utama lawatan Raja Belanda adalah kerja sama ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.
Oleh
kris mada
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan Raja Willem-Alexander dan rombongan para pengusaha Belanda tetap bertandang ke Indonesia, 9-13 Maret 2020. Semua agenda akan berlangsung sesuai rencana awal.
Dalam pernyataan resmi Kemenlu RI, Selasa (3/3/2020), belum ada perubahan rencana muhibah Raja Willem-Alexander. Hanya ada beberapa penyesuaian, seperti Menteri Pertanian Belanda Carola Schouten, digantikan wakilnya, Jaan Kees Goet. Sebab, Schouten harus menyelesaikan masalah domestik.
Sementara Menteri Luar Negeri Stefanus Blok, Menteri Infrastruktur Cora Van Nieuwnhuizen, Menteri Perdagangan Luar Negeri Sigrid Kaag, serta Menteri Olahraga dan Perawatan Medis Bruno Bruin tetap ikut dalam rombongan muhibah.
Kemenlu RI menyebut penyesuaian terkait wabah korona hanya soal forum bisnis. Modifikasi ruangan dan peserta akan dilakukan untuk menanggulangi wabah Covid-19. Forum itu akan tetap berjalan sebab tujuan utama lawatan raja adalah kerja sama ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.
Lewat muhibah itu, Indonesia berharap penguatan kerja sama dalam bentuk investasi manufaktur orientasi ekspor. Amsterdam juga diharapkan membantu melancarkan perundingan Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Terpadu (CEPA) Indonesia-Uni Eropa.
Forum bisnis akan digelar di Jakarta. Selain Jakarta, Raja Willem-Alexander akan bertandang ke Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Utara. Provinsi-provinsi itu disambangi karena perannya sesuai dengan tema kunjungan.
Di Yogyakarta, Raja Willem-Alexander akan membahas soal pendidikan dan kebudayaan. Sementara di Kalteng terkait lingkungan hidup. Adapun di Sumatera Utara soal pengelolaan air dan pariwisata.
Lawatan kali ini merupakan kunjungan resmi kedua Raja Willem-Alexander ke Indonesia. Pada 1995, dalam status sebagai putra mahkota, ia menyambangi Indonesia bersama ibunya. Kala itu, ia juga ke Yogyakarta dan disambut Sultan Hamengku Buwono di Keraton Yogyakarta. Dalam lawatan kali ini, Raja Willem-Alexander akan kembali disambut di keraton.
Air dan vokasi
Dalam daftar kerja sama yang digagas Indonesia-Belanda, ada sektor perairan. Kerja sama itu pengelolaan sumber daya air, mulai dari mengatasi polusi, pemulihan lingkungan air, hingga teknologi penanggulangan banjir
Adapun untuk vokasi, Indonesia-Belanda akan bekerja sama untuk pelatihan para perawat Indonesia. Para peserta pelatihan yang memenuhi syarat dapat bekerja di Belanda. Sebab, mereka telah mendapat pelatihan dengan standar UE.
Pendidikan vokasi di sektor pertanian juga dijajaki. Meski hanya punya lahan pertanian kurang dari 100.000 hektar, Belanda tercatat sebagai eksportir pangan terbesar kedua di dunia.
Setiap tahun, nilai ekspor pangan Belanda mencapai rata-rata Rp 1.200 triliun. Teknologi dan petani muda terlatih menjadi salah satu kunci kesuksesan Belanda mendapat status eksportir pangan terbesar kedua di dunia.