Setelah Dua Hari Habis, Persediaan Jahe di Pasar Tomang Barat Kembali Normal
Aktivitas jual beli di sejumlah pasar tradisional kembali normal, Rabu (4/3/2020). Kepanikan melanda warga sehingga komoditas seperti bumbu dapur sempat habis diborong orang. Kini, stok bahan pangan pulih lagi.
JAKARTA, KOMPAS — Setelah terjadi pemborongan beberapa jenis komoditas di pasar tradisional, aktivitas jual beli di sejumlah pasar di Jakarta mulai normal, Rabu (4/3/2020). Sejumlah komoditas yang habis mulai tersedia kembali. Namun, masih ada harga bahan pangan yang naik.
Sejumlah bumbu dapur, terutama jahe, kini mulai tersedia kembali di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, setelah sebelumnya ludes diborong pembeli selama dua hari terakhir.
Qoriatun Nuril Hasanah (35), pedagang bahan pokok di Pasar Tomang Barat, mengatakan, setelah adanya pengumuman dua orang asal Depok, Jawa Barat, terinfeksi Covid-19, pembeli langsung membanjiri pasar. Senin (2/3/2020) pukul 14.00, antrean pembeli di kiosnya hampir menyerupai saat menjelang Lebaran.
”Kami ada empat orang, semuanya kewalahan. Awalnya kami bingung kenapa, ternyata karena ada pengumuman orang terjangkit virus korona,” katanya.
Baca juga: Masker Langka, Kepanikan Dorong Harga Melonjak
Nuril mengatakan, beberapa bahan pokok yang paling banyak diserbu oleh pembeli antara lain beras, minyak, gula, mi instan, dan bumbu dapur. Bumbu dapur yang diborong misalnya jahe, kunyit, sereh, dan temulawak. Bahan-bahan tersebut diminati karena racikan minumannya dinilai dapat mencegah Covid-19.
”Mereka baca artikel di internet katanya minuman racikan jahe bisa menangkal virus korona. Sekarang, jahe di beberapa kios masih kosong karena kemarin orang-orang banyak yang membeli,” katanya.
Selasa (3/3/2020) pagi, misalnya, Nuril sudah menyiapkan jahe sebanyak satu karung. Hanya dalam waktu tiga jam, semua stok jahe di kiosnya langsung ludes. Padahal, satu karung berisi 40-50 kilogram jahe.
Nuril mengungkapkan, harga 1 kg jahe biasanya sekitar Rp 65.000. Namun, dua hari terakhir, beberapa kios menjualnya dengan harga yang beragam. Ada yang tetap menjual Rp 65.000 per kg, ada pula yang mencapai Rp 80.000 per kg.
Sementara itu, untuk beras, Nuril hanya membatasi maksimal lima karung beras setiap pembeli. Satu karung beras berisi 5 kg. Hal itu ia lakukan untuk menjaga stok beras di kiosnya tetap terjaga.
Baca juga: Publik Panik soal Korona, Ombudsman: Informasi dari Pemerintah Belum Komprehensif
Sementara itu, Rabu siang, suasana di lantai dua Pasar Tomang Barat yang berisi kios pedagang bahan pokok cenderung sepi. Lorong-lorong di kios tersebut juga mudah dilalui meski tampak beberapa pembeli sedang bertransaksi dengan penjual. Menurut penuturan sejumlah pedagang, kondisi tersebut relatif normal.
Pembeli yang berdatangan umumnya membeli bahan-bahan untuk kebutuhan harian. Mereka juga terlihat hanya menenteng satu atau dua kantong plastik saat keluar dari area pasar. Beberapa penjual juga tampak menganggur sambil menunggu pembeli datang.
Baca juga: Pemerintah Jamin Pasokan Bahan Pokok
Iin (45), pedagang sayur, mengatakan, kondisi Pasar Tomang Barat pada Rabu ini relatif normal. Ia juga mengaku kebanjiran permintaan bumbu dapur dari pembeli selama dua hari terakhir. ”Jahe, temulawak, sereh, dan kunyit. Itu yang dicari dua hari kemarin,” katanya.
Ia mengungkapkan, harga jahe merah yang biasanya Rp 80.000 per kg, kemarin bisa mencapai Rp 150.000 per kg. Adapun harga jahe biasa yang dijual Rp 60.000 per kg, dijual Rp 80.000 per kg.
Sementara itu, harga temulawak yang biasanya hanya Rp 20.000 per kg, dijual Rp 80.000 per kg. Adapun harga kunyit yang biasanya Rp 25.000 per kg, dijual Rp 30.000 per kg.
”Kalau buat obat tradisional, mungkin wajar. Tetapi kemarin banyak yang memborong beras berkarung-karung. Kasihan yang mau beli dengan jumlah sedikit, kehabisan,” kata Iin.
Baca juga: Tak Perlu Panik Cari ”Hand Sanitizer”, Cukup Cuci Tangan dengan Sabun atau Semprot Alkohol
Kalau buat obat tradisional, mungkin wajar. Tetapi kemarin banyak yang memborong beras berkarung-karung. Kasihan yang mau beli dengan jumlah sedikit, kehabisan.
Berdasarkan pantauan, bumbu dapur seperti jahe, sereh, dan kunyit sudah tersedia di beberapa kios. Salah satunya terlihat di kios milik Nur (32), penjual bumbu dapur. Meski dua hari terakhir stok jahe, kunyit, sereh, dan temulawak miliknya habis, hari ini sudah mulai tersedia kembali.
”Kalau sekarang stoknya masih banyak. Tetapi kalau Selasa siang di jam yang sama, bahan-bahan ini sudah habis,” katanya.
Nur mengaku hanya menyediakan stok bumbu-bumbu dapur tersebut sebanyak 5 kg karena tidak ada persiapan sebelumnya. Namun, beberapa penjual yang menyediakan 20 kg juga kehabisan. ”Kondisi kemarin melebihi kondisi pasar pada hari Sabtu dan Minggu sebelumnya,” ujarnya.
Imelda, salah satu pengunjung di Pasar Tomang Barat, mengaku tidak panik dengan masuknya Covid-19 ke Indonesia. Ia meyakini, stok bahan makanan di pasar sekitar tempat tinggalnya tidak akan terpengaruh dengan merebaknya virus tersebut.
Setiap hari, ia juga tetap pergi ke pasar untuk membeli sayuran segar dengan jumlah yang normal. ”Saya biasa saja sih. Kalau di luar sampai ada yang beli mi instan 20 dus, saya beli 20 bungkus,” katanya.
Beras masih stabil
Pantauan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu, harga beras masih stabil. Warga ramai membeli beras ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Indonesia terkena Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Mawan, salah seorang pedagang grosir beras di Pasar Kebayoran Lama. Pada Senin (2/3/2020) dan Selasa (3/3/2020), konsumen memadati tokonya.
”Konsumen khawatir harga akan naik. Sementara pengecer takut beras habis. Tapi ini panik yang sifatnya sementara saja. Buktinya, hari ini sudah kembali normal,” katanya.
Di toko Mawan, harga beras IR 64 dijual Rp 8.500-Rp 10.000 per liter. Menurut dia, harga itu masih dalam kisaran normal.
Budi Santoso, pedagang grosir beras lainnya di Pasar Kebayoran Lama, menyatakan, selama dua hari kemarin ada konsumen yang membeli beras hingga dua karung, tetapi jumlahnya tidak banyak. ”Paling cuma dua sampai tiga orang. Sisanya masih membeli secara literan,” katanya.
Di gudang Budi, puluhan karung beras masih tersedia. Dia juga menjual beras dengan harga yang mirip dengan harga beras di toko Mawan.
Baca juga: Jangan Panik, Belilah yang Anda Butuhkan
Selain beras, telur juga masih tersedia. Harga telur Rp 26.000 per kg. Menurut Andi (22), pedagang telur, harga itu masih normal. Setiap tiga kali sehari selalu ada pemasok yang mengantar telur ke pasar.
Sementara cabai merah di pasar dijual Rp 50.000-Rp 60.000 per kg. Beberapa pedagang menyatakan bahwa stok masih bersedia. Setiap pagi, mereka membeli cabai merah di Pasar Induk Kramat Jati.
Sebelum hujan turun pada Rabu siang, pengunjung memadati blok pasar yang menjual kebutuhan pokok. Jalan selebar 3 meter itu sesak oleh warga yang membeli kebutuhan pokok. Setelah hujan turun, pembeli mulai sepi.
Beberapa di antara mereka mengaku membeli untuk kebutuhan sehari-hari. ”Bukan stok. Ini buat yang akan dimasak hari ini. Paling beras yang buat seminggu ke depan,” kata Fatma (45).