Cegah Penularan Virus Korona, Petugas Di Candi Borobudur Kurangi Kontak Fisik dengan Pengunjung
›
Cegah Penularan Virus Korona, ...
Iklan
Cegah Penularan Virus Korona, Petugas Di Candi Borobudur Kurangi Kontak Fisik dengan Pengunjung
Petugas di lapangan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai diminta mengurangi kontak fisik dengan wisatawan. Hal ini dilakukan guna mencegah penularan virus korona.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Petugas di lapangan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta mulai mengurangi kontak fisik dengan wisatawan. Instruksi ini diberlakukan untuk petugas mulai dari satuan pengaman hingga bagian resepsionis, dan bagian pintu masuk Candi Borobudur serta Restoran Manohara, yang ada di kompleks candi.
General Manager Manohara Jamaludin Mawardi, mengatakan, khusus dalam layanan wisata sunrise atau wisata menikmati panorama matahari terbit di Candi Borobudur misalnya, satpam yang bertugas di candi, kini tidak lagi dibebani kewajiban untuk membantu memakaikan sarung batik kepada pengunjung. Sarung batik ini wajib dipakai oleh wisatawan yang memakai rok atau celana pendek.
Demi menghindari kontak fisik tersebut, satpam hanya memberi contoh tentang pemakaian sarung dan turis diminta untuk menirunya.
“Saat memberikan contoh dan mendampingi turis pun, satpam pun kami ingatkan agar tidak boleh berdiri terlalu dekat dengan pengunjung,” ujarnya, Kamis (5/3/2020).
Saat memberikan contoh dan mendampingi turis pun, satpam pun kami ingatkan agar tidak boleh berdiri terlalu dekat dengan pengunjung
Paket wisata sunrise ini adalah paket wisata yang banyak diminati oleh wisatawan asing. Biasanya, peserta paket ini didominasi turis dari Asia seperti Jepang dan China. Namun, sejak merebaknya wabah Covid-19, paket ini didominasi wisatawan dari negara-negara Eropa.
Adapun, untuk petugas yang berada di meja front office atau resepsionis di Restoran Manohara, juga diminta untuk menghindari kontak fisik, seperti bersalaman.
Selain itu, sebagai bentuk antisipasi lainnya, Jamaludin mengatakan, setiap pengunjung yang masuk restoran, sebelumnya akan diperiksa dengan menggunakan thermal scanner, di mana dengan alat ini, suhu tubuh pengunjung bisa diperiksa tanpa harus alat harus bersentuhan dengan tubuh turis.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, pihaknya melakukan antisipasi serupa. Mulai Kamis (5/3/2020), dengan memakai dua thermal scanner, setiap pengunjung yang datang harus diukur suhu tubuhnya terlebih dahulu.
“Pengunjung yang memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih, nantinya akan diperiksa oleh tenaga paramedis di ruang isolasi,” ujarnya.
Selain menyiapkan dua tenaga paramedis di ruang isolasi, Putu mengatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Tidar Kota Magelang, terkait dengan penanganan pasien terduga Covid-19.
Petugas di pintu masuk kunjungan adalah petugas yang biasa bertemu dan menghadapi wisatawan. Kendatipun demikian, para petugas tidak diwajibkan untuk memakai masker.
“Masker hanya wajib dipakai oleh petugas yang sakit saja. Bahkan, agar tidak terlalu menakutkan karena harus memakai masker, petugas yang sakit tersebut kami sarankan untuk istirahat di rumah saja,” ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono, mengatakan, mulai Kamis kemarin, 51 satpam yang bertugas mengawasi pengunjung di bangunan Candi Borobudur, diminta untuk selalu memakai masker. Ketika terpaksa harus melakukan kontak fisik, seperti mengangkat badan pengunjung yang pingsan, satpam pun kini diminta untuk melindungi dirinya sendiri dengan mengenakan sarung tangan.
Penurunan pengunjung
Wabah Covid-19 ini secara otomatis memicu penurunan jumlah wisatawan asing ke Candi Borobudur. Putu mengatakan, jumlah wisatawan asing yang pada Februari 2019 terdata mencapai 16.869 orang, pada Februari tahun ini, hanya terdata mencapai sekitar 11.000 orang saja.
GM Manohara Jamaludin Mawardi mengatakan, jumlah peserta paket sunrise yang biasanya berkisar 100-150 orang per hari, dalam seminggu terakhir, berkurang drastis menjadi berkisar 40-50 orang saja.
Tidak hanya itu, Manohara yang biasa menerima melayani tamu dari kapal pesiar asing yang bersantap di restoran, mengatakan, enam rombongan wisatawan kapal pesiar yang sedianya berkunjung pada Maret-April 2020, saat ini telah resmi menyatakan membatalkan kunjungannya. Padahal, kunjungan dari kapal pesiar biasanya telah terjadwal sejak setahun sebelumnya.