Hadapi Volatilitas, United Tractors Alihkan Sektor Bisnis
›
Hadapi Volatilitas, United...
Iklan
Hadapi Volatilitas, United Tractors Alihkan Sektor Bisnis
Perusahaan alat berat menyasar sektor konstruksi untuk pembangunan infrastruktur jalan dan perindustrian. Pembangunan tol lintas pulau, seperti Trans-Sumatera dan Trans-Sulawesi, dapat mendorong permintaan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ketidakpastian perekonomian globat akibat wabah virus korona baru atau Covid-19 berpotensi berdampak pada volatilitas harga komoditas. Imbasnya, perusahaan kendaraan yang mengandalkan alat berat mengalihkan sektor tumpuan.
Coorporate Secretary PT United Tractors Tbk, Sara K Loebis, menyatakan, proporsi sektor alat berat pada tahun 2020 penopang perusahaan akan beralih. "Sekitar 40 persen di sektor konstruksi, sebanyak 35-36 persen di sektor pertambangan, serta sisanya di perhutanan dan pertanian," tuturnya saat ditemui di sela GAIKINDO Indonesia International Commercial Vehicle 2020 yang digelar di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Menurut Sara, peralihan tersebut merupakan strategi korporasi dalam menghadapi fluktuasi harga komoditas di tengah situasi perekonomian dunia. Pada tahun 2019, kontribusi sektor pertambangan berkisar 40-45 persen.
Namun pada tahun ini, perusahaan menyasar sektor konstruksi yang membutuhkan alat-alat berat untuk pembangunan infrastruktur jalan dan perindustrian. "Kami perkirakan, pembangunan tol lintas pulau seperti Trans-Sumatera dan Trans-Sulawesi dapat mendorong permintaan," ujarnya.
Perusahaan menyasar sektor konstruksi yang membutuhkan alat-alat berat untuk pembangunan infrastruktur jalan dan perindustrian.
Pada 2019, PT United Tractors Tbk membukukan laba bersih Rp 11,3 triliun, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11,1 triliun. Adapun pendapatan penjualan korporasi turun 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjasi Rp 84,4 triliun.
Terkait penjualan bus oleh korporasi, Marketing Director PT United Tractors Tbk Loudy I Ellias mengharapkan, sebanyak 150 unit terjual pada 2020. Pada 2019, jumlah bus yang terjual sebanyak 36 unit.
"rendahnya penjualan bus pada 2019 disebabkan oleh tahun politik. Penjualan bus oleh perusahaan menyasar pada pengadaan transportasi publik yang menggunakan anggaran pemerintah," kata dia.