Pemerintah di seluruh dunia diminta melakukan respons cepat dan agresif dalam mengendalikan dan memperlambat penyebaran Covid-19.
Oleh
·3 menit baca
PARIS, RABU — Sejumlah negara di dunia mempunyai respons yang berbeda-beda untuk mengendalikan dan memperlambat penyebaran Covid-19. Namun, apa pun langkah yang diambil, menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, hal itu harus dilakukan dengan cepat dan agresif.
Di negara dengan kasus terbanyak di luar China, Korea Selatan, misalnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan perang terhadap virus penyebab Covid-19 dan memerintahkan penambahan tempat tidur untuk rumah sakit-rumah sakit dan memastikan ketersediaan masker. Tempat tidur itu akan dikirim ke kota Daegu, lokasi sekitar 2.300 pasien masih menunggu giliran untuk dirawat di rumah sakit.
Sejauh ini, di Korsel tercatat lebih dari 5.600 kasus Covid-19 dengan jumlah korban meninggal 34 orang. Di Iran, negara dengan 2.922 kasus Covid-19, pemimpin tertinggi Iran telah memerintahkan militer untuk membantu tenaga kesehatan dalam menangani wabah Covid-19. Pemerintah Iran juga menutup sekolah dan universitas, menangguhkan acara kebudayaan dan olahraga, serta mengurangi jam kerja para pegawai.
Sementara itu, negara-negara di Eropa menjalankan respons atas situasi darurat Covid-19 dengan berbagai cara, mulai dari menambah jumlah tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit hingga mengerahkan militer. Di Italia, yang memiliki 2.500 kasus Covid-19, pemerintah setempat melarang warganya berciuman dan berjabat tangan sebagai bentuk salam untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Pemerintah Italia juga berencana mengambil langkah tidak populer guna mencegah penyebaran Covid-19, yakni menggelar semua laga sepak bola tanpa penonton. Untuk meringankan beban layanan kesehatan di Lombardia, kawasan dengan 1.254 kasus Covid-19, pemerintah mengaktifkan kembali dokter yang sudah pensiun dan mempercepat kelulusan mahasiswa keperawatan.
Tidak ketinggalan, memperbantukan dokter di RS swasta ke RS pemerintah, termasuk membawa tempat tidur dari RS swasta untuk ditempatkan di RS pemerintah. Adapun Pemerintah Inggris berupaya memperlambat penyebaran Covid-19 dengan menutup sekolah-sekolah, membatalkan pertemuan-pertemuan yang dihadiri banyak orang, dan mendorong warga bekerja dari rumah.
Di Perancis, angkatan darat setempat telah ”siap melakukan intervensi jika situasi membutuhkan. Rumah sakit militer dalam kondisi siap menerima pasien Covid-19”. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, tenaga kesehatan akan fokus menangani kasus ”paling akut” apabila wabah semakin parah. Artinya, tindakan operasi yang terencana dan tidak urgen bisa ditunda pelaksanaannya.
Tidak ada satu pun intervensi yang paling tepat untuk diaplikasikan seluruh negara dalam mengendalikan Covid-19.
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyatakan, upaya menutup atau mengisolasi desa atau kota dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang banyak ”akan menjadi upaya terakhir”. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, tidak ada satu pun intervensi yang paling tepat untuk diaplikasikan seluruh negara dalam mengendalikan Covid-19.
Situasi setiap negara berbeda. Ada yang memiliki kasus sampai puluhan ribu, tetapi ada yang tidak lebih dari 10 kasus sejauh ini. Ghebreyesus menyarankan, apa pun skenario yang diambil oleh setiap negara, langkah itu harus cepat dan agresif, terutama pada kasus pertama, kluster penularan pertama, dan bukti penularan antarmanusia pertama. ”Tindakan yang diambil pemerintah akan menentukan situasi wabah di negara terkait,” katanya. (AFP/AP)