Siswa TK dan SD Ramai-ramai Tangkal Korona
Kebiasaan hidup sehat terus digaungkan di kalangan siswa SD di Jakarta. Langkah ini diharapkan membentuk budaya baru yang bisa membantu siswa terhindar dari penyakit, termasuk virus Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Siswa sekolah dasar beramai-ramai menangkal Covid-19 atau virus korona baru meski sebagian dari mereka belum mengetahui detail cara penyebarannya. Tanpa merasa panik, pihak sekolah dan orangtua siswa meningkatkan kewaspadaan.
Aldo Fernando, siswa kelas III SD Negeri Bendungan Hilir 05, Jakarta Pusat, mengangkat empat jari tangan kanannya saat ditanya berapa kali ia biasa mencuci tangan di sekolah. Saat jam istirahat, leher Aldo juga berkalung masker. Begitu pula dengan teman-temannya.
Menurut Aldo, kebiasaan mencuci tangan dan memakai masker dilakukan supaya tidak tertular virus korona. Saat ditanya apa itu korona, Aldo dan teman-temannya serentak menjawab, ”Virus.” Saat ditanya penyebarannya lewat apa, teman-teman Aldo terdiam dan saling bertatapan.
”Tahu korona itu virus. Dikasih tahu ayah. Menularnya lewat kelelawar dan manusia,” kata Aldo di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Di saat yang bersamaan, salah satu teman Aldo berceletuk bahwa korona menular lewat kodok.
Baca juga : Antisipasi Penyebaran Covid-19 Juga Dilakukan di Kereta dan Stasiun
Sementara itu, Kairen, siswi kelas IV SD Negeri 15 Karet Tengsin, Jakarta Pusat, juga sudah mengenal virus korona. Menurut dia, korona adalah virus mematikan yang harus ditangkal. ”Korona itu virus yang mematikan. Menularnya lewat orang bersin,” katanya.
Erwina, ibunda Kairen, memang getol memberitahukan ke anak-anaknya tentang bahaya virus korona sejak dua warga Depok terinfeksi virus tersebut pada Senin (2/3/2020). Selain Kairen, dua anak Erwina juga bersekolah di tempat yang sama.
Sebenarnya, Erwina ingin sekali membekali ketiga anaknya dengan cairan antiseptik atau hand sanitizer, tetapi cairan tersebut sulit dicari di pasaran. Alhasil, ia meminta ketiga anaknya mencuci tangan saat akan makan dan setelah memegang besi pegangan tangga. ”Sampai sekarang belum nemu hand sanitizer,” katanya.
Baca juga : Tak Perlu Panik Cari ”Hand Sanitizer”, Cukup Cuci Tangan dengan Sabun atau Semprot Alkohol
Erwina adalah salah satu orangtua yang khawatir dengan penularan Covid-19. Secara khusus, ia meminta anak-anaknya untuk menjaga jarak jika bertemu dengan orang yang sedang batuk dan bersin. Anak-anak juga diberi madu agar daya tahan mereka kuat.
Erwina dan keluarga saat ini membiasakan diri untuk berada di rumah ketimbang bepergian ke tempat yang ramai. ”Anak-anak tetap boleh main dengan teman-temannya. Hanya diminta lebih waspada saja,” ujarnya.
Sementara itu, Yuanitta, ibunda Azzel (5), siswi TK AIUEO Kemanggisan, Jakarta Barat, lebih tenang dalam menanggapi Covid-19. Selama ini ia telah menanamkan kebiasaan mencuci tangan kepada putrinya. Di sisi lain, Azzel juga lebih banyak berada di rumah ketimbang bepergian. ”Menurut saya, Covid-19 masih bisa diobati, jadi tidak terlalu membuat panik seperti orang kebanyakan,” katanya.
Beberapa hari lalu, Yuanitta dan keluarga juga bepergian tanpa memakai masker. Selain karena masker hanya dianjurkan untuk orang-orang yang sedang sakit, ia menganggap masuknya Covid-19 tidak perlu ditanggapi secara berlebihan meskipun ia tetap waspada.
Baca juga : Antisipasi Sekolah terhadap Covid-19
Etika batuk
Kepala TK AIUEO Kemanggisan Yani Triyani mengaku telah menyediakan stok masker di sekolah. Masker dibagikan apabila ada guru atau murid yang sakit. Selain itu, guru juga sudah mengajarkan etika batuk dan bersin yang benar untuk meminimalkan penularan penyakit.
Menurut Yani, tidak mudah mengenalkan virus korona dan penyebarannya kepada anak-anak jenjang TK. Untuk itu, anak-anak selalu diingatkan tahapan mencuci tangan yang bersih serta menghindari menyentuh wajah menggunakan tangan. Harapannya, hal itu menjadi kebiasaan untuk menghindari jenis penyakit apa pun.
”Salah satu strategi kami adalah mengulang-ulang materi yang diberikan agar anak terbiasa. Sebab, anak itu mudah ingat, tapi mudah lupa,” ujarnya.
Yani menambahkan, pada umumnya orangtua siswa tidak merasa takut atau panik perihal penularan Covid-19 kepada anak mereka. Hanya saja mereka tetap waspada. Ada beberapa orangtua yang meminta anaknya menghindari bersalaman dengan orang lain.
Hal yang sama terjadi di SD Negeri 05 Bendungan Hilir. Setiap pagi, biasanya anak-anak melewati gerbang sekolah sambil bersalaman dan mencium tangan guru. Sejak merebaknya virus korona, mereka tak lagi bersalaman, melainkan memberi salam dengan cara mengatupkan kedua tangan di depan dada.
Wakil Kepala SD Negeri 05 Bendungan Hilir Bidang Kurikulum dan Kesiswaan Chacha Priatna mengatakan, pihaknya memberikan penjelasan kepada guru, siswa, dan orangtua siswa perihal Covid-19. Setidaknya, orangtua siswa dari empat kelas sudah diundang ke sekolah, yakni kelas V A, V B, VI A, dan VI B. ”Besok Jumat kami undang orangtua dari kelas IV A dan IV B. Secara bertahap akan diundang semua,” katanya.
Salah satu strategi kami adalah mengulang-ulang materi yang diberikan agar anak terbiasa. Sebab, anak itu mudah ingat, tapi mudah lupa.
Adapun pada Selasa (3/3/2020), seluruh siswa dari 12 kelas sudah diberikan penjelasan tentang virus korona dan cara menangkal penyebarannya. Penjelasan diberikan melalui pengeras suara yang tersambung ke setiap kelas.
Selain itu, setiap jam istirahat, anak-anak diminta mencuci tangan menggunakan sabun. Mereka juga dianjurkan mengenakan masker, terutama bagi yang sakit. Untuk mendukung gerakan cuci tangan, pihak sekolah dalam waktu dekat akan memasang 24 keran air di halaman sekolah. Ke-24 keran air ini hanya dipasang temporer selama virus korona masih merebak di Indonesia.
”Kami akan pasang pipa secara memanjang, kemudian diberi keran air. Tetapi, sementara ini sudah ada wastafel. Sabun cuci tangan juga sudah kami perbanyak,” kata Chacha.
Puskesmas ke sekolah
Kamis (5/3/2020) siang, di SD Negeri 15 Karet Tengsin berlangsung pelatihan guru UKS se-Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Acara ini digagas Puskesmas Tanah Abang untuk menggiatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Salah satu materi yang dibawakan adalah penjelasan tentang virus korona, gejala, dan upaya pencegahannya. ”Kami juga menjelaskan siapa saja orang-orang dalam pemantauan yang perlu diwaspadai,” kata dr Sandhy Zainal dari Puskesmas Tanah Abang.
Para guru yang mendapatkan pelatihan diharapkan menyebarluaskan pengetahuan mereka kepada kolega di sekolah. Dengan begitu, para guru mata pelajaran dapat menjelaskannya kembali kepada siswa di kelas.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Husein Hasbyi menilai, saat ini adalah momentum yang tepat bagi masyarakat untuk membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan menggunakan sabun setelah bepergian atau mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk memperkuat daya tahan tubuh harus menjadi budaya.
”Jadi, jika ada situasi seperti sekarang, masyarakat tidak akan panik, karena pola hidup bersih sudah menjadi kebiasaan sehari-hari,” katanya.