Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melarang semua kapal pesiar yang berasal dan pernah singgah di negara-negara terjangkit Covid-19 sandar di Surabaya.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melarang semua kapal pesiar yang berasal dan pernah singgah di negara-negara terjangkit Covid-19 sandar di Surabaya. Keputusan ini diambil untuk mengurangi potensi penularan virus korona dari wisatawan asing.
Kapal pertama pada tahun ini yang dilarang sandar adalah Kapal Pesiar Viking Sun asal Norwegia. Kapal yang membawa 848 penumpang dan 460 kru tersebut, menurut rencana, akan sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Jumat (6/3/2020). Menurut rencana, kapal melakukan perjalanan ke Labuhan Bajo (Rabu), Semarang (Kamis), Surabaya (Jumat), dan Bali (Sabtu).
Keputusan ini diambil dengan berbagai pertimbangan, utamanya demi kesehatan warga Surabaya.
Ketika memasuki Labuhan Bajo, dua penumpang ditemukan menunjukkan gejala Covid-19, seperti demam, batuk, dan pilek. Keduanya juga diketahui pernah mengunjungi Kaledonia Baru dan Australia yang merupakan negara yang memiliki kasus Covid-19. Dengan kondisi tersebut, Pemkot Surabaya akhirnya melarang kapal sandar di Surabaya.
”Keputusan ini diambil dengan berbagai pertimbangan, utamanya demi kesehatan warga Surabaya,” kata Risma di Surabaya, Kamis (5/3).
Dia menuturkan, keputusan ini akan berlaku dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Pihaknya akan terus mengevaluasi keputusan ini sesuai dengan kondisi wabah Covid-19 di Indonesia dan negara-negara lainnya.
”Tidak semua kapal pesiar dilarang sandar, tetapi hanya yang pernah singgah ke negara-negara terjangkit korona. Kami harap tidak terlalu lama karena bisa berdampak pada pariwisata di Surabaya,” katanya.
Vice President Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Wilis Aji Wiranata mengatakan, Pelindo sebagai operator akan menghormati keputusan Pemkot Surabaya. Dengan demikian, kapal tidak akan sandar ke Surabaya dan langsung melanjutkan perjalanan ke Bali setelah ke Semarang.
Membatalkan
Wilis mengatakan, tahun ini rencananya ada 15 kapal pesiar yang akan sandar ke Surabaya. Namun, semenjak ada wabah Covid-19, ada lima kapal pesiar di antaranya membatalkan perjalanan ke Surabaya. Kapal tersebut juga membatalkan kunjungan ke negara-negara lain yang sudah dikonfirmasi ada kasus Covid-19.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad menambahkan, penapisan terhadap ancaman penyebaran virus korona juga dilakukan di terminal yang menjadi pintu masuk warga daerah lain. Dua terminal besar, yakni Terminal Purabaya dan Osowilangun, dipasang pemindai suhu tubuh. ”Jika ditemukan penumpang dengan gejala Covid-19, akan dilakukan pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Pihaknya juga akan memasang tempat mencuci tangan di sejumlah terminal dan halte bus. Penumpang bisa mencuci tangan di tempat yang disediakan sebagai salah satu antisipasi agar tidak tertular virus korona.
Selain itu, Pemkot Surabaya telah membagikan 9.892 boks masker ke 63 puskesmas. Masker juga dibagikan ke kelurahan masing-masing 10 boks. Masker itu nantinya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.