Wabah penyakit Covid-19 sudah menyebar ke 81 negara di dunia termasuk Indonesia, dan berkonsekuensi terhadap banyak kegiatan termasuk olahraga.
Oleh
·2 menit baca
Perhelatan olahraga, seperti halnya pergelaran musik, pasti melibatkan ribuan bahkan puluhan ribu orang. Selain atlet-atlet yang berlaga, juga ada wasit, panitia, dan penonton. Kebetulan, tahun ini, di tengah berjangkitnya Covid-19, akan berlangsung dua kegiatan akbar, yakni Olimpiade Tokyo 2020 dan sepak bola Piala Eropa. Di Indonesia juga akan digelar PON Papua 2020. Itu belum termasuk agenda-agenda cabang, sebut saja Piala Thomas dan Piala Uber untuk bulu tangkis.
Piala Eropa menjadwalkan upacara pembukaan di Stadion Olimpico, Roma, Italia, yang berkapasitas 72.698 penonton. Oleh karena itu, untuk pembukaan, bakal berkumpul 80.000 orang di Olimpico pada 12 Juni. Celakanya, Italia menjadi negara Eropa dengan angka kematian terbanyak akibat Covid-19, yakni 80 orang. Akankah Roma tetap menggelar Piala Eropa, sedangkan kini Liga Italia digelar tanpa penonton?
Stadion Papua Bangkit, arena pembukaan PON 2020, berkapasitas lebih dari 40.000 penonton. Dengan lebih dari 35 cabang olahraga akan diperlombakan, bakal hadir ratusan ribu atlet dan ofisial di empat lokasi, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Kerumunan orang menjadi salah satu yang dikhawatirkan cepat menularkan virus korona tipe baru, tak terkecuali di kegiatan olahraga. Tak heran, Tokyo Marathon 2020, lomba lari yang masuk kategori World Major Marathon, pun dibatalkan, dengan hanya diikuti atlet elite dunia.
Kementerian Pemuda dan Olahraga perlu segera menyiapkan pedoman bagi pengurus induk cabang olahraga serta lembaga terkait seperti PB PON, seputar dua hal. Pertama, pedoman penyelenggaraan kegiatan olahraga nasional, termasuk PON. Standar-standar pencegahan penyebaran virus korona tipe baru perlu segera ditetapkan, dan dipastikan bisa terwujud pada saat kejuaraan.
Bicara soal PON 2020 yang akan digelar 20 Oktober hingga 2 November, masih ada cukup waktu untuk menyusun panduan ini, dan memastikan seluruh lini penyelenggara PON bisa menerapkannya. Pedoman kedua, tak lain panduan bagi atlet, pelatih, dan pembina terkait partisipasi dalam uji coba, pelatihan, atau kejuaraan di luar negeri. Terutama, di negara-negara dengan jumlah kasus Covid-19 signifikan.
Seperti diberitakan harian ini, Kamis (5/3/2020), Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia berencana mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan pada Mei 2020 di Shanghai, China. Selain itu, juga dijadwalkan pelatihan di Korea Selatan. Kedua rencana itu dibatalkan.
Dari informasi terkini, Kemenpora telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk meminta masukan terkait pedoman itu. Diharapkan proses penyusunan pedoman itu tak lama karena proses pembinaan dan pelatihan atlet harus bergulir secara berkesinambungan. Kejelasan pedoman sejak dini menjadi penentu keberlangsungan prestasi olahraga Indonesia meski di tengah meluasnya wabah Covid-19.