Atasi DBD, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik Digiatkan
›
Atasi DBD, Gerakan Satu Rumah ...
Iklan
Atasi DBD, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik Digiatkan
DBD merebak di Bandung. Gerakan bersih lingkungan digalakkan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kasus DBD banyak ditemukan di Kota Bandung,Jawa Barat. Kerja sama antara pemerintah dan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan penting dilakukan.
Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita, di Bandung, Jumat (6/3/2020), menuturkan, setiap petugas puskesmas di Kota Bandung mengingatkan warga untuk melakukan pemberantasan jentik nyamuk. Selain itu, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) juga menjadi salah satu program yang digiatkan hingga ke lingkungan perumahan sehingga setiap warga bisa memastikan rumahnya bebas jentik nyamuk.
Hingga akhir Februari terdapat 429 penderita demam berdarah dengue (DBD) dengan jumlah kematian 2 jiwa, sedangkan 427 orang lainnya berhasil disembuhkan. Jika dilihat dari data per bulan, terdapat penurunan jumlah penderita, dari 241 laporan kasus pada Januari menjadi 188 kasus.
”Kasusnya tersebar di seluruh Kota Bandung. Untuk Maret belum ada pelaporan. Untuk G1R1J, kami memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga setidaknya dalam satu rumah terdapat satu anggota keluarga yang bisa menjadi jumantik (juru pemantau jentik),” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa Jawa Barat sebagai daerah dengan jumlah terdampak DBD tertinggi di Indonesia sebanyak 1.420 kasus dengan jumlah kematian 15 jiwa. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Berli Hamdani menuturkan, tingginya kasus berbanding lurus dengan jumlah penduduk Jabar terbanyak di Indonesia yang mencapai lebih dari 48 juta jiwa.
”Kasus DBD ini juga paling banyak ditemui di kawasan padat, seperti perkotaan, dengan penemuan terbanyak di Kota Bandung. Upaya pengendalian terus kami lakukan dengan harapan ada kerja sama dari seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Kasus DBD ini juga paling banyak ditemui di kawasan padat, seperti perkotaan, dengan penemuan terbanyak di Kota Bandung.
Pengendalian ini, tutur Berli, dilakukan dengan melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui program pemberantasan sarang nyamuk yang dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Pemantauan lingkungan hingga G1R1J juga diterapkan sehingga masyarakat lebih siap membersihkan sumber-sumber perkembangbiakan jentik nyamuk.
”Program-program ini dilakukan hingga tataran keluarga, mulai dari tata kelola sampah hingga penggunaan abate di tempat-tempat penampungan air. Semua ini akan berhasil jika seluruh elemen masyarakat bisa menyukseskan gerakan tersebut,” kata Berli.