Produk usaha mikro, kecil, dan menengah sudah diekspor ke China. Pemerintah bersiap-siap untuk meningkatkan ekspor produk UMKM setelah wabah Covid-19 mereda.
Oleh
C Anto Saptowalyono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Untuk mendukung ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM ke China, Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Handito Joewono mengusulkan tambahan pusat logistik selain di Ningbao. Usulan itu dia sampaikan dalam perbincangan jarak jauh dengan Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (5/3/2020) petang.
Handito menuturkan, beberapa waktu lalu dilaksanakan pelepasan ekspor perdana produk UKM melalui Pusat Logistik Berikat (PLB) E-Commerce di kawasan industri dan pergudangan Marunda Centre, Bekasi, Jawa Barat ke PLB e-commerce di Ningbao, China.
"Setelah kemarin satu kontainer terkirim, barang juga sudah sampai di Ningbao, dan beberapa hari ini diunggah melalui marketplace di sana," kata Handito.
Barang yang dikirim itu terdiri dari sekitar 600 produk dari 100 lebih UMKM se-Indonesia melalui lima agregator ekspor, dengan nilai Rp 500 juta.
Handito mengatakan pihaknya sedang menyiapkan ekspor yang lebih besar, termasuk ke China.
"Selain di Ningbao, saya pikir juga perlu ada pusat logistik di beberapa kota lain di China, supaya produk UKM Indonesia bisa masuk segera setelah persoalan wabah korona usai," ujar Handito.
Djauhari Oratmangun menyampaikan, sudah mulai berkomunikasi dengan pasar dalam jaringan di China. "Kami di KBRI dan KJRI di sini siap membantu, termasuk dalam logistik," katanya.
Djauhari menambahkan, dengan dukungan pemerintah RI, pihaknya siap membantu penetrasi produk ekspor Indonesia di China setelah wabah Covid-19 mereda. "Kami akan membantu sepenuhnya. Namun, dari aspek regulasi kami harus merundingkannya dengan pihak-pihak terkait di sini," katanya.(CAS)