Sebagian Pelajar di Kalteng Diimbau Tidak Berjabat Tangan Sementara Waktu
›
Sebagian Pelajar di Kalteng...
Iklan
Sebagian Pelajar di Kalteng Diimbau Tidak Berjabat Tangan Sementara Waktu
Pemerintah Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kotawaringin Timur mengeluarkan surat edaran terkait pencegahan penyakit Covid-19. Salah satunya imbauan untuk menghentikan sementara waktu jabat tangan bagi para pelajar.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kotawaringin Timur di Kalimantan Tengah mengeluarkan surat edaran terkait pencegahan penyakit Covid-19. Salah satunya imbauan untuk menghentikan sementara waktu jabat tangan bagi para pelajar.
Di Kota Palangkaraya, Dinas Pendidikan setempat mengeluarkan Surat Edaran Nomor 420/65/BP-SD.03/III/2020 untuk TK, SD, dan SMP perihal imbauan itu. Di dalam isi surat tersebut, para siswa, guru, dan karyawan lainnya di sekolah diminta untuk membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun hingga menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah. Selain itu, mereka diimbau menghentikan sementara waktu kebiasaan berjabat tangan dan diganti dengan salam yang sesuai dengan budaya Indonesia.
Di SDN 5 Bukit Tunggal, Kota Palangkaraya, Jumat (6/3/2020) pagi, anak-anak mulai berbaris di luar kelas. Saat masuk kelas, guru-guru menyampaikan tidak perlu berjabat tangan atau mencium tangan pengajar.
Beberapa anak mengikuti imbauan itu. Namun, sebagian besar berusaha menyalami tangan gurunya. Bahkan, beberapa anak murid berusaha menarik tangan gurunya yang sudah disembunyikan di balik badan.
Beberapa guru mengganti jabat tangan dengan salam seperti mengatupkan tangan. Beberapa guru yang lain langsung masuk ke kelasnya dan memulai pelajaran.
Kepala Sekolah SDN 5 Bukit Tunggal Bayer menjelaskan, sudah dua hari ini kebijakan itu dilaksanakan, tetapi belum sepenuhnya berjalan. Pasalnya, sebagian besar anak sudah terbiasa melakukan ritual jabat tangan.
”Mau bagaimana lagi, kan itu (jabat tangan) kami juga yang ajarkan, mau tidak mau disiasati dengan salam yang lain tanpa harus bersentuhan tangan,” kata Bayer.
Bayer mengungkapkan, kebijakan itu hanya akan berlangsung sampai kasus Covid-19 bisa diatasi dengan baik. Ia percaya, penyakit itu akan ditemukan penawarnya. ”Kami hanya berdoa ini bisa cepat usai dan tidak perlu lagi ada korban, khususnya bagi anak-anak sekolah,” ungkap Bayer.
Bayer menjelaskan, sebelum kebijakan itu dibuat, pihaknya sudah mengantisipasinya dengan cuci tangan sebelum masuk kelas untuk 471 murid di sekolah itu. Kebiasaan itu biasanya hanya dilakukan pada hari Jumat karena berolahraga. Namun, dengan maraknya kasus Covid-19 di sejumlah negara, sekolah mengambil kebijakan sendiri rutin mencuci tangan.
”Bedanya, sekarang tidak cuma murid, tapi guru dan karyawan harus begitu (mencuci tangan),” ujar Bayer.
Mau bagaimana lagi, kan itu (jabat tangan) kami juga yang ajarkan, mau tidak mau disiasati dengan salam yang lain tanpa harus bersentuhan tangan.
Di Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, juga dilakukan kebijakan yang sama. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur Suparmadi menjelaskan, pihaknya mengeluarkan kebijakan tidak bersalaman untuk sementara waktu.
”Jadi bersentuhan fisik itu dikurangi bahkan dihentikan sementara waktu ini, boleh diganti salam yang lain,” kata Suparmadi.
Kebijakan itu, kata Suparmadi, diberlakukan untuk semua sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Selain itu, sekolah juga wajib terus menjaga kebersihan di kelas dan di tempat-tempat berkumpul dan bermain anak murid.
”Setiap sekolah diminta menyiapkan sarana untuk memudahkan seluruh warga sekolah mencuci tangan, yakni keran air dan sabun. Dengan begitu, imbauan mencuci tangan itu bisa dengan mudah dilaksanakan,” kata Suparmadi.