Sebanyak 800 warga Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, mengungsi dari tempat tinggalnya untuk menghindari kelompok kriminal bersenjata sejak Jumat kemarin.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 800 warga Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, mengungsi dari tempat tinggalnya untuk menghindari kelompok kriminal bersenjata sejak Jumat kemarin. Ratusan warga ini mengungsi ke Timika dengan menggunakan bus milik PT Freeport Indonesia.
Dari data Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Kapolsek Tembagapura Ajun Komisaris Hermanto bersama jajarannya mengungsikan 800 warga tersebut dari Tembagapura ke Timika pada Jumat sore.
Warga mengungsi karena merasa ketakutan dengan aksi kelompok kriminal bersenjata yang terus meneror wilayah Tembagapura selama beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, ratusan warga ini telah mengungsi ke Polsek Tembagapura pada Jumat pukul 05.00 WIT. Kami pun membawa mereka ke Timika dengan menggunakan 13 bus pada pukul 18.00 WIT.
Kelompok dengan pemimpin Joni Botak dan rekannya, Lekagak Telenggen, menyerang aparat keamanan yang sedang berpatroli dan Markas Polsek Tembagapura sejak akhir Februari.
Perbuatan mereka menyebabkan satu anggota Brimob meninggal pada Jumat (28/2/2020) dan satu anggota lainnya mengalami luka akibat terkena rekoset atau serpihan peluru pada Senin (2/3/2020).
”Sebelumnya, ratusan warga ini telah mengungsi ke Polsek Tembagapura pada Jumat pukul 05.00 WIT. Kami pun membawa mereka ke Timika dengan menggunakan 13 bus pada pukul 18.00 WIT,” kata Hermanto saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu (7/3/2020).
Hermanto mengatakan, 800 warga yang mengungsi ke Timika terdiri dari 100 anak-anak, 370 wanita, dan 330 pria.
”Mereka berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, Kampung Kimbeli. Kemungkinan jumlah pengungsi akan terus bertambah dari Kampung Banti,” kata Hermanto.
Apresiasi
Agus Beanal, salah satu tokoh masyarakat Tembagapura, menyampaikan, apresiasinya atas upaya pihak kepolisian yang telah mengungsikan ratusan warga Distrik Tembagapura ke Timika.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan. Kasihan warga, terutama anak-anak yang sangat ketakutan dengan teror kelompok tersebut,” ungkap Agus.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, saat dihubungi menyatakan, 33 kelompok pasukan telah berada di Tembagapura untuk menyerang aparat TNI dan Polri.
”Kami akan terus berjuang hingga PT Freeport meninggalkan Tembagapura. Mereka tidak berhak atas kekayaan alam bangsa Papua,” kata Sebby.