Investasi Saham Dapat Menjadi Pilihan, tetapi Bukan untuk ”Trading”
›
Investasi Saham Dapat Menjadi ...
Iklan
Investasi Saham Dapat Menjadi Pilihan, tetapi Bukan untuk ”Trading”
Indeks Harga Saham Gabungan yang masih volatil dinilai berpotensi terjadi hingga awal kuartal II-2020. Jika ingin berinvestasi saham, Anda dapat mencobanya saat ini, tetapi perlu diingat bukan untuk diperjualbelikan.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
Virus korona jenis baru penyebab coronavirus disease 2019 atau Covid-19 terus merebak di sejumlah negara. Mewabahnya Covid-19 juga turut berdampak pada perdagangan secara global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip pada Sabtu (7/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan sempat menguat, tetapi kembali melemah. Pada Jumat (6/3/2020), IHSG kembali terkoreksi 2,48 persen dari 5.638,13 saat dibuka menjadi 5.498,54 saat penutupan.
Padahal, pada Selasa (3/3/2020) dan Rabu (3/4/2020) menguat, bahkan hingga menyentuh angka 5.712,54 saat penutupan. Namun, pada Kamis (5/3/2020) menurun hingga sekitar 5.625,93.
Bursa saham yang bergerak secara volatil memang salah satunya disebabkan penyebaran Covid-19. Saat Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua warga Indonesia yang terinfeksi Covid-19 pada Senin (2/3/2020), IHSG harus rela terkoreksi hingga berada di zona merah, di bawah 5.366,09.
Beberapa bursa saham yang menguat, berdasarkan Jakarta Stock Exchange LQ45, yakni Indofood naik 2,14 persen; Kalbe Farma naik 1,46 persen; dan Unilever Indonesia naik 1,01 persen. Tak hanya itu, Astra International juga naik 2,52 persen; Tambang Batubara naik 2,19 persen; dan Indocement Tunggal naik 4,29 persen.
Namun, ada juga bursa saham yang melemah, antara lain Bank Central Asia turun 1,62 persen; Bank Rakyat Persero turun 0,44 persen; dan Bank Mandiri Persero turun 0,32 persen. Selain itu, Telekomunikasi turun 2,41 persen; Indika Energy turun 1,83 persen; dan Aneka Tambang Persero turun 0,74 persen.
Direktur Utama Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana menilai, dampak dari penyebaran Covid-19 setidaknya akan terasa hingga akhir kuartal I-2020, bahkan awal kuartal II-2020. Artinya, IHSG pun masih akan ada potensi penurunan.
”Bisa dikatakan memang ini saatnya untuk membeli saham, tapi bukan untuk trading (diperjualbelikan) karena masih volatil. Setidaknya satu hingga dua bulan ke depan itu masih harus diwaspadai. Kalau bagi investor yang hit and run, enggak cocok buat sekarang,” tutur Jemmy.
Di tengah ketidakpastian perdagangan, Jemmy merekomendasikan untuk berinvestasi pada saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar dan fundamental yang bagus. Misalnya, saham di Jakarta Stock Exchange LQ45, perbankan, telekomunikasi, dan badan usaha milik negara.
”Dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang memiliki kapital besar dan sering membagikan deviden, paling tidak kita akan tetap mendapatkan penghasilan walaupun harga sedang turun. Setidaknya perlu sekitar tiga tahun ke depan untuk mendapatkan hasil dari investasi saham,” kata Jemmy.
Perlu diingat, investasi saham merupakan investasi jangka panjang. Sementara untuk calon investor yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu pendek atau menengah, Jemmy merekomendasikan untuk berinvestasi di obligasi atau emas.
Baca juga : Ada Banyak Peluang bagi Indonesia
Saat ini, pemerintah pun tengah menjual sukuk ritel seri SR012 hingga 18 Maret 2020. Produk investasi syariah ini ditawarkan dengan imbal hasil tetap sebesar 6,3 persen dan tenor tiga tahun.
Instrumen SBN ritel ini dijual dengan minimal pemesanan Rp 1 juta dan maksimal pemesanan Rp 3 miliar. Untuk selanjutnya, Kementerian Keuangan juga akan menerbitkan saving bond ritel seri SBR010 pada 23 Juni 2020, sukuk tabungan (ST) seri 007 pada 28 Agustus 2020, obligasi ritel Indonesia seri ORI017 pada 1 Oktober 2020, dan ST008 pada 26 Oktober 2020.
Sementara untuk emas, harga emas kini menyentuh 1.674,18 dollar AS per troy ounce. Untuk per gram-nya, harga emas mencapai 53,83 dollar AS atau sekitar Rp 765,96 per gram.
Dengan begitu, pilihan investasi memang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan berinvestasi. Jika ingin berinvestasi di saham saat ini, harus diingat untuk investasi jangka panjang dan tidak untuk diperjualbelikan.
Untuk diketahui, hingga hari ini, berdasarkan data worldmeters.info, sudah ada sebanyak 102.225 kasus Covid-19 yang menyebar di 97 negara dan teritori. Sebanyak 3.495 pasien meninggal, tetapi pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 57.611 pasien.
Kasus terbanyak terjadi di China mencapai 80.651 dengan total kematian 3.070 orang dan yang sembuh mencapai 55.404 orang. Di luar China, penyebaran Covid-19 yang signifikan terjadi di Korea Selatan (6.767 kasus), Iran (4.747 kasus), dan Italia (4.636 kasus).