Korsel Layangkan Protes ke Jepang soal Karantina Warga
›
Korsel Layangkan Protes ke...
Iklan
Korsel Layangkan Protes ke Jepang soal Karantina Warga
Pemerintah Korsel mengancam untuk menerapkan langkah Pemerintah Jepang terkait wabah penyakit Covid-19 dengan mengkarantina warga Jepang yang berkunjung ke Korsel selama dua pekan sebagai balasan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
SEOUL, JUMAT -- Pemerintah Korea Selatan memanggil Duta Besar Jepang untuk Korsel, Koji Tomita, Jumat (6/3/2020), untuk memprotes keputusan Tokyo mengkarantina pengunjung asal Korsel di Jepang selama dua pekan. Pemerintah Korsel bahkan mengancam untuk menerapkan langkah Pemerintah Jepang terkait wabah penyakit Covid-19 itu bagi warga Jepang yang berkunjung ke Korsel sebagai balasan.
Dinamika terkait penanganan wabah Covid-19 itu menjadi perseteruan terbaru antara pemerintah kedua negara. Sebelum virus korona tipe baru merebak, pemerintah kedua negara terlibat pertikaian di bidang perdagangan pada tahun lalu. Pertikaian perdagangan itu sempat memanaskan hubungan diplomatik kedua negara.
Jepang sendiri termasuk di antara hampir 100 negara yang memberlakukan pembatasan bagi para pengunjung dari wilayah Korsel. Covid-19 telah menginfeksi 6.593 warga di Korsel, sebanyak 42 orang di antaranya meninggal dunia. Korsel merupakan salah satu negara pertama di luar China yang terdeteksi menjadi tempat penyebaran Covid-19.
Pemerintah Jepang telah melarang masuknya pengunjung dari daerah-daerah yang sangat terkena dampak di Korsel. Sejalan dengan hal itu, otoritas negeri itu juga memerintahkan karantina bagi warga Korsel selama dua pekan.
"Jika pemerintah Jepang tidak menarik keputusan mereka, kami tidak dapat berbuat banyak, selain melakukan hal-hal lain, termasuk tindakan pembalasan jika perlu," kata Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha, pada Tomita.
Kang mengecam keputusan Jepang yang memberlakukan karantina tanpa konsultasi yang memadai atau pemberitahuan sebelumnya pada Seoul. Seoul sebelumnya juga telah memprotes Singapura dan Vietnam atas pembatasan serupa bagi warga Korsel, masih terkait wabah Covid-19.
Seoul sebelumnya telah memprotes Singapura dan Vietnam atas pembatasan serupa bagi warga Korsel, masih terkait wabah Covid-19.
Seoul sendiri telah mencoba membujuk Jepang agar tidak memberlakukan kebijakan itu. "Kami menyatakan penyesalan mendalam terhadap tindakan tidak adil yang diambil oleh Pemerintah Jepang," tambah Kang.
Minta pengertian
Berbicara melalui penerjemah, Tomita meminta Kang dan Pemerintah Korsel menyadari situasi yang memburuk. Dengan kata lain Jepang meminta pengertian Pemerintah Korsel. "Dua pekan mendatang adalah periode kritis yang akan menentukan apakah kita dapat mengakhiri wabah Covid-19 atau tidak," kata Tomita.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, di Tokyo mengatakan, instruksi karantina juga berlaku untuk pengunjung dari China. Karantina itu berbentuk permintaan tinggal di hotel mereka. "Ini permintaan, kami akan melakukan segalanya untuk memastikan orang mengerti," katanya.
Juru bicara Pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, membela kebijakan negaranya. Keputusan itu merupakan hasil tinjauan komprehensif berdasarkan informasi yang tersedia tentang situasi di negara lain dan efeknya.
Jumlah kasus Covid-19 di Jepang telah mencapai sekitar 1.060 hingga Jumat malam. Media NHK memberitakan, kasus infeksi baru dilaporkan muncul di Prefektur Yamaguchi, barat daya Hokkaido. Penyebaran penyakit yang cepat telah menimbulkan keraguan, apakah Tokyo akan dapat menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas ini. (AFP/REUTERS)