Pemerintah tetap menelusuri orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan empat warga yang positif terinfeksi virus korona. Sementara kondisi keempat pasien Covid-19 saat ini terus membaik.
Oleh
FX LAKSANA AS
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah orang yang rawan terjangkit virus korona kemungkinan masih berkegiatan biasa di tengah-tengah masyarakat. Semakin cepat mereka teridentifikasi dan dirawat di rumah sakit, semakin cepat pula upaya penyembuhan sekaligus lokalisasi terhadap penularan virus dilakukan.
Sampai dengan Sabtu (7/3/2020), jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang positif terinfeksi virus korona di Indonesia berjumlah empat orang. Sementara yang terduga sebanyak 11 orang. Semuanya dirawat di rumah sakit. Artinya data terakhir ini masih sama persis dengan data sehari sebelumnya.
”Bagi kita, saya tekankan, status positif atau bukan tidak akan banyak berpengaruh pada rawatan pasiennya, tapi lebih cenderung pada antisipasi penularannya. Kita harus melakukan penelusuran kontak dengan mereka sehingga kita bisa dengan cepat untuk mencari, menemukan, dan mengisolasi supaya tidak ada sumber-sumber penularan lagi di masyarakat yang membuat nanti semakin tidak terkendali sebaran dari penyakit ini,” tutur Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu kemarin.
Sumber penyakit virus korona, menurut Yurianto, adalah virus korona. Adapun penularannya terjadi melalui manusia yang positif terinfeksi virus korona, yakni lewat percikan dari saluran penapasan saat bernapas, bicara, bersin, dan batuk.
”Sumbernya adalah virus, bukan wilayah. Dan virus ini ada di orang, bukan wilayah. Sebab, virus ini enggak mungkin hidup di luar orang. Oleh karena itu, yang menjadi penting bagi kita adalah betul-betul mengawasi orang dengan positif penyakit virus korona. Sebab, ini akan menjadi sumber penularan. Orang dengan positif yang sudah diketahui pasti masuk rumah sakit, pasti harus kita isolasi,” tutur Yurianto.
Untuk itu, Yurianto melanjutkan, pemerintah menelusuri orang-orang yang pernah secara fisik dekat dengan pasien yang sudah positif terinfeksi. Hal ini dilakukan dengan cara menanyakan kepada pasien dengan infeksi virus korona.
”Orang-orang yang pernah kontak dekat dengan dia inilah yang harus kita cari karena ini akan menjadi potensi untuk jadi penularan orang lain manakala tidak segera kita isolasi. Kegiatan ini kita sebut penelusuran kontak. Oleh karena itu, setiap kasus positif yang kita rawat, maka yang kita lakukan pertama kali, di samping merawat pasien, adalah mencoba menelusuri kontak pressing-nya. Selama ini dia ke mana, siapa yang kontak dekat dengan dia,” kata Yurianto.
Orang-orang yang pernah kontak dekat dengan dia inilah yang harus kita cari karena ini akan menjadi potensi untuk jadi penularan orang lain manakala tidak segera kita isolasi.
Sementara itu, mengutib paparan Yurianto, kondisi kasus 1 dan kasus 2 membaik. Meskipun demikian, uji laboratorium masih menyatakan kedua pasien positif terinfeksi virus korona. ”Spesimen sudah diambil kemarin. Hasilnya masih positif. Tapi, klinisnya semakin baik. Tiap hari, spesimen akan diambil terus,” kata Yurianto.
Untuk kasus 3 dan kasus 4, kondisi klinisnya juga membaik. ”Sekarang sudah tidak panas lagi. Pileknya sudah jarang-jarang. Batuk juga sudah berkurang. Mudah-mudahan dalam perawatan lebih lanjut, kasus 3 dan 4 akan menjadi baik,” kata Yurianto.
Adapun untuk 11 kasus terduga, kondisinya juga membaik. Pemeriksaan laboratorium akan terus dilakukan setiap hari. Pengalaman di beberapa negara, butuh pemeriksaan beberapa kali sampai pada kesimpulan positif. ”Bisa berkali-kali. Di Vietnam, misalnya, baru ketahuan positif setelah diperiksa tujuh kali,” kata Yurianto lagi.
Anak buah kapal
Sementara itu, masih menurut Yurianto, kabar baik datang dari delapan WNI yang merupakan anak buah kapal (ABK) Diamond Princess. Mereka menderita sakit sehingga harus dirawat di salah satu rumah sakit di Jepang. Mereka adalah bagian dari 78 ABK Diamond Princess asal Indonesia.
”Sisa delapan WNI kita yang positif di Rumah Sakit Jepang, perkembangannya menggembirakan. Kemarin ada satu yang sudah sampai ke Tanah Air dengan selamat. Hari (Sabtu) ini, ada dua yang tinggal menunggu boarding ke Indonesia. Sisanya tinggal lima orang. Kemungkinan dalam dua hingga tiga hari ke depan juga akan dipulangkan karena kondisinya sudah bagus,” tutur Yurianto.
Terhadap delapan ABK tersebut, Kementerian Kesehatan akan melakukan obrservasi selama 14 hari di Balai Pelatihan Kesehatan di Cikarang. Fasilitas dan tim medis sudah disiapkan.
Total ABK Diamond Princess yang merupakan WNI berjumlah 78 orang. Awalnya, sembilan orang ditengarai terduga virus korona sehingga harus dirawat di salah satu rumah sakit di Jepang. Salah seorang di antaranya kemudian dinyatakan sembuh setelah dua kali pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil negatif. Ia kemudian dikembalikan ke Diamond Princess.
Pemerintah Indonesia selanjutnya menjemput 69 ABK WNI menggunakan pesawat. Seorang lagi, juru mesin kapal, memilih terus melanjutkan pelayaran bersama Diamond Princess ke pangkalan di Seatle, Amerika Serikat.
Setelah rombongan mendarat di Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kementerian Kesehatan melakukan pemeriksaan awal. Salah seorang di antaranya, bukan yang dinyatakan sembuh oleh Rumah Sakit di Jepang, ditengarai terduga virus korona sehingga dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Sampai dengan hari ini, pemeriksaan terus dilakukan.
Sementara ABK lainnya dibawa menggunakan KRI Soeharso ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, guna menjalani observasi selama 14 hari. Sejauh ini, kondisi mereka baik.
Adapun terhadap 188 WNI yang menjadi ABK World Dream, saat ini sudah menjalani masa observasi hari ke-8 di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta. Menurut Yurianto, pemantuaan harian menunjukkan kondisi semua ABK baik.
”Pemantauan selama 14 hari ini untuk memastikan kembali bahwa pada periode ini tidak muncul kasus baru. Sebenarnya 14 hari di Sebaru Kecil bukan fase 14 hari pertama. Sebab, di awal Februari, World Dream sudah melakukan pengecekan terhadap semua ABK-nya di Hong Kong. Data sudah ada bahwa semua WNI negatif. ABK lainnya juga negatif,” kata Yurianto.