Pentingnya Manajemen Informasi Menanggulangi Korona
Untuk menghindari kesimpangsiuran tentang penyebaran virus korona, sejumlah negara membuat laman pusat pengendalian korona. Manajemen informasi seputar wabah diperlukan untuk meredam kepanikan.
Untuk menghindari kesimpangsiuran penyebaran virus korona, sejumlah negara membuat laman pusat pengendalian korona. Sebagai media informasi resmi pemerintah, laman ini membantu meredam kepanikan masyarakat.
Korea Selatan, sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di luar China, menjadi contoh salah satu negara yang membuat manajemen informasi terkait virus korona. Setiap ada perkembangan terbaru, Pemerintah Korea Selatan segera membuat rilis resmi dan memublikasikannya di laman pusat pengendalian penyakit (KCDC). Melalui hal ini, masyarakat dapat terus memantau perkembangan situasi Covid-19 di negaranya.
Langkah yang lebih jauh ditunjukkan Pemerintah Hong Kong. Tidak hanya rilis resmi, Hong Kong menjadi salah satu kawasan yang menyediakan informasi terkait perkembangan Covid-19 secara interaktif.
Pemerintah Hong Kong menggunakan laman resminya untuk membagikan informasi terkait Covid-19. Dalam laman tersebut, tersedia berbagai pilihan informasi, mulai dari tips pencegahan, rilis resmi terkait situasi Covid-19, hingga dasbor interaktif yang memberikan informasi lengkap tentang kasus Covid-19 di Hong Kong.
Bagian yang menarik untuk diperhatikan adalah dasbor interaktif. Fitur ini menampilkan peta Hong Kong dan titik sebaran kasus Covid-19 di dalamnya. Setiap titik yang ada di dalam peta interaktif juga mengandung informasi dasar terkait korban Covid-19, seperti jenis kelamin, umur, dan riwayat singkat terkait keberadaan diri sebelum terdeteksi positif.
Dengan teknologi ini, masyarakat dapat mengetahui blok atau wilayah mana saja yang paling banyak terdapat kasus Covid-19. Menurut perkembangan terakhir yang ada di peta interaktif tersebut, wilayah yang paling terdampak Covid-19 ialah wilayah Selatan Hong Kong.
Pulau Hong Kong, terutama di bagian utara, dan sedikit bagian selatan Hong Kong China Daratan, terutama di bagian Kowloon, adalah beberapa daerah konsentrasi kasus Covid-19. Adapun Hong Kong di bagian timur dan barat relatif aman dari kasus Covid-19.
Kolaborasi warga
Keran informasi yang dibuka lebar ini bahkan memungkinkan masyarakat berkolaborasi bersama pemerintah menghadapi Covid-19. Salah satu contoh kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah terjadi di Singapura dengan bentuk laman www.wuhanvirus.sg.
Laman itu menunjukkan data yang menjelaskan tiap kasus Covid-19 pertama hingga kasus ke-112 per tanggal 5 Maret 2020 yang terjadi di Singapura. Informasi di tiap kasus meliputi jenis kelamin korban, umur korban, pekerjaan korban, dan sedikit riwayat interaksi korban.
Informasi yang dihimpun seorang programmer dari rilisan Pemerintah Singapura ini akhirnya dapat menunjukkan pola penularan Covid-19 di negara tersebut.
Serangkaian informasi dapat menunjukkan pola penularan. Salah satu contohnya adalah alur penularan kasus 8 dan kasus 9 kepada 29 kasus setelahnya. Kasus 8 dan kasus 9 adalah sepasang suami istri berumur 56 tahun yang berasal dari China.
Tak lama setelah mendarat di Singapura pada 19 Januari 2020, kedua pasangan ini menghadiri peribadatan di sebuah gereja. Dari kedua pasangan ini, virus Covid-19 menular kepada enam anggota jemaat lain.
Serupa dengan kasus 8 dan kasus 9, kasus 83 dan kasus 91 juga merupakan pasangan suami istri. Kasus 91, perempuan berusia 58 tahun, diketahui menghadiri acara perayaan Tahun Baru Imlek di Jalan Mei Hwan Drive, Singapura, pada 25 Januari 2020.
Di acara itu, ia bertemu dengan puluhan orang dan kemudian ada tujuh orang tertular. Salah satu dari ketujuh orang yang tertular di acara itu adalah korban dengan kode Kasus 66.
Walau sempat merasa sakit yang serupa dengan gejala korona setelah mengikuti acara perayaan Tahun Baru Imlek Tersebut, kasus 66 melanjutkan aktivitasnya bekerja di sebuah gereja sembari menunggu observasi dokter hingga 12 Februari 2020.
Setelah ia dinyatakan positif terjangkit Covid-19 pada 14 Februari 2020, ternyata ia sudah menularkan virus itu kepada 22 orang lainnya, terutama jemaat gereja tempatnya bekerja.
Rentetan alur penularan kasus 8, 9, 83, 91, dan 66 ke puluhan orang lainnya barulah menjadi satu contoh saja. Dari rangkaian data yang ditampilkan, masih ada beberapa kluster alur penularan lain yang berhasil dipetakan. Beberapa kluster penularan yang cukup besar berada di beberapa tempat kerumunan massa, seperti kantor, mal, atau hotel.
Organisasi dunia
Selain pemerintah, organisasi internasional juga menjadi salah satu agen tepercaya yang menyediakan informasi kredibel terkait dengan perkembangan kondisi Covid-19 di dunia. Beberapa organisasi internasional yang akhirnya tergerak menyediakan informasi tentang virus tersebut adalah WHO, Unicef, dan John Hopkins.
Semenjak awal kemunculan Covid-19 di Wuhan pada 31 Desember 2019, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan WHO secara konsisten mengeluarkan rilis resmi kondisi penyebaran virus tersebut secara daring. Masyarakat di seluruh dunia pun dapat secara bebas mengunduh dokumen rilisan tersebut di laman WHO.
Baca juga: Virus-virus yang Menggemparkan Dunia
Di laman resminya, WHO menyediakan peta persebaran kasus Covid-19 di dunia dan masyarakat bisa melihat negara mana saja yang sedang gawat. Dari data tersebut, WHO pun secara berkala memberikan peringatan bepergian yang berisikan analisis wilayah paling terdampak dan saran bagi masyarakat yang hendak bepergian dengan tujuan wilayah tersebut.
Selain itu, berbagai informasi lain terkait Covid-19, seperti pencegahan dan perlindungan diri, pun disajikan di laman resmi WHO. Hingga 5 Maret 2020, Covid-19 telah menjangkiti 95.333 orang di seluruh dunia. Terdapat 3.015 orang yang meninggal di China dan 267 orang lainnya di luar China.
Selain WHO, lembaga Unicef, juga tidak ketinggalan memberikan informasi seputar Covid-19. Di laman resminya terdapat berbagai informasi terkait Covid-19, pencegahan, dan situasinya secara global. Menariknya, informasi dan analisis yang diberikan oleh organisasi ini berfokus pada anak-anak.
Informasi lain juga difasilitasi John Hopkins Whiting School of Engineering, Amerika Serikat. Di microste https://systems.jhu.edu/research/public-health/ncov/, universitas ini memberikan informasi pemetaan kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Di Indonesia, informasi tentang penyakit Covid-19 ditangani Kementerian Kesehatan melalui laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id/. Dalam laman tersebut, dapat dilihat situasi terkini perkembangan Covid-19. Selain itu, ada pula informasi mulai dari tanya jawab seputar Covid-19 dan tips pencegahannya.
Merebaknya virus korona turut menyebarkan ragam informasi tentang virus tersebut. Bahayanya, muncul berita bohong atau hoaks di masyarakat, terutama di dunia maya.
Baca juga: Apa yang Sudah dan Belum Kita Ketahui tentang Covid-19
Singapura, salah satu negara dengan lebih dari 110 kasus Covid-19, pun tidak lepas dari persoalan ini. Semenjak 24 Januari 2020 hingga 28 Februari 2020, setidaknya ada 14 berita bohong yang telah diklarifikasi Pemerintah Singapura. Sebagian besar, kabar bohong yang beredar di masyarakat disebar melalui media sosial.
Upaya dalam melawan kabar bohong dilakukan Pemerintah Singapura dengan membuat sebuah bagian khusus di laman resmi mereka yang didedikasikan sebagai sumber klarifikasi. Di sini, pemerintah berperan aktif dalam menemukan hoaks, menunjukkannya kepada publik, dan mengklarifikasinya dengan fakta yang benar.
Informasi dari pemerintah dan lembaga-lembaga resmi menjadi rujukan bagi masyarakat di berbagai belahan dunia untuk mengetahui apa dan bagaimana sebetulnya virus korona. Rujukan informasi tersebut perlu terus dijaga agar wabah Covid-19 tidak menyebar menjadi virus kepanikan. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Mengapa Harus Membayar Berita Daring?