Sosialisasi terkait virus korona baru atau SARS-CoV-2 di kalangan warga Sidoarjo, Jawa Timur terus dioptimalkan. Hal ini diharapkan meningkatkan paparan informasi yang benar soal ancaman penyakit ini.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS - Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menggiatkan sosialisasi terkait virus korona baru atau SARS-CoV-2 dan memperkuat surveilans kesehatan masyarakat. Selain menekan penyebaran virus penyebab wabah Covid-19 ini, langkah itu juga diharapkan meningkatkan paparan informasi yang benar.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan paparan informasi yang benar tentang virus korona bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat namun tidak membuat mereka panik. Kewaspadaan penting karena pasien positif Covid-19 di Indonesia telah bertambah.
“Namun masyarakat tidak perlu panik menyikapi hal tersebut. Mereka harus tahu bagaimana mencegah penularan virus dan apa saja yang harus dilakukan apabila menemukan orang dalam risiko terjangkit virus,” ujar Syaf Satriawarman, Sabtu (7/3/2020).
Paparan informasi yang benar tentang virus korona bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat namun tidak membuat mereka panik.
Selain program dinas, masyarakat Sidoarjo juga memiliki kesadaran tinggi untuk mengakses informasi yang benar tentang virus korona. Salah satunya yang dilakukan warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru. Mereka mengundang petugas puskesmas setempat untuk sosialisasi di desanya.
Acara sosialisasi yang berlangsung di Balai RW 01 Desa Kedungrejo itu dihadiri lebih dari 100 warga. Mereka antusias mendengarkan penjelasan dari Kepala Puskesmas Medaeng Dyah Laksmisari. Warga bahkan langsung menindaklanjuti sejumlah anjuran untuk menjaga kesehatan lingkungan dan kebersihan diri.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Kedungrejo Aziz Badriansyah mengatakan, alasan warganya meminta diadakan sosialisasi korona adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit menular yang menjadi topik hangat di masyarakat. Selain itu, mereka cukup resah karena desanya banyak diserbu pendatang.
“Desa kami ini sangat dekat dengan Terminal Purabaya (terminal bus terbesar di Jatim) dan stasiun kereta api. Banyak juga penumpang dari Bandara Internasional Juanda yang datang ke terminal. Desa ini juga banyak pabrik yang menjadi jujukan pencari kerja dari luar kota,” kata Aziz.
Setelah mendapatkan sosialisasi, keresahan masyarakat berkurang. Sebaliknya mereka waspada dan berupaya mencegah penyebaran virus korona dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Warga bahkan antusias merencanakan kegiatan bersih lingkungan secara bersama-sama.
Sehari sebelumnya, Jumat (6/3/2020), sosialisasi seputar virus korona juga digelar di SMA Al Muslim Sidoarjo dengan mendatangkan pembicara dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan para siswa serta pendidik.
Selain menggencarkan sosialisasi di masyarakat, Dinkes Sidoarjo juga terus menelusuri orang dengan risiko terjangkit virus korona. Hingga saat ini ada 142 nama yang belum berhasil ditelusuri dari jumlah 320 orang dengan risiko virus korona.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sidoarjo Qudratin mengatakan, kendala penelusuran orang dengan risiko virus korona adalah identitas yang kurang jelas. Contohnya hanya tertulis nama jalan dan kecamatan, tetapi nama orangnya tidak ada. Ada juga sebaliknya hanya nama, tetapi alamat tidak lengkap.
“Ada juga yang berhasil ditemukan, namun posisi orangnya masih di luar kota dan belum diketahui kondisinya,” ucap Qudratin.
Dari 142 orang dengan risiko virus korona yang belum berhasil dilacak oleh surveilans, sebanyak 80 di antaranya sudah melewati masa inkubasi 14 hari. Itu dihitung dari data waktu kedatangan mereka dari luar negeri. Dengan demikian, ada 62 orang yang saat ini masih terus dicari dan ditelusuri petugas puskesmas.