Digitalisasi Perluas Akses Pasar bagi Warung Tradisional
›
Digitalisasi Perluas Akses...
Iklan
Digitalisasi Perluas Akses Pasar bagi Warung Tradisional
Warung tradisional didorong menggunakan platform digital untuk memperluas akses pasar. Hal ini diperlukan agar warung dapat bersaing dengan ritel modern yang sudah merambah ke desa-desa.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Warung tradisional didorong menggunakan platform digital untuk memperluas akses pasar. Hal ini diperlukan agar warung dapat bersaing dengan ritel modern yang sudah merambah ke desa-desa.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, terdapat sekitar 3,5 juta warung tradisional di Indonesia. Meskipun jumlahnya besar, warung rentan kalah bersaing jika hanya berdagang secara manual.
“Dengan digitaliasi, warung tidak hanya menjual komoditas yang dikonsumsi sehari-hari. Namun, bisa juga melayani pembayaran listrik, pajak kendaraan, transfer uang, dan lainnya,” ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/3/2020).
Di Bandung, Teten menghadiri Peluncuran Produk Virtual Terbaru Mitra Bukalapak. Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, dan ratusan pemilik warung di Jabar.
Teten mengatakan, tanpa digitaliasi, komoditas dagangan dan akses pasar warung tradisional sangat terbatas. Transaksi jual beli hanya dapat dilakukan di sekitar warung.
Oleh sebab itu, Bukalapak dan situs perdagangan daring lainnya didorong untuk memberdayakan pemilik warung dalam mengembangkan usahanya. Selain menambah layanan, warung juga akan terhubung dengan penyedia komoditas dengan harga kompetitif.
Tanpa digitaliasi, komoditas dagangan dan akses pasar warung tradisional sangat terbatas. Transaksi jual beli hanya dapat dilakukan di sekitar warung
“Jadi, warung tradisional bisa naik kelas. Hal ini tentunya akan diikuti dengan peningkatan pendapatan sehingga kehidupan pemilik warung lebih sejahtera,” ujarnya.
Teten menuturkan, pemerintah juga membantu akses permodalan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan usahanya. Tahun ini pemerintah menggelontorkan kredit usaha rakyat sebesar Rp 190 triliun.
Menurut Teten, bantuan modal dari pemerintah sangat membantu pelaku UMKM, termasuk pemilik warung. Hal ini sekaligus dapat meminimalkan potensi pemilik warung terjerat utang karena meminjam uang dari rentenir.
Ridwan Kamil membuka peluang bagi Bukalapak untuk membuka layanan pembayaran pajak ke pemerintah daerah. Pembayaran dapat melibatkan warung tradisional dengan menggunakan aplikasi.
“Silakan dijalin kerja sama dengan dinas terkait. Intinya, semua yang sifatnya kewajiban pembayaran ke negara, transaksinya memungkinkan ditebengkan ke Bukalapak dan perusahaan sejenis lainnya,” ujarnya.
Kamil mengatakan, pelaku usaha mikro di Jabar dapat menggunakan kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) untuk menambah modal usaha. Kredit ini menyediakan pinjaman maksimal Rp 5 juta.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, terdapat beberapa produk virtual terbaru yang mereka luncurkan. Produk itu adalah pengiriman uang, tabungan emas, pembayaran pajak kendaraan bermotor, pembayaran tagihan Telkom dan IndiHome, serta pembelian voucher gim.
Rachmat mengatakan, pihaknya bermitra dengan 1,5 juta warung yang tersebar di 189 kabupaten/kota di Indonesia. Sekitar 500.000 warung di antaranya berada di Jabar.
Produk vitual itu diharapkan memperbesar peluang bisnis pemilik warung. “Kami ingin warung-warung memiliki layanan jual beli lebih lengkap. Dengan begitu, perekonomian pemilik warung juga terangkat,” ujarnya.
Baca juga; Kementerian Perdagangan Gandeng Bukalapak Akomodasi UKM Ekspor
Irman (30), pedagang kelontong mitra Bukalapak asal Soreang, Kabupaten Bandung, menyambut baik peluncuran produk virtual terbaru tersebut. Sebab, sejak bermitra dengan Bukalapak pada 2018, penghasilannya meningkat sekitar 30 persen.
“Dahulu hanya berjualan bahan-bahan makanan. Namun, saat ini juga berjualan pulsa telepon dan listrik sehingga menambah penghasilan,” ujarnya.