PSS Sleman masih harus menanti kemenangan perdananya di Liga 1 musim ini seusai ditahan Tira-Persikabo 0-0, Minggu malam. "Elang Jawa" nampak belum padu, terutama pemain barunya seperti Irfan Bachdim dan Arthur Irawan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS - PSS Sleman ditahan imbang tamunya, Tira-Persikabo, dengan skor 0-0, dalam lanjutan Shopee Liga 1, di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (8/3/2020) malam. “Elang Jawa”, julukan tim tuan rumah, tampak belum padu.
PSS masih perlu adaptasi, mengingat mereka memiliki pelatih dan sejumlah pemain baru pada Liga 1 musim 2020 ini. “Ada yang positif dan ada yang masih kurang. Kami harus memperbaiki performa pada laga-laga selanjutnya,” kata Dejan Antonic, pelatih PSS Sleman, seusai laga itu.
Dejan adalah "nahkoda" baru PSS Sleman musim ini. Mantan pelatih Madura United itu baru menangani tim tersebut selama empat hari sebelum laga kontra Tira-Persikabo. Namun, itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak tampil dengan baik. Ia menilai, anak asuhnya tampil cukup baik dan mengerahkan seluruh tenaganya dalam laga tersebut.
Sejak awal laga, PSS Sleman mencoba tampil menyerang. Bola coba dialirkan dari kaki ke kaki yang dikombinasikan dengan umpan panjang. Tetapi, jajaran pemain belakang Tira-Persikabo, yang diisi duet Andy Setyo Nugroho dan Artytom Filiposyan, tampil kokoh karena selalu berhasil memotong serangan tim tuan rumah.
Laga juga berjalan cukup keras babak pertama. Kontak fisik pemain dari kedua tim menjadi hal yang tak terhindarkan. Wasit mengeluarkan lima kartu kuning dan satu kartu merah dari kantongnya. Kartu merah diberikan kepada bek sayap PSS Sleman, Derry Rachman, yang baru masuk pada babak kedua.
PSS Sleman meningkatkan serangan pada babak kedua. Setidaknya, tercatat empat peluang emas yang dihasilkan tim tuan rumah, salah satunya dari sundulan Irkham Milla, sayap PSS Sleman, di masa perpanjangan waktu babak kedua.
Sejumlah nama besar yang direkrut PSS Sleman musim ini, seperti Irfan Bachdim, Arthur Irawan, Aaron Evans, hingga Zah Rahan, belum cukup moncer. Permainan mereka masih kurang maksimal dan belum bisa membantu tim tersebut memetik kemenangan pertamanya.
Sejumlah nama besar yang direkrut PSS Sleman musim ini, seperti Irfan Bachdim, Arthur Irawan, Aaron Evans, hingga Zah Rahan, belum cukup moncer. Permainan mereka masih kurang maksimal dan belum bisa membantu tim tersebut memetik kemenangan pertamanya.
“Terus terang, saya kecewa tidak bisa dapat (meraih) tiga poin. Kami sudah bermain maksimal. Tetapi, ada juga positifnya, yaitu kita tidak kemasukan gol. Pertahanan kami kurang ke depan. Mungkin, kami perlu bermain lebih bebas lagi dan latihan lagi,” kata Arthur Irawan, bek sayap PSS Sleman, seusai laga itu.
Tidak ada yang instan
Sementara itu, Dejan menuturkan, tidak ada yang instan dalam sepakbola. Butuh waktu panjang untuk membuat tim yang kuat. Ia meyakini, tim asuhannya itu perlahan bisa bangkit dan bermain lebih baik lagi seperti musim sebelumnya.
Musim lalu, PSS Sleman mengakhiri musim dengan menduduki peringkat ke-8 di bawah asuhan Seto Nurdiantoro. Capaian tersebut cukup impresif bagi tim yang baru promosi dari Liga 2.
Sementara itu, Pelatih Tira-Persikabo Igor Kriushenko menyatakan, anak-anak asuhnya telah berjuang sekuat tenaga melawan PSS Sleman. Kedua tim sama-sama ingin meraih kemenangan pertamanya di musim ini. Ia berterima kasih kepada semua anak asuhnya yang telah bermain sangat baik hingga menit akhir.
Tira-Persikabo juga mempunyai penyerang berbahaya, yaitu Alex Goncalves. Musim lalu, Alex mencetak 17 gol selama satu musim, yaitu saat masih membela Persela Lamongan. Namun, gol dari kaki Alex tak kunjung datang dari dua laga yang dijalani Tira-Persikabo.
“Kami masih menunggu gol dia (Goncalves). Tetapi, gol itu juga datang bergantung dari dukungan pemain-pemain lainnya,” kata Kriushenko.