Kasus Covid-19 Tak Memengaruhi Antusias Pengunjung Taman Safari
›
Kasus Covid-19 Tak Memengaruhi...
Iklan
Kasus Covid-19 Tak Memengaruhi Antusias Pengunjung Taman Safari
Minat masyarakat mengunjungi Kebun Raya Bogor masih cukup tinggi meski ada pengumuman empat pasien di Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19 dan kasus penyebarannya terjadi di Jakarta dan Depok.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Adanya kasus pasien di Indonesia yang positif terjangkit Covid-19 atau virus korona jenis baru tidak memengaruhi jumlah pengunjung di Kebun Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia. Untuk mengantisipasi penyebaran virus ini, pihak pengelola menambah jumlah cairan pembersih tangan atau disinfektan di sejumlah titik.
Minat masyarakat mengunjungi Kebun Raya Bogor (KRB) masih cukup tinggi meski ada pengumuman empat pasien di Indonesia yang positif terinfeksi coronavirus disease (Covid)-19 dan kasus penyebarannya terjadi di Jakarta dan Depok. Hal ini terlihat dari ramainya pengunjung yang memadati KRB pada Minggu (8/3/2020).
Salah seorang pengunjung, Arief (28), mengaku tidak panik dengan adanya kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dia juga tidak terlalu takut dengan wabah ini meski banyak narasi pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan bahaya dari virus tersebut.
”Setahu saya tidak ada kasus penyebaran virus korona di Bogor. Selagi kita rajin menjaga kebersihan dan kesehatan, saya rasa virus tidak akan mudah menginfeksi kita,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Hardi (40) yang mengunjungi KRB dengan keluarga dan sanak saudaranya. Menurut Hardi, adanya kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia jangan sampai menimbulkan kepanikan dan kecemasan untuk beraktivitas di luar ruangan.
Zainal Arifin dari Humas KRB menyampaikan, pihaknya belum mengakumulasi jumlah kunjungan ke KRB selama satu pekan terakhir. Namun, dia menegaskan bahwa belum ada dampak yang signifikan terkait dengan penurunan jumlah pengunjung KRB sejak Presiden Joko Widodo menyampaikan dua orang Indonesia positif terinfeksi virus korona pada Senin (2/3) lalu.
Sebagai lembaga konservasi di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), semua staf dan petugas KRB juga mendapat imbauan dan antisipasi pencegahan penularan Covid-19 dari Kepala LIPI Laksana Tri Handoko.
Sejumlah imbauan itu antara lain menangguhkan perjalanan ke luar negeri bagi semua staf KRB, mengurangi interaksi bagi staf yang baru kembali dari perjalanan luar negeri, dan membatalkan kegiatan yang memiliki unsur kerja sama dengan pihak asing, khususnya dari negara terjangkit.
Menambah disinfektan
Dalam mengantisipasi penyebaran virus ini di lingkungan KBR, pihak pengelola telah menambah jumlah cairan pembersih tangan atau disinfektan di sejumlah titik. Selain di area perkantoran, disinfektan tersebut juga tersebar di 19 toilet yang ada di kawasan KRB.
Selain itu, pihak KRB juga berencana menyusun kebijakan antisipasi pencegahan Covid-19 lainnya di kawasan KRB pada Senin (9/3). Kebijakan tersebut akan mengacu pada protokol penanganan Covid-19 di area dan transportasi publik yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
”Nanti apakah di setiap gerbang depan loket tiket akan disediakan cairan pembersih tangan, pengecekan suhu, form kesehatan, dan lainnya, itu baru akan dirapatkan besok (Senin),” kata Zainal.
Selain KRB, wabah Covid-19 juga tidak memengaruhi jumlah pengunjung di Taman Safari Indonesia (TSI). Yulius H Suprihardo dari Humas TSI mengatakan, hingga saat ini tingkat kedatangan pengunjung ke TSI masih normal dan tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan.
”Kami belum punya angka kunjungan karena akumulasinya per tahun. Tetapi, kalau dipantau dari lapangannya sendiri, masih tetap ramai. Beberapa pengunjung ada yang memakai masker dan ada yang tidak,” ucapnya.
Sama halnya dengan KRB, pihak TSI juga menambah disinfektan di sejumlah titik untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Namun, jauh sebelum merebaknya wabah Covid-19, Yulius menyebutkan bahwa pihak TSI sudah memiliki prosedur standar operasi dari Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Dunia (World Association of Zoos and Aquariums/WAZA) untuk menyediakan disinfektan di setiap tempat.
”Dengan adanya korona, kami lebih menyiapkan dan memperbanyak disinfektan di titik-titik tertentu. Kalau menggunakan scanner suhu tubuh, sepertinya agak sulit karena pengunjung menggunakan kendaraan dan takut membuat tidak nyaman pengunjung,” ujarnya.
Yulius menambahkan, pengunjung yang sudah memesan untuk membuat acara di TSI jauh hari sebelum wabah Covid-19 merebak di Indonesia tetap diperbolehkan melanjutkan acaranya tersebut. Pengelola juga memutuskan untuk tidak membatasi sembilan pertunjukan yang sudah menjadi acara tetap di TSI.