Kasus penularan SARS-CoV2 antarmanusia di Filipina terjadi pada seorang laki-laki berusia 62 tahun yang tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri baru-baru ini.
Oleh
·3 menit baca
MANILA, MINGGU— Presiden Filipina Rodrigo Duterte siap menyatakan situasi darurat kesehatan masyarakat. Langkah tersebut diambil menyusul munculnya kasus pertama penularan antarmanusia penyakit Covid-19 di Filipina.
Menurut Kementerian Kesehatan Filipina, status darurat kesehatan mengharuskan tenaga kesehatan untuk siaga dan memperlancar pengadaan alat kesehatan yang diperlukan. Tindakan ini diharapkan bisa menekan penyebaran Covid-19.
Kasus penularan antarmanusia di Filipina terjadi pada seorang laki-laki berusia 62 tahun yang tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri baru-baru ini. Istri pria ini yang berumur 59 tahun juga terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Kasus terbaru itu membuat total kasus positif Covid-19 di Filipina menjadi enam kasus.
Ketua Komite Kesehatan Senat Filipina Bong Go mengatakan, status darurat kian menegaskan bahwa semua lembaga pemerintah harus ”merespons dengan tepat dan cepat dalam waktu yang jelas untuk mengeliminasi ancaman Covid-19”.
”Ini adalah seruan awal untuk memastikan bahwa pemerintah nasional dan lokal, juga fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta, bisa bersiap mengantisipasi peningkatan kasus terduga dan positif,” kata Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque.
Ketika Covid-19 di Filipina mulai menular antarmanusia, di Iran, penyakit akibat virus korona tipe baru ini telah menelan korban sejumlah tokoh politik dan pejabat pemerintah.
Sabtu (7/3/2020), kantor berita IRNA melaporkan, seorang anggota parlemen Iran, Fatemeh Rahbar (55), meninggal karena Covid-19. Ini merupakan kasus kematian anggota parlemen Iran kedua akibat Covid-19 atau kasus kematian ketujuh yang menimpa pejabat pemerintah atau politisi di Iran.
Fatemeh, yang merupakan anggota parlemen konservatif, baru saja terpilih dari daerah pemilihan Teheran. Awal pekan lalu, Abdolreza Mesri, salah satu anggota parlemen Iran, menyampaikan, ada 23 anggota parlemen tertular Covid-19.
Saat ini Iran terus berjuang untuk mengendalikan wabah Covid-19 yang telah menginfeksi 4.747 orang di 31 provinsi dan menewaskan 124 orang. Sekolah-sekolah dan universitas ditutup, acara kebudayaan dan olahraga juga dibatalkan, serta jam kerja dikurangi.
Sementara itu, Robet Koch Institute di Jerman, Sabtu pagi, menyatakan, kasus Covid-19 di Jerman pada Jumat (6/3) bertambah 45 sehingga total kasus positif menjadi 684 kasus.
Kasus tersebut terkonsentrasi di bagian barat dan selatan Jerman. Di Negara Bagian North Rhine Westphalia terdapat 346 kasus dan lebih dari 100 kasus lainnya ada di Negara Bagian Bavaria dan Baden-Wuerttemberg.
Kapal pesiar
Malaysia telah menolak sandar kapal pesiar Costa Fortuna dengan penumpang dan kru sekitar 2.000 orang di Pelabuhan Penang. Sebelumnya, Costa Fortuna juga ditolak berlabuh di Phuket, Thailand, Jumat (6/3), karena mengangkut 64 warga Italia. Otoritas kesehatan Thailand memang telah menetapkan Italia sebagai kawasan penyakit menular berbahaya menyusul tingginya kasus Covid-19 di sana.
Dewan Eksekutif Penang Phee Boon Poh mengatakan, pihaknya mendapat kabar bahwa otoritas Pelabuhan Penang telah menolak Costa Fortuna pada Sabtu pagi atas instruksi Kementerian Transportasi. Kini, kapal tersebut mengarah ke Singapura.
Di Mesir, sebuah kapal pesiar yang berlayar di Sungai Nil dan membawa penumpang 150 wisatawan dan kru lokal dikarantina di kota Luxor. Langkah tersebut dilakukan setelah ada 12 orang di kapal itu yang positif Covid-19.
Otoritas kesehatan Mesir menyatakan, ada puluhan warga Mesir yang menjadi kru kapal tersebut. Namun, mereka tidak menunjukkan gejala Covid-19.
Mesir juga menyampaikan bahwa 12 orang yang diketahui positif Covid-19 akan dipindahkan ke rumah sakit terdekat untuk diisolasi. Sementara penumpang lain yang, antara lain, berasal dari Amerika Serikat dan Perancis, akan tetap berada di kapal untuk menjalani karantina sambil menunggu langkah berikutnya.
Beberapa negara yang melaporkan adanya penambahan kasus pada akhir pekan ini di antaranya China, Korea Selatan, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Vietnam. China akan menghadapi tantangan baru, yaitu kembalinya 78 juta pekerja migran pada April nanti setelah libur Tahun Baru Imlek.