Lonjakan harga tiket penerbangan domestik pada awal 2019 berdampak pada kunjungan ke Sabang. Akhir 2019 hingga awal 2020, penyebaran, virus korona baru semakin membuat wisata Sabang lesu.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
SABANG, KOMPAS — Kekhawatiran terhadap penyebaran wabah virus korona baru SARS CoV-2 turut berdampak terhadap pariwisata Pulau Weh, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Pemerintah Kota Sabang membatalkan kedatangan empat kapal pesiar yang membawa 8.000 turis asing karena khawatir terhadap penyebaran virus SARS CoV-2. Kini Sabang hanya bergantung kepada wisatawan lokal.
Deputi Komersial dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Agus Salim saat dihubungi dari Banda Aceh, Minggu (8/3/2020), mengatakan, satu kapal pesiar dijadwalkan singgah ke Sabang pada 16 Februari lalu dan tiga lainnya merapat pada Maret 2020. Namun, para pihak di Sabang telah sepakat membatalkan kunjungan kapal pesiar.
”Ini keputusan bersama antara pemerintah, BPKS, dan pelaku usaha wisata. Sabang belum memiliki kesiapan memeriksa dan karantina karena kekurangan alat,” kata Agus.
Di Sabang belum ada ruang isolasi bagi pasien terduga terjangkit coronavirus disease (Covid)-19. Di Aceh, satu-satunya tempat isolasi bagi orang yang diduga terjangkit Covid-19 adalah Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh.
Perjalanan dari Sabang ke Banda Aceh harus ditempuh selama 45 menit menggunakan kapal cepat. Namun, Sabang belum memiliki kapal ambulans khusus pasien.
Sepanjang tahun 2020, direncanakan ada delapan kapal pesiar yang akan singgah ke pulau terluar di ujung barat Nusantara itu. Kapal pesiar ini membawa ribuan turis dari beberapa negara.
Biasanya mereka singgah selama 10 jam di pulau yang memiliki luas 153 kilometer persegi. Empat kapal pesiar lain dijadwalkan singgah pada November dan Desember mendatang.
Pembatalan kunjungan kapal pesiar membuat para pihak di Sabang kehilangan potensi pendapatan. BPKS kehilangan pendapatan ratusan juta dari biaya sandar di pelabuhan. Pelaku usaha jasa transportasi dan pedagang suvenir juga kehilangan pendapatan.
Festival ditunda
Selain pembatalan kunjungan kapal pesiar, kegiatan parade yacht Sabang Marine Festival yang semula dijadwalkan mulai 15 Maret mendatang juga ditunda. Parade yacht diikuti ratusan peserta dari sejumlah negara. Sabang Marine Festival bagian dari kegiatan Wonderfull West Sumatera Rally 2020.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sabang Faisal mengatakan, Wali Kota Sabang memutuskan untuk membatalkan kunjungan kapal pesiar sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19 ke pulau itu. Namun, para pihak di Sabang berharap penyebaran Covid-19 segera berakhir sehingga wisata Sabang kembali bergairah.
Sebagai kota wisata bahari, sebagian besar ekonomi Sabang ditopang sektor wisata. Pada 2019, jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 589.244 wisatawan Nusantara dan 31.450 turis asing. Adapun jumlah penduduk Sabang 40.000 jiwa.
Jumlah kunjungan pada 2019 lebih rendah ketimbang tahun 2018 dan 2017. Lonjakan harga tiket penerbangan domestik pada awal 2019 berdampak pada kunjungan ke Sabang. Akhir 2019 hingga awal 2020, penyebaran virus korona baru semakin membuat wisata Sabang lesu.
Pemilik Mars Resort, Octowandi, mengatakan, pada awal tahun kunjungan turis asing menurun drastis. Biasanya sebulan dia melayani 30 turis yang menyelam, tetapi bulan ini belum ada kunjungan.
”Sekarang kami andalkan wisatawan lokal, seperti rapat perusahaan, pemerintah, dan komunitas,” kata Octowandi.
Mars Resort terletak di Desa Anoe Itam, Kecamatan Sukajaya, Sabang. Selain sebagai tempat wisata, Mars Resort kerap dijadikan tempat pertemuan dan pelatihan sehingga pendapatan masih mengalir.