Kelompok Kriminal Bersenjata Serang Pos TNI di Jila, Papua
›
Kelompok Kriminal Bersenjata...
Iklan
Kelompok Kriminal Bersenjata Serang Pos TNI di Jila, Papua
Kelompok kriminal bersenjata kembali menyerang aparat keamanan di Pos TNI AD di wilayah Koramil Jila, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (9/3/2020). Satu anggota, yakni Sersan Satu La Ongge, gugur.
Oleh
FABIO LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata kembali menyerang aparat keamanan di Pos TNI AD di wilayah Koramil Jila, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (9/3/2020). Satu anggota, yakni Sersan Satu La Ongge, gugur dalam insiden ini.
Komandan Resor Militer 174/ATW Brigadir Jenderal Agus Abdurrauf saat dihubungi dari Jayapura pada Senin siang membenarkan insiden penyerangan pos TNI di Jila. Komando kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang Koramil Jila pukul 05.00 WIT. Kabupaten Mimika masuk dalam wilayah hukum Komando Resor Militer 174/Anim Ti Waninggap, Merauke.
”Satu anggota Koramil Jila, yakni Sertu La Ongge, gugur karena terkena rekoset atau serpihan peluru di sekitar bagian kepala dan telinga bagian kiri,” kata Agus.
Ia mengatakan, TNI AD telah mengevakuasi Sertu La Ongge dari Jila ke Rumah Sakit Umum Daerah Timika pascainsiden tersebut. Situasi di Jila kembali kondusif.
”Kelompok tersebut hanya menembaki Markas Koramil Jila dalam waktu singkat. Setelah itu, mereka langsung kabur ke hutan,” ujarnya.
Menurut rencana, TNI AD akan membawa jenazah Sertu La Ongge di kampung halamannya di Sulawesi Tenggara pada Selasa (10/3/2020). ”Saya telah menginstruksikan anggota kami di seluruh wilayah Mimika untuk bersiaga menghadapi serangan KKB,” ucapnya.
Komandan Distrik Militer 1710/Mimika Letnan Kolonel (Inf) Pio Nainggolan mengatakan, almarhum sedang bersiap melaksanakan shalat Subuh di pos sebelum terkena rekoset peluru di telinga bagian kiri.
”Kami telah menghubungi keluarga almarhum yang berada di daerah Baubau. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak,” tuturnya.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, kontak senjata antara aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata tak akan berhenti jika terus menggunakan pendekatan penegakan hukum.
Kami telah menghubungi keluarga almarhum yang berada di daerah Baubau. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Ia menilai, diperlukan pendekatan dari pemda setempat serta tokoh masyarakat dan agama untuk membujuk kelompok tersebut menempuh upaya dialog daripada aksi kontak senjata dengan pihak TNI dan Polri.
Berdasarkan data Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih, sejak Januari hingga Senin ini terjadi sembilan kasus penembakan yang melibatkan kelompok kriminal bersenjata di sejumlah kabupaten, yakni Nduga, Intan Jaya, Nabire, Mimika, dan Keerom.
Dalam rentang tiga bulan, aksi kelompok tersebut menyebabkan dua anggota Brimob, dua anggota TNI AD, dan lima warga sipil terluka. Sementara dua aparat keamanan dari satuan Brimob dan TNI AD serta satu warga meninggal dunia akibat terkena tembakan. Adapun empat warga yang diklaim sebagai simpatisan KKB juga meninggal dalam kontak senjata dengan pihak TNI Polri.