Hari Senin (9/3/2020), perwakilan Bell Textron untuk Asia Pasifik membawa helikopter Bell 412EPX, varian terbaru dari heli laris Bell 412. Kompas merasakan langsung terbang dengan heli baru ini.
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Sebagai sebuah negara berbentuk kepulauan, Indonesia sangat membutuhkan transportasi udara untuk bergerak cepat dari satu titik ke titik lainnya. Helikopter pun menjadi salah satu sarana transportasi yang paling dibutuhkan, terutama karena sifatnya yang multifungsi dan bisa digerakkan hampir ke seluruh sudut Nusantara.
Itu sebabnya, produsen helikopter dunia terus memandang Indonesia sebagai pasar potensial untuk memasarkan produk-produknya. Tak ketinggalan pabrikan helikopter terkemuka asal AS, Bell Textron.
Hari Senin (9/3/2020), perwakilan Bell Textron untuk Asia Pasifik membawa varian terbaru dari salah satu produk andalannya, Bell 412, ke Indonesia untuk melakukan terbang demo di hadapan para calon pembeli potensialnya. Heli baru ini, Bell 412EPX, merupakan hasil kolaborasi Bell Textron dari AS dengan Subaru dari Jepang.
Para penerbang dan pejabat dari sejumlah lembaga negara RI, seperti TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Badan Keamanan Laut (Bakamla), diundang untuk merasakan langsung terbang dengan heli canggih ini. Kompas menjadi salah satu perwakilan media yang turut diajak terbang dengan heli utilitas legendaris ini.
Bell 412 sendiri bukan barang baru di Indonesia. Sejumlah instansi, baik sipil maupun militer, sudah lama menggunakan heli yang dikembangkan dari keluarga heli Huey ini. Bahkan, PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN) sudah sejak 1984 merakit heli ini dengan nama NBell 412 dan dilanjutkan hingga saat ini untuk versi baru Bell 412EP.
“Kami memiliki sejarah panjang kerja sama dengan PT DI. Tail boom yang diproduksi PT DI, tidak hanya digunakan untuk Bell 412 di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Tidak menutup kemungkinan, ke depan Bell 412 EPX ini juga diproduksi bersama PT DI,” papar David Sale, Managing Director Bell Textron Asia Pacific.
Terbang 20 menit
Demo terbang hari ini dilakukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Secara bergantian, para tamu undangan diajak menaiki heli berkapasitas 14 penumpang itu untuk terbang selama sekitar 20 menit di atas Jakarta sebelum kembali lagi ke Lanud Halim Perdanakusuma.
“Kita akan terbang total selama sekitar 20 menit. Setelah tinggal landas, kita akan menuju ke arah utara, berputar di sekitar pelabuhan, kemudian kembali lagi ke Halim. Ketinggian terbang sekitar 1.000 kaki dengan kecepatan sekitar 100 knots,” papar pilot penguji Bell Helicopter, Tim Otteson, yang membawa kami terbang tadi pagi.
Usai memberikan taklimat keselamatan, mantan pilot Angkatan Darat AS (US Army) itu mengajak rombongan media untuk segera naik ke helikopter berwarna cokelat kehijauan. Terlihat heli yang didatangkan ini berkonfigurasi militer dengan tempat duduk terpal seperti tempat tidur tentara di tenda lapangan.
Setelah baling-baling berputar beberapa saat dan pilot mendapat izin untuk tinggal landas, Otteson pun mulai mengangkat heli dari tanah dan terbang rendah menuju landasan pacu utama Lanud Halim Perdanakusuma. Di sana heli berbelok melawan arah angin di landasan pacu dan mulai tinggal landas.
Sesuai rencana, heli terbang dengan ketinggian konstan sekitar 300 meter di atas tanah, dengan kecepatan sekitar 185 km per jam. Hanya butuh waktu lima menit sejak tinggal landas, heli sudah tiba di atas kompleks Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara. Kami pun berputar di atas pulau reklamasi di dekat pelabuhan tersebut sebelum bergerak ke arah selatan kembali ke Halim.
Apa saja kelebihan heli Bell 412 EPX ini dan bagaimana pengalaman terbang perdana dengannya? Simak laporan lengkap Kompas berikutnya!