Faskes Pertama di Jateng Dituntut Mampu Deteksi Gejala Klinis
›
Faskes Pertama di Jateng...
Iklan
Faskes Pertama di Jateng Dituntut Mampu Deteksi Gejala Klinis
Sebanyak 13 rumah sakit rujukan yang mampu mendeteksi dan merawat pasien terduga Covid-19. Sementara itu, fasilitas kesehatan terdekat juga disiapkan untuk mampu mendeteksi gejala klinis terkait Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 13 rumah sakit rujukan yang mampu mendeteksi dan merawat pasien terduga Covid-19. Sementara fasilitas kesehatan terdekat juga dituntut mampu mendeteksi gejala klinis terkait Covid-19, meski tak bisa merawat pasien.
Sebanyak 13 RS itu yakni RSUP Dr Kariadi Semarang, RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, RSUD Kraton Kota Pekalongan, RSUD Kardinah Tegal, RSUD dr. Soeselo Slawi, RSUD dr. H. Soewondo Kendal, RSUD Tidar Kota Magelang, RSUD Dr. Moewardi Solo, RSUD Banyumas, RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
Kepala Dinas Provinsi Jateng Yulianto Prabowo, di Kota Semarang, Selasa (10/3/2020) sore, mengatakan, ke-13 RS itu menjadi lini utama penanganan. Hal itu terkait ketersediaan ruang isolasi. Kendati demikian, pengecekan awal gejala dapat dilakukan di lini kedua, yakni faskes-faskes terdekat.
“Artinya, faskes tingkat pertama, yakni puskesmas dan klinik juga bisa mendeteksi, paling tidak secara klinis, tetapi tidak bisa merawat karena tak memiliki ruang isolasi. Jadi, setelah itu harus dirujuk dan lebih baik langsung ke rumah sakit-rumah sakit lini utama,” ujar Yulianto.
Ia menambahkan, pihaknya tengah mengupayakan agar seluruh rumah sakit di Jateng memiliki ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang cukup. Menurut Yulianto, saat ini berbagai rumah sakit memiliki ketersediaan APD yang beragam. Ada yang sedia untuk sebulan, tetapi ada juga yang hanya untuk 1-2 minggu.
“Yang diutamakan agar pasien dirujuk ke RS yang APD-nya mencukupi. Namun, pemerintah pusat pun sedang melakukan pengadaan. Kami mengajukannya, seperti kaca mata google, masker N95, dan sepatu but. Ini perlu karena terkadang kebutuhan bisa sampai 20 set per hari,” kata Yulianto.
Saat ini berbagai rumah sakit memiliki ketersediaan APD yang beragam. Ada yang sedia untuk sebulan, tetapi ada juga yang hanya untuk 1-2 minggu.
Hingga Selasa pukul 17.00, tercatat ada 6 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Jateng. Dua dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo, sedangkan sisanya masing-masing di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, RSUD dr H Soewondo Kendal, RSUD Banyumas, dan RSUD Kardinah Tegal. Yulianto menuturkan, saat ini, kondisi keenam pasien relatif baik.
Dengan tambahan enam pasien itu, hingga kini total sudah ada 38 pasien PDP atau terduga Covid-19 dan sejauh ini belum ada yang positif. Adapun satu meninggal, yang kemudian terdeteksi terinfeksi flu babi atau virus H1N1.
Terkait perkembangan wabah Covid-19 di Indonesia, Yulianto meminta masyarakat untuk waspada, tetapi tidak panik. Menurut dia, kepanikan akan membawa dampak luas yang justru merugikan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tetap tenang dan menjaga kebersihan serta kesehatan.
Masyarakat diminta memahami penyebaran virus korona baru sebagai pemicu Covid-19. “Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui rongga hidung. Karena itu, penting untuk memakai masker (di keramaian) serta mencuci tangan dengan benar karena virus bisa menular melalui suatu media,” katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jateng, Wahyu Setianingsih, menambahkan, perilaku hidup bersih dan sehat serta aktivitas yang baik menjadi kunci. Selain itu, penting pula konsumsi makanan sehat dan bergizi, sehingga kondisi kesehatan tubuh baik serta daya tahan meningkat.