Manfaatkaan Potensi Lokal di NTB untuk Berwirausaha
›
Manfaatkaan Potensi Lokal di...
Iklan
Manfaatkaan Potensi Lokal di NTB untuk Berwirausaha
Generasi muda di wilayah perdesaan Nusa Tenggara Barat semakin berdaya dengan membangun usaha rintisan memanfaatkan sumber daya alam lokal. Mereka diharapkan menjadi wirausaha baru yang mampu mengembangkan usahanya.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Generasi muda di wilayah perdesaan Nusa Tenggara Barat semakin berdaya dengan membangun usaha rintisan memanfaatkan sumber daya alam lokal. Sejumlah produk yang dihasilkan berupa kerajinan, pupuk cair, dan sandal berbahan tanaman enceng gondok. Mereka diharapkan menjadi wirausaha baru yang mampu mengembangkan usahanya secara mandiri.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah, sebelum membuka "Kegiatan Penguatan Kewirausahaan Bagi Pemuda", di Kota Mataram, NTB, Selasa (10/3/2020), mengatakan, menjadi wirausaha bukan semata soal modal usaha, melainkan juga semangat, kerja keras, tahan banting, dan kemauan belajar.
“Para pengusaha sukses justru yang tahan banting setelah mengalami jatuh-bangun membangun usahanya, karena meniadi entrepreneur harus belajar sepanjang hayat,” ucapnya.
Sitti juga mengapresiasi sejumlah anak muda yang telah memanfaatkan kesempatan dan waktu untuk kerja produktif dan berkarya. Mereka dinilai berkontribusi menciptakan lapangan kerja baru di NTB.
Husnul (18), mahasiswi semester II jurusan Analis Kesehatan Politeknik Medica Farmasi Mataram, mengatakan, keikutsertaannya dalam kegiatan itu untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kewirausahaan. Ia selama setahun membuka usaha minuman "Pamaus" akronim dari Papa Mama Mau Haus, berbahan cokelat, roti, butter cream, hingga cokelat misis.
Ia membuka gerai berdekatan dengan beberapa kampus yang menjadi sasaran pembelinya. Produknya terjual 300 gelas-500 gelas per hari, dan dijual seharga Rp 10.000-Rp 12.000 per gelas. “Tentu saya belum puas dengan omzet penjualan saat ini. Makanya saya ikut kegiatan ini biar tahu strategi penjualan,” ujar Husnul.
Sementara itu, Robi (17), siswa kelas III SMKN 8 Mataram, mengatakan hal nyaris senada. Ia memproduksi sandal berbahan baku tanaman enceng gondok. Bahan baku itu diperoleh di sungai dan areal sawah. Enceng gondok itu dikeringkan selama 1-2 hari lalu dijadikan tali dan sol. Kemudian alasnya memakai spounge, atau alas yang sudah jadi.
Sepasang sandal yang umumnya digunakan di dalam rumah itu dijual seharga Rp 35.000-Rp 60.000. Produksi sandal tergantung pemesan dan konsumennya dari beberapa desa di Lombok Barat dan Kota Mataram.
Penguatan kewirausahaan itu merupakan salah satu program "NTB Gemilang", yakni peningkatan mutu sumber daya manusia sebagai fondasi daya saing daerah.
Niko Akbar Saputra (27), asal Kabupaten Sumbawa Barat, memilih usaha pupuk cair berbahan kotoran ternak dan buah-buahan. Pembuatan pupuk cair itu ditekuni selama enam bulan, lalu dikemas dalam botol berkapasitas 1 liter. Harga jualnya Rp 150.000 per botol. Produknya dipasarkan melalui agen di Sumbawa Barat, Lombok Timur dan Lombok Utara.
“Selama enam bulan ini ada 300 botol yang bisa dipasarkan. Memang perlu waktu meyakinkan petani terkait kegunaan pupuk cair ini,” tutur Niko. Sebelum dipasarkan, pupuk itu diujicoba pada tanaman sawi. Hasilnya, daun sawi yang semula pahit, justru terasa manis.
Pupuk cair itu juga diujicoba pada tanaman jagung yang terbukti memacu produktivitas tanaman dari 7 ton per hektar menjadi 11 ton per hektar. “Saat ini pupuk cair ini kami ujicoba pada tanaman padi,” kata Niko, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Husnanidiaty Nurdin mengatakan, kegiatan penguatan kewirausahaan yang berlangsung hingga Sabtu (14/3/2020), itu diikuti 50 orang dari 10 kabupaten-kota NTB. Mereka mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang kewirausahaan, serta mengunjungi sentra-sentra industri di Lombok. Para peserta berusia 17 tahun-30 tahun, yang merintis dan sedang menjalankan usaha berskala kecil berupa produk gula semut berbahan air aren, kue kering, jajan basah, kerajinan tangan, tenun, enceng gondok dan pupuk cair.
Penguatan kewirausahaan itu merupakan salah satu program "NTB Gemilang", yakni peningkatan mutu sumber daya manusia sebagai fondasi daya saing daerah. Selain itu, rencana pembangunan jangka menengah NTB juga mencanangkan program kewirausahaan bagi pemuda, yang dalam lima tahun menargetkan 1.000 wirausaha muda di berbagai bidang usaha bisnis.