Saudi Tutup Hubungan dengan 9 Negara untuk Lindungi Kesehatan Warga
›
Saudi Tutup Hubungan dengan 9 ...
Iklan
Saudi Tutup Hubungan dengan 9 Negara untuk Lindungi Kesehatan Warga
Arab Saudi menutup akses udara dan laut dari sembilan negara terdampak Covid-19, yakni Bahrain, Mesir, Irak, Italia, Kuwait, Lebanon, Korea Selatan, Suriah, dan Uni Emirat Arab.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
DUBAI, SENIN — Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan menutup semua jalur masuk dan keluar, dari dan ke sembilan negara terdampak wabah Covid-19. Hal itu dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warganya.
Sembilan negara terdampak Covid-19 itu adalah Bahrain, Mesir, Irak, Italia, Kuwait, Lebanon, Korea Selatan, Suriah, dan Uni Emirat Arab.
Pada Senin (9/3/2020), otoritas Kerajaan Arab Saudi mulai menutup jalur udara dan laut mereka dari sembilan negara itu setelah menutup jalur darat dari dan ke sembilan negara itu.
”Untuk melindungi kesehatan warga dan memastikan keselamatan mereka, kerajaan memutuskan untuk sementara menangguhkan perjalanan,” kata pernyataan atas nama seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi yang tidak disebutkan namanya.
Etihad, maskapai penerbangan yang berbasis di Abu Dhabi, UEA, yang mengoperasikan 12 penerbangan ke Arab Saudi dalam sehari mengatakan, tiga pesawat telah terbang ketika pengumuman itu disampaikan.
Setelah ketiga pesawat itu mendarat di Dammam, Jedah, dan Riyadh, hanya penumpang berkewarganegaraan Arab Saudi yang diperkenankan turun sementara penumpang lainnya akan kembali di Abu Dhabi.
Sementara itu, Qatar telah memutus aksesnya terhadap 15 negara, yaitu Bangladesh, China, Mesir, India, Iran, Irak, Italia, Lebanon, Nepal, Pakistan, Filipina, Korea Selatan, Sri Lanka, Suriah, dan Thailand.
Di Timur Tengah, terdapat lebih dari 7.600 kasus positif Covid-19 di mana sebagian besar (7.161 kasus) berada di Iran. Otoritas Iran menyatakan, korban meninggal akibat Covid-19 bertambah 43 orang sehingga total korban meninggal menjadi 237 orang.
Adapun total kasus Covid-19 di dunia sudah lebih dari 105.000 kasus dari minimal 100 negara dengan jumlah korban meninggal hampir 4.000 jiwa.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Minggu (8/3/2020), terdapat delapan negara yang melaporkan kasus pertama Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Negara-negara itu adalah Bulgaria, Kosta Rika, Kepulauan Faroe, Guyana Perancis, Maladewa, Malta, Martinik, dan Moldova.
Tinggalkan Pyongyang
Pada Senin kemarin, penerbangan khusus dari Korea Utara (Korut) yang membawa puluhan diplomat dan warga asing lain tiba di Rusia.
Para penumpang yang sebagian besar menggunakan masker dan sebagian membawa anak-anak berbaris di Bandara Internasional Pyongyang. Petugas kesehatan Korut yang menggunakan alat pelindung diri memindai suhu tubuh mereka.
Kantor berita Pemerintah Rusia, Tass, melaporkan, terdapat sekitar 60 orang dalam pesawat itu, termasuk 13 warga Rusia yang terbang ke Vladivostok, Rusia.
Klaus Stross, Sekretaris I Kedutaan Besar Jerman di Pyongyang, mengatakan, sebanyak 103 orang, yang terdiri dari 63 warga asing dan 40 orang warga Korut, berada dalam penerbangan Air Koryo tersebut.
Otoritas Korut mencabut pemberlakukan karantina sebulan penuh bagi diplomat asing pada 2 Maret 2020. Ini memungkinkan para diplomat meninggalkan negara itu.
Sejauh ini, Pyongyang belum melaporkan adanya satu pun kasus Covid-19. Namun, media Pemerintah Korut telah melaporkan bahwa ribuan warga setempat telah dikarantina untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Duta Besar Inggris untuk Korut, Colin Crooks, mencuit, ”Pagi ini sedih mengucapkan selamat tinggal pada para kolega dari Kedutaan Besar Jerman dan Kantor Perwakilan Perancis untuk #KoreaUtara yang ditutup sementara”. Kedutaan Besar Inggris di Pyongyang sendiri tetap beroperasi.
Di Amerika Serikat, ”sejumlah” anggota Kongres memiliki riwayat kontak dengan seseorang yang menghadiri konferensi politik yang kemudian dikonfirmasi positif Covid-19.
Dalam laporannya kepada Kongres, tim dokter menyatakan bahwa orang yang sakit itu telah ”mengingat kembali nama-nama yang kontak dengannya selama konferensi”.
”Beberapa orang yang disebutkannya adalah anggota Kongres dan sudah dihubungi pada Sabtu (7/3/2020) malam,” demikian pernyataan tim dokter.
Kondisi kesehatan para anggota Kongres itu pun dinilai dan dinyatakan ”risikonya rendah”. Mereka dalam ”keadaan sehat”.
Untuk pertama kali, Kementerian Kesehatan Albania melaporkan adanya kasus positif Covid-19. Dalam laporan kasus itu terdapat dua orang yang positif, yakni seorang ayah dengan anaknya yang baru-baru ini pulang dari Florence, Italia.
Perdana Menteri Albania, Edi Rama, menggelar rapat kabinet untuk merespons hal tersebut. Pemerintah Albania mengatakan, sekolah akan ditutup sampai 3 April 2020, menunda penerbangan dari dan ke ”zona merah karantina” Italia, dan membatasi pertemuan-pertemuan besar untuk mencegah penyebaran Covid-19. (AP/AFP)