Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membentuk satuan tugas penanggulangan Covid-19. Langkah ini diharapkan mampu membuat penanganan wabah lebih terintegrasi dan tidak parsial.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membentuk satuan tugas penanggulangan Covid-19. Langkah ini diharapkan mampu membuat penanganan wabah lebih terintegrasi dan tidak parsial.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Nasrun Umar seusai memimpin Rapat Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19, Selasa (10/3/2020), mengungkapkan, pembentukan satgas ini merupakan jawaban pemerintah untuk mencegah masuknya Covid-19 ke Sumsel. Selama ini proses penanganan memang sudah dilakukan, tetapi masih bersifat parsial.
”Dengan adanya satgas ini, penanganan Covid-19 bisa lebih terintegrasi,” kata Nasrun. Semua pihak yang terkait terlibat, seperti TNI/Polri, dan instansi vertikal lainnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru yang membuka rapat tersebut mengatakan, pembentukan satgas itu merupakan upaya kesiapsiagaan seluruh unsur terkait dan masyarakat dalam menghadapi penyebaran virus SAR-CoV-2. Per 9 Maret 2020, sudah ada 19 orang di Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Satgas diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini terutama di pintu masuk, seperti pelabuhan dan bandara.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang Nur Purwoko Widodo mengatakan, saat ini sudah ada dua pemindai suhu tubuh yang dioperasikan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Pihaknya juga menambah 10 personel untuk menangani penumpang yang datang.
Dengan adanya satgas ini, penanganan Covid-19 bisa lebih terintegrasi.
Pemeriksaan juga dilakukan pada setiap kapal yang membawa kru dari sejumlah negara terjangkit, seperti China, Malaysia, dan Singapura. Dari pemeriksaan yang dilakukan, sejauh ini belum ada kru yang terindikasi menderita Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy mengungkapkan, dua orang yang pernah masuk ke ruang isolasi setelah menjalankan ibadah umrah dinyatakan negatif Covid-19. ”Hasil ini didapat setelah sampel dari Balitbangkes diterima beberapa hari lalu,” katanya.
Walau demikian, pihaknya tetap waspada. Dinas Kesehatan Sumsel telah menyediakan sejumlah fasilitas kesehatan, termasuk mengoperasikan fasilitas Public Safety Center (PSC) 119 yang sudah tersebar di 17 kabupaten/kota di Sumsel.
Tim PSC ini terdiri dari satu dokter, dua perawat, dan satu ambulans. Mereka dilatih untuk menangani kasus penyakit infeksi, termasuk cara penanganan Covid-19. Pihaknya juga sudah menyiapkan enam RS sebagai rujukan untuk pasien yang ada dalam pengawasan.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Sumsel, Yusri mengatakan, sepanjang Januari hingga saat ini, sudah ada 67 orang yang masuk dalam daftar dalam pemantauan kesehatan.
Namun, setelah melewati masa inkubasi selama 14 hari, sebanyak 52 orang dinyatakan baik. ”Sekarang masih ada 15 orang yang masih dalam masa inkubasi, enam di antaranya TKA (tenaga kerja asing) dari China,” katanya. Para pekerja itu bekerja di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ada di Kabupaten Muara Enim.