logo Kompas.id
"Ngalah", "Ngalih", Lalu...
Iklan

"Ngalah", "Ngalih", Lalu "Ngamuk"

Ada tiga karakter yang sering diidentikkan dengan petani Jawa, yakni "ngalah", "ngalih", dan "ngamuk". Segenap situasi, termasuk kebijakan pemerintah, memaksa petani bersikap. Keputusasaan memaksa mereka "ngamuk".

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xycIEIU7ITZbKyhwmGT0q5VzLNs=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2Fd1230f6b-a427-46ab-9cc8-7f0780c649ab_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Ilustrasi _ Petani beristirahat usai mengangkut daun ketela yang dibawa dengan perahu di Kali Piket, Desa Sukatenang, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).

Ada tiga sikap yang kerap diidentikkan sebagai karakter petani Jawa. Ketiganya, yakni ngalah, ngalih, dan ngamuk, mencerminkan reaksi atas situasi yang mereka hadapi. Tak terkecuali kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat hidup mereka.

Ngalah berarti mengalah atau pasrah. Ada banyak situasi yang kerap memaksa petani mengalah, antara lain anomali cuaca yang mengacaukan jadwal tanam, serangan hama penyakit, serta harga jual hasil panen anjlok.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000