Memberi stimulus tambahan usaha mikro, kecil, dan menengah akan menjadi katup pengaman perekonomian di tengah dampak virus korona.
Oleh
·2 menit baca
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam perekonomian. Menurut data tahun 2017 dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah unit usaha UMKM 99,9 persen dari total unit usaha atau 62,9 juta unit menurut Bank Indonesia. UMKM menyerap 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja, 89 persen di antaranya ada di sektor mikro, dan menyumbang 60,34 persen terhadap produk domestik bruto.
Selama ini UMKM telah membuktikan kemampuannya bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit. Sebagian besar UMKM belum berhubungan langsung dengan sektor keuangan domestik, apalagi global. Situasi tersebut menyebabkan UMKM selama ini mampu bertahan terhadap krisis keuangan global, seperti pada 1998 dan 2008.
Di bawah bayang-bayang pandemi virus korona, Covid-19, dampak melambatnya perekonomian global mulai dirasakan di dalam negeri. Harga minyak bumi jatuh ke aras terendah sejak 1991 dua hari lalu. Bursa saham juga terjun bebas. Harga komoditas lain, seperti gas dan minyak sawit, diperkirakan tertarik ke bawah apabila permintaan tidak segera pulih.
Berbeda dari krisis keuangan 1998 dan 2008, dampak perlambatan ekonomi karena Covid-19 dirasakan UMKM. Saat ini yang paling merasakan dampak adalah yang bergerak di bidang pariwisata.
Pemerintah menyediakan kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor UMKM dengan bunga pinjaman hanya enam persen. Tahun ini disediakan dana Rp 190 triliun. Bank Indonesia tengah memasukkan UMKM ke dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital nasional untuk meningkatkan kegiatan ekonomi UMKM dan kelas usaha mereka.
Untuk mendorong pertumbuhan UMKM, arah yang harus dituju adalah menjadikan UMKM berdaya saing dan berdaya guna. Oleh karena itu, prioritas diberikan kepada UMKM bertujuan ekspor dengan kandungan lokal tinggi, yang melakukan substitusi impor, memiliki keterkaitan hulu dan hilir besar, dan usaha yang menciptakan nilai tambah tinggi melalui tenaga terampil dan kreatif.
Dalam menghadapi Covid-19, Indonesia memiliki perlindungan alam berupa laut yang memisahkan belasan ribu pulau, hutan, dan sungai. Keunggulan geografis tersebut dapat menjadi keunggulan komparatif apabila pemerintah membangun gugus-gugus UMKM di daerah bebas Covid-19, terutama apabila bertujuan ekspor.
Pemerintah dan perbankan penyalur KUR seyogianya segera mengidentifikasi UMKM dengan keunggulan komparatif tersebut. Apabila pemerintah bisa memberikan kelonggaran dan insentif untuk usaha besar dan investor pasar keuangan, seharusnya pemerintah juga dapat memberikan perlakuan khusus sementara bagi UMKM, misalnya dengan pengurangan pajak.