Polisi Selidiki Kebakaran Mobil akibat Bom Molotov
›
Polisi Selidiki Kebakaran...
Iklan
Polisi Selidiki Kebakaran Mobil akibat Bom Molotov
Polisi akan menyelidiki dua botol bersumbu yang diduga bom molotov yang dilemparkan oleh pelaku yang belum teridentifikasi. Akibatnya, dua mobil hangus terbakar di Kelurahan Kayu Manis, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Oleh
Aguido Adri
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua mobil dalam garasi milik warga di Kelurahan Kayu Manis, Pulo Gadung, Jakarta Timur, hangus terbakar. Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran dua mobil tersebut. Diduga kebakaran akibat bom molotov.
Empat mobil pemadam kebakaran dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur dikerahkan untuk memadamkan dua mobil dalam garasi milik warga di Kelurahan Kayu Manis pada pukul 01.50.
“Setelah api kami padamkan sekitar pukul 02.20, kami menemukan dua botol bir dengan sumbu. Kami menduga yang menyebabkan kebakaran mobil tersebut adalah bom molotov,” kata Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur Gatot Sulaeman, Kamis (12/3/2020).
Gatot mengatakan, tidak ada korban jiwa yang menimpa keluarga yang berjumlah enam orang tersebut. Kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 500 juta.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Hery Purnomo mengatakan, pihaknya sudah memeriksa lokasi kebakaran. ”Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan dua botol bersumbu yang diduga bom molotov oleh Sudin Damkar. Masih kami selidiki,” kata Hery, saat dihubungi siang tadi.
Diduga teror
Salah satu warga yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, sebelum kejadian, dirinya melihat dua-tiga motor melintas di Jalan Bangunan Barat. Pengendara tersebut lalu berhenti di depan rumah dan melemparkan sesuatu ke garasi.
”Enggak tahu mereka siapa. Enggak sempat hitung juga ada berapa orang, mungkin empat orang atau lebih. Saat itu kami enggak curiga, jadi enggak terlalu memperhatikan. Setelah mereka lempar, terjadi kebakaran kecil lalu cepat besar dan ada ledakan tiga kali,” katanya.
Ia melanjutkan, seminggu sebelum kejadian ada dua orang tak dikenal memotret lokasi rumah.
Warga lainnya, Andi (67), mengatakan, keluarga H dikenal baik dan tidak pernah bermasalah dengan lingkungan. Bahkan, warga sering berkunjung untuk sekadar meminta jambu.
”Saya tidak tahu persis kejadiannya bagaimana, tahu-tahu dengar keributan dan ternyata rumah keluarga H kebakaran. Sebelum petugas pemadam kebakaran datang, warga bantu memadamkan api yang besar. Keluarga H selama ini baik,” kata Andi.
Sementara itu, kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon mengatakan, peristiwa yang menimpa keluarga H bisa saja sebagai bentuk teror untuk menakut-nakuti.
”Untuk mengetahui itu teror harus melihat barang bukti dan CCTV. Apa penyebabnya harus lihat hasil penyelidikan polisi dulu. Bisa saja itu terjadi karena ada masalah di antara kedua pihak sehingga muncul teror,” kata Simon.