Satgas TNI Menyelamatkan Situs Keramat Aborigin di Australia
›
Satgas TNI Menyelamatkan Situs...
Iklan
Satgas TNI Menyelamatkan Situs Keramat Aborigin di Australia
TNI membantu militer dan masyarakat Australia dalam penanganan pasca-kebakaran hutan dan semak. Mereka juga membantu menyelamatkan tempat keramat warisan nenek moyang suku Aborigin.
Oleh
Iwan Santosa
·4 menit baca
Militer harus selalu waspada, siap bertugas, dan mampu bekerja sama antarnegara dalam fungsi diplomasi militer. Sebagai bagian dari diplomasi militer tersebut, 38 prajurit TNI bertugas ke Australia selama sebulan (Februari-Maret 2020) membantu militer dan masyarakat Australia dalam penanganan pascabencana kebakaran yang menimpa benua Australia berbulan-bulan.
Satgas Pasukan Garuda yang dipimpin Komandan Kontingen Letkol (Kav) Fauzi tersebut menghimpun 30 prajurit Zeni TNI Angkatan Darat, enam prajurit Zeni dari Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) Korps Marinir TNI Angkatan Laut, enam prajurit Dinas Fasilitas dan Konstruksi (Faskon) TNI Angkatan Udara, dan prajurit medis TNI AD.
Komandan Satgas Garuda TNI Letkol Czi WI Dhanu Abidin menceritakan, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (6/3/2020), sejak tiba di New South Wales, Australia, 1 Februari 2020, Satgas Garuda langsung ditempatkan di barak Royal Australia Air Force (RAAF) di Richmond, berjarak sekitar 45 kilometer barat laut Sydney.
”Kami dibagi dalam dua tim. Ketika itu sudah beberapa kali hujan besar sehingga api yang mengepung permukiman warga sudah padam. Yang tersisa adalah bekas kehancuran bencana kebakaran di Australia. Kami bekerja bersama warga Australia dan militer Australia di enam lokasi. Tim berangkat pukul 07.00 waktu setempat dan kembali pukul 16.00 setiap hari,” kata Dhanu.
Prajurit TNI tersebut mendapat tugas di Aboriginal Community, Lithgow City (50 kilometer sebelah barat Richmond), Colo Heights (30 kilometer dari Richmond), Zigzag railway—salah satu obyek wisata jalur kereta api uap dekat Lithgow City yang ditutup karena bencana kebakaran, Clarence Road, Marrangaroo masih di kawasan berdekatan di wilayah Negara Bagian New South Wales.
Dhanu yang lulusan Akademi Militer tahun 2004 menceritakan, setiap pagi sebelum bertugas diberikan taklimat dan doa bersama. Setelah itu tim berangkat ke daerah sasaran untuk membersihkan bekas pohon tumbang, pohon yang sudah miring yang membahayakan warga, dan reruntuhan di daerah sasaran. Mereka membawa gergaji mesin ukuran 20-25 inci.
Sejumlah alat berat seperti buldoser, ekskavator dengan penjepit untuk mengangkat batang-batang kayu, dan loader dioperasikan oleh satgas. Mereka setiap hari bekerja bersama prajurit Australian Defense Forces (ADF) dan warga setempat. Saat istirahat, para prajurit mendapat ransum sandwich dan makan bersama dengan prajurit Australia.
Semua tugas dijalankan dengan baik dan hubungan yang akrab terjalin selama prajurit TNI bertugas di Australia. Satgas Garuda juga dipercaya mengurus tempat keramat suku Aborigin yang terdampak bencana kebakaran dan banjir di dekat Lithgow.
”Kami membuat tanggul darurat di tempat keramat suku asli Aborigin. Lokasi tersebut bernama Blackhand Fellow Cave. Banyak lukisan cap tangan yang disebut sudah berumur 35.000 tahun di lokasi tersebut,” ujar Dhanu.
Lokasi yang dalam bahasa Aborigin disebut Maiyingu Marragu itu terancam longsoran tebing karena tergerus erosi air setelah kebakaran menghancurkan vegetasi di bagian atas goa keramat bersejarah tersebut. Lokasi tersebut hanya dapat dijangkau dengan kendaraan gardan ganda dan merupakan salah satu tempat wisata penting.
Prajurit TNI membuat tumpukan ranting dan dahan pohon untuk menahan erosi di tanah yang menjadi aliran air. Masyarakat Aborigin yang tinggal di dekat lokasi tersebut sangat berterima kasih atas upaya Satgas Garuda menyelamatkan tempat keramat warisan nenek moyang suku Aborigin.
Lukisan-lukisan dengan tapak tangan itu mirip dengan lukisan prasejarah sejenis di Indonesia seperti terdapat di Papua dan pedalaman Sangkulirang, Kalimantan Timur.
Semua tugas dijalankan dengan baik. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam sambutan kepulangan Satgas Garuda dari Australia, mengutip pidato Perdana Menteri Scott Morisson, yang memuji kerja sama dan bantuan kemanusiaan Indonesia melalui prajurit TNI sebagai sahabat sejati.
”Spektrum ancaman saat ini semakin luas sehingga diperlukan kerja sama antarnegara. Saat ini kita pun menghadapi ancaman wabah Covid-19. Berbagai kontingen Garuda juga masih bertugas di beberapa negara saat ini,” kata Panglima TNI.
Para pejabat TNI, Australia Defense Forces, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Australia menyambut kepulangan Satgas Garuda tersebut. Panglima TNI mengingatkan agar prajurit selalu siap untuk penugasan berikut, termasuk dalam misi kemanusiaan di mancanegara.