Serangan ke Pangkalan Militer Taji Tewaskan Tiga Prajurit Koalisi
›
Serangan ke Pangkalan Militer ...
Iklan
Serangan ke Pangkalan Militer Taji Tewaskan Tiga Prajurit Koalisi
Serangan roket ke pangkalan militer Taji di Baghdad menewaskan tiga prajurit dan melukai belasan lainnya. Serangan terakhir ke pangkalan militer AS pada Januari lalu meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BAGHDAD, KAMIS — Tiga prajurit, satu orang berasal dari Inggris dan dua orang dari Amerika Serikat, tewas akibat serangan roket atas pangkalah militer Irak di Taji, utara Baghdad, ibu kota Irak, Rabu (11/3/2020) malam waktu setempat atau Kamis dinihari WIB. Belasan personel militer terluka akibat serangan tersebut.
Pejabat militer yang mengetahui kondisi terakhir para korban, Kamis (12/3/2020), mengatakan, jumlah korban mungkin bertambah mengingat luka-luka yang cukup serius yang dialami oleh para korban.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dikabarkan telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab melalui telepon.
Keduanya menegaskan, para pelaku serangan tersebut harus bertanggung jawab atas dampak yang terjadi, terutama karena telah menewaskan tiga prajurit anggota pasukan koalisi.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengecam serangan tersebut. ”Kami akan terus berkoordinasi dengan kolega internasional kami untuk mendapatkan keterangan lebih rinci atas serangan yang mengerikan itu,” kata Johnson.
Pejabat militer AS, dikutip dari The New York Times, mengatakan, patroli militer Irak menemukan sebuah truk yang diduga digunakan sebagai sarana peluncur roket beberapa kilometer dari pangkalah militer Taji.
Roket yang digunakan untuk menyerang pangkalan militer tersebut merupakan roket Katyusha 30 107 milimeter yang pernah digunakan oleh pasukan Uni Soviet (sekarang Rusia) pada Perang Dunia II. Sebanyak 18 roket meluncur ke pangkalan militer Taji.
Hingga berita ini diturunkan belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Tudingan Pemerintah AS
Pemerintah AS menuding kelompok militer Hashed Al-Shaabi, kelompok paramiliter yang didukung oleh pemerintahan Iran, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Meskipun belum ada pernyataan balik dari kelompok Hased Al-Shaabi, menurut organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), militer AS di Irak telah memerintahkan serangan udara dengan pesawat tempur mereka untuk menyerang basis-basis pertahananan kelompok Al-Shaabi di wilayah perbatasan Suriah dan Irak.
Rami Abdel Rahman, Direktur SHOR yang berbasis di London, Inggris, itu menyatakan, 18 orang anggota kelompok tersebut tewas setelah pesawat tempur AS itu membombardir kawasan di sekitar Albukamal, wilayah perbatasan Irak yang berbatasan dengan Suriah.
Faksi garis keras Al-Shaabi, yang didukung pasukan Pemeirntah Suriah selama beberapa tahun terakhir, merupakan target serangan balik pasukan koalisi dan pasukan Israel di Suriah.
Menurut pejabat militer AS kepada kantor berita AFP, mereka menilai kelompok ini lebih berbahaya dibandingkan pasukan pejuang Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), terutama karena frekuensi serangan terhadap basis-basis militer pasukan koalisi dan ketepatan serangan tersebut.
Serangan atas pangkalan militer Taji adalah serangan ke-22 atas instalasi militer AS di Irak. Serangan terakhir atas instalasi militer AS di Irak berbuah eskalasi politik dan militer di kawasan tersebut, yang melibatkan Iran dan AS pada Januari lalu. (AFP/REUTERS)