Penyiapan sumber daya manusia merupakan salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan. Kesiapan bukan hanya dari sisi keterampilan, melainkan juga mental.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah era disrupsi dan transformasi, sejumlah perusahaan menghadapi tantangan dalam melengkapi kualitas sumber daya manusia dengan pengalaman riil. Metode mentoring dapat menjadi solusi dari tantangan tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Boston Consulting Group pada 2016, Presiden Direktur PT Daya Dimensi Indonesia Yuri Yogaswara menyampaikan, ada kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang siap memimpin.
”Mentoring menjadi jalan terbaik (dari kesenjangan ini) untuk menjadi sarana berbagi dari SDM yang berpengalaman ke SDM yang belum berpengalaman. Pengalaman-pengalaman yang dibagikan tidak bisa didapatkan melalui pendidikan formal,” katanya saat ditemui setelah acara berjudul Perkenalan Rumah Mentor Indonesia (Rumi) di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Dalam diskusi, Head of Human Capital Services PT Astra International Agustina Wulandari Agustin menyampaikan, perusahaannya memiliki SDM muda yang memiliki pengetahuan dan berpotensi menjadi pimpinan perusahaan, tetapi tidak memiliki pengalaman. Untuk mengakselerasi pengalaman yang melahirkan kebijaksanaan, perusahaan akan menempatkan SDM tersebut di proyek bisnis yang baru atau proyek bisnis penuh tekanan dengan bimbingan dari senior berpengalaman.
Strategi tersebut, menurut Agustina, merupakan langkah korporasi agar tetap lincah dalam menghadapi perubahan. ”Organisasi (perusahaan) butuh SDM yang memiliki kapabilitas belajar, berubah, dan berinovasi,” katanya.
Di acara yang sama, Direktur Layanan Strategis MIND ID Ogi Prastomiyono berpendapat, mentoring merupakan akselerator bagi SDM yang berpotensi memimpin perusahaan. Melalui proses mentoring, SDM potensial itu mendapatkan perspektif multidimensi dari mentornya yang lebih berpengalaman dalam menjalankan perusahaan.
Secara teknis mentoring, kata Ogi, mentor dapat membuat pihak yang dibimbing menghadapi dan merasakan pengalaman yang baru dan berbeda. Hal ini dapat membuat SDM potensial sebagai peserta bimbingan mengalami proses pendewasaan.
Mental
Founder EKI Dance Company Aiko Senosoenoto menilai, materi mentoring tidak melulu soal hal-hal teknis dalam karier ataupun pekerjaan. ”Mentor perlu memperhatikan hal-hal seperti latihan mental, kesiapan menghadapi perubahan hidup, cara bergaul, bahkan cara mengelola keuangan,” katanya.
Aiko juga menyatakan, mentor tak harus berusia lebih tua dari pihak yang dibimbing. Dia mencontohkan, kini anaknya menjadi mentornya dalam memahami selera pasar dan pola pikir generasi yang lebih muda darinya.
Rumi, lembaga independen yang menghadirkan program mentoring yang diinisiasi sejumlah pihak. Mereka adalah Agus DW Martowardojo, Sarwono Kusumaatmadja, Djohan Emir Setijoso, Budi Gunadi Sadikin, Gunarni Soeworo, Heru Prasetyo, Hilmi Panigoro, John S Karamoy, Kuntoro Mangkusubroto, Erry Riyana Hardjapamekas, Ogi Prastomiyono, dan Shanti L Poesposoetjipto. Rumi merupakan lembaga independen yang menghadirkan program mentoring.
Wakil Menteri I Kementerian BUMN Budi Gunadi Sadikin berpendapat, Rumi dapat menjadi sarana bagi SDM Indonesia untuk mendapatkan pendidikan di tataran hati dan jiwa. Dia berharap, SDM yang mengikuti program mentoring Rumi dapat menjadi pemimpin Indonesia, khususnya jajaran direksi BUMN.
Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan 2010-2014 Kuntoro Mangkusubroto menyatakan, mentoring merupakan bentuk investasi seorang mentor terhadap bimbingannya karena ada waktu yang dialokasikan. Oleh sebab itu, dia mesti percaya pada mentee atau pihak yang dibimbing. Kepercayaan itu dapat dinilai dari aspek kedisiplinan, antusiasme belajar, dan cara menyampaikan pemikiran.
Sebagai evaluasi terhadap proses mentoring, Kuntoro berpendapat, mekanisme umpan balik dari mentee-nya berperan strategis. ”Tujuannya, terdapat pembenahan dan tindak lanjut dari proses mentoring yang telah berjalan agar terjadi perbaikan dari waktu ke waktu,” katanya.