Baru Berselang 2 Hari Diserang, Pangkalan Koalisi AS di Taji Jadi Sasaran Roket Lagi
›
Baru Berselang 2 Hari...
Iklan
Baru Berselang 2 Hari Diserang, Pangkalan Koalisi AS di Taji Jadi Sasaran Roket Lagi
Sudah 23 kali pasukan AS dan aneka fasilitas negara itu di Irak menjadi sasaran serangan. Pekan ini, sudah dua kali pangkalan militer AS di Taji, sebelah utara Baghdad, dihujani serangan roket.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
BAGHDAD, SABTU — Pangkalan Taji, salah satu markas pasukan asing di Irak, kembali dihujani roket pada Sabtu (14/3/2020) pagi waktu setempat. Sedikitnya dua tentara Irak cedera dalam serangan itu. Pangkalan Taji, sekitar 36 kilometer utara Baghdad, kurang dari sepekan sebelumnya juga disasar roket.
Seorang kolonel Irak di pangkalan itu mengatakan mendengar 10 ledakan. Selepas 10 ledakan terpisah, sirene meraung-raung di pangkalan yang dihuni pasukan Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa itu.
”Korban sementara adalah dua prajurit dari batalyon pertahanan udara Irak. Kondisi mereka kritis,” kata Tahsin al-Khafaji, juru bicara komando operasi gabungan Irak.
Sejumlah tentara Irak yang tidak mau namanya dipublikasikan menyatakan, lebih dari 10 roket menyasar pangkalan itu. Sebagian roket meledak di kawasan tempat tinggal pasukan asing. Sebagian lainnya meledak di landas pacu yang kerap dipakai tentara Irak.
Aparat Irak telah menemukan lokasi peluncuran. Bukti di lokasi menunjukkan Pangkalan Militer Taji diserang dengan roket Katyusha, senjata buatan Uni Soviet dan banyak dipakai semasa Perang Dunia II. Walakin, mereka tidak menemukan petunjuk tentang pelaku serangan. Sampai Sabtu malam, tidak ada satu pihak pun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sejumlah perwira AS menyebutkan, mendung di atas area tersebut dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kemampuan pengintaian AS berkurang. Kondisi itu diduga ikut membuat penyerang meluncurkan roket pada pagi hari. Dalam beberapa serangan sebelumnya, roket diluncurkan pada malam hingga dini hari.
Dengan serangan terakhir pada Sabtu pagi, sudah 23 kali pasukan AS dan aneka fasilitas negara itu di Irak jadi sasaran. Serangan terakhir diluncurkan Rabu lalu. Kala itu, dua tentara AS dan seorang prajurit Inggris tewas setelah 18 roket Katyusha menghantam Pangkalan Taji.
AS membalas serangan itu dengan mengebom lima lokasi di perbatasan Irak-Suriah. Akibatnya, lima aparat Irak dan seorang warga sipil Irak tewas. Tidak ada satu pun anggota Pasukan Rakyat (Hashed al-Shaabi) ataupun Kataib Hezbollah Irak tewas dalam serangan dengan pesawat nirawak AS itu.
Padahal, AS menyebut sasaran serangan adalah gudang senjata Kataib Hezbollah, salah satu sayap milisi di Irak yang didukung Iran. Kelompok itu dituding bertanggung jawab atas serangan ke Taji, Rabu lalu.
Washington juga menuding Kataib Hezbollah bertanggung jawab atas serangan ke Pangkalan K-1 di Kirkuk pada Desember 2019. Sebagai balasan, AS membunuh komandan kelompok tersebut, Abu Mahdi al-Muhandis, lewat serangan di Bandara Baghdad. Washington juga mengebom sejumlah lokasi di Irak karena dinyatakan sebagai sarang Kataib Hezbollah.
Untuk serangan di bandara Baghdad dan sejumlah lokasi di Irak, Kataib Hezbollah menyatakan akan membalas. Meskipun demikian, kelompok itu tidak pernah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah peluncuran roket ke beberapa pangkalan militer di Irak.
Intelijen Irak menyebut serangan ke pangkalan K-1 dilancarkan dari desa yang dikenal sebagai pendukung kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang diperangi Kataib Hezbollah. (AFP/REUTERS)