Kekelahan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan membuat Indonesia hanya diwakili oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo/Markus Fernaldy Gideon dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada semifinal All England, hari ini.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, JUMAT — Kekalahan juara bertahan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada perempat final membuat Indonesia hanya menempatkan dua wakil pada semifinal All England yang berlangsung hari Sabtu (14/3/2020). Harapan ”Merah Putih” ada di tangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktiavianti.
Hendra/Ahsan, wakil terakhir Indonesia yang tampil pada perempat final di Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Jumat (13/3) malam atau Sabtu pagi WIB, gagal memperpanjang jumlah kemenangan atas Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang). Pasangan berjuluk ”Daddies” ini kalah 19-21, 18-21, dalam waktu 35 menit. Ini membuat statistik menang-kalah mereka menjadi 6-2 untuk keunggulan Hendra/Ahsan.
Endo/Watanabe menjadi pasangan Jepang ketiga yang dihadapi Hendra/Ahsan dalam tiga laga beruntun. Pada dua babak sebelumnya, mereka mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dan Akira Koga/Taichi Saito, masing-masing, dalam tiga gim.
Namun, semakin tinggi level, semakin kuat pula pasangan yang dihadapi. Endo/Watanabe, peringkat keenam dunia, lebih sabar daripada dua pasangan Jepang sebelumnya. Dengan kesabaran tersebut, mereka pintar mengatur irama permainan, menanti saat yang tepat untuk mendapat poin.
Faktor itu membuat Hendra/Ahsan tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Mereka bahkan membuat banyak kesalahan hingga menghilangkan keunggulan pada gim kedua.
Pada gim tersebut, ganda Indonesia berperingkat kedua dunia itu unggul 11-6 saat jeda. Namun, pasangan Jepang membalikkan keadaan melalui beberapa kesalahan Ahsan di lapangan depan dan kelemahan pasangan Indonesia dalam bertahan.
”Hari ini kami banyak melakukan kesalahan. Harusnya tadi bisa tetap menekan dan menjaga poin, tetapi jadinya mereka bangkit lagi, berubah ketat lagi,” kata Ahsan dalam laman resmi PP PBSI.
Kekalahan ”Daddies” membuat Kevin/Marcus menjadi satu-satunya harapan pada ganda putra. ”Minions” yang mengalahkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 21-17-21-19, akan berhadapan dengan Wang Chi Lin/Lee Yang (Taiwan).
Kevin/Marcus menang pada dua pertemuan yang terjadi tahun 2019, tetapi mereka tak boleh meremehkan pasangan nomor tujuh dunia tersebut. Kevin menilai, Wang/Lee memiliki kekuatan pada pukulan yang sulit ditahan.
”Pasti tidak mudah untuk dikalahkan, tetapi peluang untuk menang sama. Yang penting, kami harus lebih siap dari babak-babak sebelumnya,” ujar Kevin.
Kembalinya ganda putra nomor satu dunia itu ke semifinal membuka peluang untuk meraih hasil seperti tahun 2017 dan 2018 ketika juara. Pada 2019, mereka tidak dapat menahan tekanan menjadi juara untuk ketiga kali secara beruntun hingga tersingkir pada babak pertama.
Indonesia juga bisa menaruh harap kepada ganda campuran peringkat kelima dunia, Praveen/Melati, yang akan berhadapan dengan wakil tuan rumah, Marcus Ellis/Lauren Smith, pada semifinal. Ini menjadi semifinal kedua secara beruntun bagi Praveen/Melati yang tampil di All England sejak 2019. Sebelumnya, Praveen tampil bersama Debby Susanto, yang telah pensiun, dan menjadi juara pada 2016.
Turnamen ditangguhkan
Seiring dengan penyebaran Covid-19 yang telah dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya menangguhkan semua turnamen bulu tangkis sejak 16 Maret hingga 12 April. Dalam pernyataan BWF yang diumumkan pada Sabtu dini hari WIB, mereka sangat mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan atlet, ofisial, dan orang lain yang terlibat dalam turnamen.
Dengan pembatalan atau penundaan yang berlaku setelah selesai All England ini, beberapa turnamen BWF World Tour yang terdampak adalah Swiss Terbuka Super 300 (17-22 Maret), India Terbuka Super 500 (24-29 Maret), Malaysia Terbuka Super 750 (31 Maret-5 April), dan Singapura Terbuka Super 500 (7-12 April).
Pembatalan ini terjadi pada masa kulifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 29 April 2019 hingga 26 April 2020. Untuk itu, BWF akan membahas peraturan tentang pengumpulan poin dari turnamen-turnamen yang ditangguhkan.
PBSI menilai, keputusan BWF tersebut merupakan langkah yang tepat di tengah pandemik virus korona. ”Saya kira ini merupakan kebijakan tepat yang diambil BWF untuk saat ini, menunda semua pertandingan sampai kondisi yang cukup kondusif untuk pemain, ofisial, dan juga penonton,” kata Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto.
Dengan kondisi ini, pria yang akrab disapa Budi tersebut akan mempertimbangkan penyelenggaraan turnamen di Indonesia. ”Ada beberapa turnamen yang akan menjadi pertimbangan kami, salah satunya adalah Sirkuit Nasional yang akan berlangsung di Purwokerto,” kata Budi.
Adapun untuk Indonesia Terbuka yang akan berlangsung 16-20 Juni, PBSI masih menunggu perkembangan situasi sambil melakukan konsultasi dengan pemerintah. Menjadi turnamen bulu tangkis paling besar di Indonesia, Indonesia Terbuka selalu mendatangkan banyak penonton. Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, tempat penyelenggaraan, selalu dipenuhi penonton sejak hari pertama turnamen.