Kolaborasi buat Pemeriksaan Spesimen Jadi Lebih Cepat
›
Kolaborasi buat Pemeriksaan...
Iklan
Kolaborasi buat Pemeriksaan Spesimen Jadi Lebih Cepat
Pelibatan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, serta lembaga lain dalam pengujian spesimen pasien terduga Covid-19 diyakini mampu mempercepat keluarnya hasil uji.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pelibatan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, serta lembaga lain dalam pengujian spesimen pasien terduga Covid-19 diyakini mampu mempercepat keluarnya hasil uji. Sampel pasien, terutama dari daerah-daerah, bisa diuji lebih cepat karena tidak perlu dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Ketua Lembaga Penyakit Tropis (LPT) Universitas Airlangga Prof Maria Lucia Inge Lusida di Surabaya, Sabtu (14/3/2020), mengatakan, dengan diberikannya kewenangan menguji spesimen, hasil uji laboratorium dari pasien di Jatim bisa lebih cepat diketahui. Jika sebelumnya sampel harus dikirim ke Jakarta, kini jarak semakin dekat karena di Surabaya.
”Kalau pengujian di Jakarta bisa membutuhkan waktu hingga satu minggu karena jarak pengiriman jauh, kini lokasi pengujian lebih dekat sehingga penanganannya juga bisa lebih cepat,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Kesehatan agar pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19 bisa dilakukan di LPT Unair dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Mereka bisa mulai melakukan uji spesimen sejak Senin (16/3/2020).
Inge mengatakan, pihaknya sudah bisa melakukan pengujian sampel sejak awal Februari setelah mendapatkan reagen melalui kerja sama dengan Universitas Kobe, Jepang. Mereka pernah melakukan pengujian hingga 50 sampel dan hasilnya sama dengan pengujian di Badan Litbang Kemenkes.
Reagen yang mereka miliki masih bisa digunakan untuk menguji hingga 2.000 sampel. Pengujian sampel tersebut menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
”Sampel diambil dari tiga lokasi di tubuh pasien. Hasilnya bisa keluar paling cepat lima jam setelah pengujian,” ujarnya.
Rektor Unair Mohammad Nasih menuturkan, Unair siap berkontribusi maksimal dalam penanganan pandemi Covid-19. Pihaknya siap bekerja sama dengan universitas ataupun rumah sakit lain yang akan melakukan pengujian spesimen korona. ”Terima kasih atas kepercayaannya kepada Unair,” ungkapnya.
Sampel diambil dari tiga lokasi di tubuh pasien. Hasilnya bisa keluar paling cepat lima jam setelah pengujian.
Terkait dengan kondisi pandemi Covid-19 di Surabaya, sejumlah kampus mulai mengeluarkan rekomendasi tentang perkuliahan. Di Unair, Nasih meminta mahasiswa yang sakit agar tidak ke kampus dan segera memeriksakan diri ke dokter. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dalam satu ruangan juga ditunda.
Pihaknya belum mengambil keputusan melaksanakan perkuliahan secara daring. Alasannya, dikhawatirkan mahasiswa sulit dipantau kegiatannya saat tidak di kampus. ”Untuk ujian, kami akan lakukan secara daring,” ucapnya.
Sementara itu, di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, kegiatan perkuliahan di dalam kelas ditiadakan sementara pada 16-20 Maret 2020. Perkuliahan bisa dilakukan dengan metode lain, seperti penugasan secara daring.
Di Universitas Negeri Surabaya, kegiatan perkuliahan seperti teori, praktikum, kegiatan lapangan, ujian, dan bimbingan dilakukan secara daring sejak Sabtu hingga waktu yang belum ditentukan.
Adapun Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat yang ingin mengurus dokumen kependudukan, kecuali kartu tanda penduduk elektronik, bisa memanfaatkan layanan daring. Warga tidak perlu menuju Mal Pelayanan Publik Siola dan cukup mengakses lewat laman http://www.klampid.disdukcapilsurabaya.id/.
”Selain mengurangi potensi penularan, pengurusan dokumen secara daring lebih hemat waktu dan biaya,” kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji.